Vote dan komennya jangan lupa ya! Target seperti biasa kok. Gak kurang gak nambah.Dia tidak mencintaiku, tapi dia
ingin menghancurkan ku.✨🥀
Dres selutut berwarna putih dengan rambut di gerai membuat cewek yang berada di depan cermin menyunggingkan senyumnya.
"Malam ini, Netta seneng banget. Dan Netta juga udah mutusin buat terus merjuangin Ken, selagi Netta masih belum benar-benar hancur." Monolog Netta tak henti-hentinya membayangkan hal apa saja yang akan jadi kenangan indah di malam ini.
Di rasa penampilannya sudah cantik, Netta memutuskan turun ke lantai bawah. Untuk berpamitan pada ayahnya.
Perlahan Netta mendekat ke arah ayahnya yang duduk sambil membaca buku. "Eum... Yah aku keluar sebentar yah malam ini. Boleh kan?"
"Apasi yang gak boleh buat Puteri kesayangan ayah ini." Jawab Andre tak segan-segan.
Senyum manis sekali Netta tunjukkan. "Makasih ayah. Yaudah aku pamit dulu." Lanjutnya setelah itu mencium punggung tangan ayahnya.
Langkah demi langkah Netta lewati dengan riang. Ia berniat jalan di depan komplek untuk menunggu Ken menjemputnya. Ah, iya ternyata prediksnya salah. Netta kira ialah yang sampai duluan, ternyata mobil Ken sudah stay. Syukurlah jadi ia tidak perlu menunggu lama.
"Lama banget sih Lo!" Tegur Ken ketika melihat Netta sudah di depan mobilnya.
Netta terkesigap. "Hehe, maaf ya Ken. Namanya juga cewek."
"Ya kalau bukan cewek Lo banci gitu?lama gue nunggu cepet masuk." Titah Ken tanpa bantahan.
Tidak menjawab apapun lagi, Netta memilih langsung masuk kedalam mobil Ken. Bodoh sekali cewek itu, Ken melongo luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
After possesive Psikopat [BELUM REVISI]
Teen Fiction(GAK FOLLOW DULU SEBELUM BACA SIAP-SIAP GUE SANTET ONLINE) Note : untuk di baca bukan untuk di tulis ulang! Berani plagiat, hukum karma siap memantimu. DEJAVU! itu lah kata yang pas untuk menarik garis besar cerita ini. Eitss... Bukan Dejavu yang be...