bagian 5.

3.3K 511 25
                                    

jeongwoo masih berbaring di ranjang sementara haruto ia masih duduk di bangku sisi kanan ranjang

apa ia tidur batin jeongwoo saat melihat haruto sendari tadi menutup matanya

perlahan jeongwoo berdiri ia ingin kembali ke kelas ia merasa tak nyaman terlalu lama bersama haruto di ruangan yang sama

Jeongwoo berjalan mengendap endap seakan pencuri masuk rumah

Saat sampai didepan pintu benar saja pintu itu dikunci oleh haruto

"astaga bagaimana mungkin aku membuka pintu ini tanpa suara" gumam jeongwoo

"kau mau kemana?" tanya haruto yang tiba tiba muncul di belakang jeongwoo

"astaga!" jeongwoo terkejut bukan main

"k-kenapa kau ada disini" tanya jeongwoo gugup

"aku bertanya padamu lebih dulu" ucap haruto melipat tangannya depan dada

"a-aku ingin ke kelas" jawab jeongwoo tertunduk

Haruto menghela nafas panjang
"kau sangat keras kepala" ucap haruto menatap jeongwoo datar

"mian" lirih jeongwoo

"kembali ke ranjang mu" ucap haruto

Jeongwoo yang pincang pincang perlahan berjalan ke ranjang yg tadi

Kau sangat menyebalkan batin jeongwoo menekuk bibirnya

"akh!" pekik jeongwoo karena kaki nya tiba tiba tertekuk sambil memegang tiang tirai

Haruto diam sebentar melihat jeongwoo dan perlahan mendekat ke jeongwoo

"mau ku bantu?" tanya haruto memasukkan tangannya ke saku celananya

Jeongwoo menggeleng ribut
"aniyo, aku bisa sendiri" ucap jeongwoo melanjutkan jalannya

Haruto pun menaikkan sebelah alisnya menatap jeongwoo binggung, lalu tersenyum miring

"kenapa kau malah mendorongku?!" jeongwoo sudah terjatuh ia memang di didorong oleh haruto tapi bukan dengan kedua tangannya hanya menggunakan tangan kiri nya dan hanya pakai jari telunjuk

"kau tak membutuhkan bantuanku tapi saat didorong dengan jari jari telunjuk ku kau sudah jatuh" ucap haruto

"aku tak mau kau bantu bukan berarti kau yang harus membuatku kesusahan" ucap jeongwoo sambil menggesekkan kaki nya pada lantai

melihat itu haruto hanya diam menatap jeongwoo, bel berbunyi. mendengar itu jeongwoo ingin berdiri tapi ia kesulitan

"mau kau bantu?" tanya haruto

"aniya, gwenchana. aku bisaa sendiri" ucap jeongwoo masih berusaha berdiri

"terserah" ucap haruto lalu pergi dari hadapan jeongwoo dan kembali ke ranjang yang tadi ditempati jeongwoo

apa apaan itu, niat membantu tapi tangan nya saja ada di saku batin jeongwoo mengumpat, karena bel istirahat baru saja berbunyi jeongwoo berniat kembali lagi ke kelas

saat sudah di depan pintu jeongwoo binggung karena pintu nya masih terkunci dan kuncinya tak ada disana, ia ingin bertanya pada haruto tapi ia malu. berakhirlah ia hanya diam dan duduk di depan pintu ruangan kesehatan sambil memeluk lutut nya yang masih dalam keadaan tak baik.

"kembali ke kasur mu" haruto kembali menghampiri jeongwoo

"aku ingin kembali ke kelas" jeongwoo hanya menatap kaki haruto yang berdiri di hadapannya

"apa kau memiliki kekasih dikelas mu itu?" tanya haruto dengan suara datar

jeongwoo menggeleng ribut
"aku tidak suka lama disini" ucap jeongwoo tertunduk

"kembali ke ranjang mu sekarang atau aku akan...." haruto lalu berjongkok mendekatkan diri pada jeongwoo

"iya aku kembali sekarang" ucap jeongwoo perlahan mengeser ke kiri karena ia tak bisa jika langsung berdiri tapi belum juga ia bergerak tangan haruto lebih dulu menghalaginya dengan meletakkannya pada sisi kiri jeongwoo

"aku belum selesai bicara" ucapnya

"tapi aku akan kembali ke ranjang sekarang kau tak perlu melanjutkan perkataanmu" ucap jeongwoo tertunduk

"ooh" haruto lalu beranjak pergi

"bisa kah kau meletakkan kunci nya di tempatnya semula?" tanya jeongwoo dengan nada takut

"tidak bisa" ucap haruto terus melanjutkan langkah nya

kenapa aku bisa menyukai makhluk seperti haruto ya tuhan batin jeongwoo

jeongwoo kembali kekasurnya yang tadi ia melihat haruto bermain ponsel
jeongwoo hanya duduk di tepi ranjang itu sambil melihat kaki nya sudah sedikit membaik hanya kemerahannya belum juga hilang dan rasa perihnya masih ada

tiba tiba ponsel jeongwoo bergetar di saku

"yeoboseyo" jeongwoo meletakkan ponselnya di telinga kanannya

"kau ada dimana?" tanya orang itu

"aku ada di ruang kesehatan" jawab jeongwoo

"dengan siapa kau disana?" tanya orang itu lagi

sekilas jeongwoo melihat haruto
"sendiri" ucap jeongwoo

"ooo, kau baik baik saja sendiri bukan?" tanya nya lagi

jeongwoo hanya berdehem

"ya sudah nanti aku akan kesana, sekarang aku sedang menyalin catatan untuk mu" ucapnya lagi

"gomawoo" ucap jeongwoo tersenyum tipis

"nee" ucap orang itu lalu menutup sambungan telepon

jeongwoo sedikit melirik haruto yang masi sibuk dengan ponselnya

semoga saja ia tak mendengar ucapanku tadi batin jeongwoo

"kau mengganggapku apa?" tanya haruto tapi tak mengalihkan tatapannya dari ponselnya

"nee?" jeongwoo sedikit binggung

"orang yang menghubungi mu bertanya dengan siapa kau di ruangan ini dan kau mengatakan kau hanya sendiri" ucap haruto

"kau mendengarnya" cicit jeongwoo tertunduk

"ya, memang pantas kau berkata seperti itu karena aku kesini bukan untuk menemani mu tapi hanya untuk bolos saja" ucap haruto lalu berdiri dari duduk nya dan melangkah pergi

jeongwoo mendengar suara sepatu haruto makin menjauh dan suara pintu tertutup dengan keras memenuhi telinga jeongwoo

"kau jahat haru-yaa saat aku dibully kau hanya diam saat aku disakiti pun kau hanya diam kenapa kau jadi manusia yang tidak memiliki toleransi meski hanya setitik" perlahan mata jeongwoo mengeluarkan air mata yang jatuh tanpa seizinnya

wait for the next part 👋

give me vote and comment :)

bad [hajeongwoo]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang