bagian 57. [end]

3K 209 24
                                    

Haruto bangun telat hari ini, bahkan sekarang sudah waktunya makan siang. Tapi haruto tak ada niat sedikit pun untuk keluar dari kamar nya

"Apa yang akan ku lakukan hari ini?" Tanya haruto pada diri sendiri

"Bermain game seperti nya menyenangkan" gumamnya lagi lalu mengambil ponsel nya

Tiga jam berlalu begitu cepat, haruto bermain game hingga baterai ponsel nya habis.

Bukannya mandi dan turun untuk makan haruto malah balik tidur, ini biasa ia lakukan saat orang tua dan adik nya Romy tak ada di rumah

Hanya ada dia dan Junghwan mereka sama sama sudah bisa mengurus diri sendiri

BRAKKK!!!

pintu kamar Junghwan terbanting keras, membuat haruto sedikit tersentak bangun dari tidur nya

"Sudah jam 10 malam kemana Junghwan malam malam seperti ini" gumam haruto dengan nada yang pelan dan perlahan kembali ke alam mimpi nya

Seperti itu lah kegiatan haruto selama libur, hanya di kamar tidur dan bermain game tanpa makan dan tanpa mandi

Jika liburan mandi seminggu sekali sudah lebih dari cukup bagi haruto

⚫⚪⚫

"Haruto bangun nak, kau masih tidur jam segini?! Dan kenapa kau masih ada di sini?!" Seseorang membangun kan haruto dengan brutal hingga haruto hampir terhuyung jatuh dari kasur

"Eomaaa..." Haruto masih dengan setengah sadar

"Kenapa kau masih di sini! Apa yang kau pikirkan!" teriak wanita itu

"Apa yang terjadi eomma? Kenapa kau terlihat buru buru dan apa ini sudah sore?"

"Dasar kau ini!" Ibu haruto tertunduk dan terisak kecil melihat kelakuan anak nya ini

"Eomma kau kenapa? Apa aku melukai mu?" Tanya haruto panik

"Kau bodoh haruto.. bagaimana mungkin kau masih disini dengan pakaian santai mu dan ini sudah sore" ibu haruto masih terisak dan memukul dada haruto

"Eomma ada apa? Jangan seperti ini, apa aku melakukan kesalahan?" Haruto

"Kesalahan ini yang akan membuat mu menyesal lagi nak, kenapa kau sangat ceroboh. Adik mu adalah yang pertama tau segala nya, kenapa seperti ini haruto" ibu haruto lalu menarik haruto kedalam pelukannya

"Jeongwoo meninggalkan kita untuk selama nya nak" ucap ibu haruto

"Apa yang kau pikirkan eomma, kenapa kau mengatakan hal seperti itu!!" Haruto mendadak panik

⚫⚪⚫

disini haruto duduk hanya bisa menatap foto yang di pajang tepat di tempat peristirahatan terakhir jeongwoo 

air mata haruto tak bisa berhenti, ia sudah menghabiskan tiga jam lama nya duduk meratapi kepergian jeongwoo tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi

"kata kan pada ku jeongwoo, dimana aku bisa menemui mu lagi. aku tak bisa hidup seperti ini" lirih haruto

semakin dalam ia melihat foto jeongwoo, semakin terngiang kalimat terakhir yang jeongwoo ucapkan dua hari yang lalu

"menyakitkan bukan" junkyu duduk tepat di sebelah haruto

"a-apa aku masih pantas melanjutkan hidup?" lirih haruto tertunduk

"setiap manusia yang dilahirkan sudah pasti berhak untuk melanjutkan hidupnya masing masing, kepergian jeongwoo bukan lah akhir dari segala nya" jelas junkyu

"aku bahkan belum sempat menjadikannya milikku dan memberikan kebahagiaan yang pantas" air mata haruto turun

"kenapa tak ada yang memberitahu ku" suara haruto hampir habis

"bukan hanya kau, tapi yang lain juga tak terima kehilangan ini seperti angin yang berlalu"

"kenapa ini terasa sangat sakit, aku bahkan belum mengaku salah atas perbuatan ku"

"sudahlah, ini kau jadikan pelajaran. ingat seperti kata ku, kepergian seseorang dalam hidup mu bukan berarti kau juga harus ikut mereka pergi" junkyu lalu berdiri meninggalkan haruto

⚫⚪⚫

air infus terus menetes dari selang dan berjalan menjalar masuk ke tubuh haruto, pria ini jatuh sakit dan di larikan ke rumah sakit karena tiba tiba pingsan saat menapaki anak tangga yang ada di rumah nya

setelah dua bulan kepergian jeongwoo tak ada yang benar benar berubah, yang berubah hanya suasa yang semakin hari semakin dingin diantara haruto dan teman teman nya

tak ada kejadian saling menyalahkan di kepergian jeongwoo, haruto sendiri ia tak tau apa penyebab jeongwoo meninggalkannya.

"junkyu aku ingin mengunjungi jeongwoo" pinta haruto

"lagi? kau bahkan baru kemarin dari sana haruto" junkyu

haruto menghela nafas panjang, setelah kepergian jeongwoo haruto tak pernah absen mengunjungi jeongwoo. membawa apa pun yang ingin ia berikan pada jeongwoo

⚫⚪⚫

Sekarang haruto berdiam diri menatap foto jeongwoo yang terpajang di sana

"kau kemari lagi" suara pria paruh baya mengalihkan perhatian haruto

"maaf" lirih haruto

"kenapa minta maaf, ku dengar kau sakit. jangan berlarut larut, cepat sembuh" ayah jeongwoo menepuk nepuk bahu haruto

"ini" ayah jeongwoo memberikan sebuah ponsel pada haruto

"a-apa ini" haruto

"ini ponsel milik jeongwoo, kau simpan lah baik baik. aku tak lama di sini, kau jangan berlama lama di sini" ayah jeongwoo menepuk bahu lagi haruto dan pergi

"haruto ayo pulang, kau harus sembuh jangan menyiksa diri sendiri hanya karena kepergian seseorang dari sisi mu" junkyu

"aku ingin tau kenapa jeongwoo pergi secepat itu tanpa sepatah kata, apa boleh?" tanya haruto menatap junkyu

junkyu menghela nafas pelan, "jeongwoo mengalami cedera kepala hematoma sesaat setelah kepala nya teluka karena kau" suara junkyu perlahan mengecil 

"a-aku lagi?!" haruto histeris hingga tersungkur

"jangan marah pada diri mu sendiri, ini memang sudah jalannya." junkyu menatap haruto kasian

bukan hanya menyiksa diri dengan tak makan berhari hari haruto juga sering menangis tak henti henti ini membuat kesehatannya semakin menurun, buruk nya lagi mungkin haruto mengalami gangguan psikis

"kita sama sama ditinggalkan, jadi jangan pernah merasa sendiri" jihoon menepuk nepuk bahu haruto

aku bahkan belum sempat mengatakan semua yang ingin aku katakan, maafkan aku tak bisa membuat mu senang di akhir hidup mu. aku mencintai mu sangat, maafkan aku. ini memang pantas ku dapatkan ~ haruto


bad [hajeongwoo]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang