baian 54.

1.3K 199 6
                                    

"kau sudah pernah bertemu junghwan lagi?" tanya jihoon

jeongwoo menggeleng, "masih belum ada waktu, padahal aku ingin memeluknya" jeongwoo menatap jihoon sekilas

"nanti mau bertemu dengannya?" tanya jihoon

"boleh, kau bagaimana dengan yoonbin hyeong?" tanya jeongwoo balik

"entahlah, semua masih sama saat di awal. tidak ada saling sapa, tak ada senyuman, tak ada notifikasi satu sama lain, dan selalu canggung di keadaan apa pun" jihoon tersenyum pahit 

"kau tak ada niat untuk memperbaiki semua?"

jihoon menggeleng, "dari awal memang ia hanya bermain main jeongwoo dan dengan bodohnya aku menerima nya begitu saja" 

"dari mana kau tau dia main main dia serius dengan mu" 

"sejauh ini aku masih belum bisa mengalahkan rasa kecewa ku" 

"kau belum memaafkannya?"

"sudah, tapi untuk menerima nya kembali aku ragu" 

"apa karena hyunsuk hyeong?" 

jihoon menggeleng, "aku memilih untuk bersama nya kemarin karena aku pikir aku bisa lebih cepat melupakan yoonbin, tapi jatuhnya sama saja. aku tak bisa melupakannya tapi aku tak kuat untuk menerima nya lagi"

"permainan kecil ternyata bisa menyakiti mu sampai sejauh ini" jeongwoo memilih kembali membaca buku nya

"aku keluar dulu jeongwoo, kepala ku terasa panas" jihoon berdiri dan keluar

"memaafkan memang sulit tapi jauh lebih sulit untuk memberikan kesempatan kedua" gumam jeongwoo menatap punggung jihoon menjauh

"jeongwoo!" seseorang tiba tiba duduk di samping jeongwoo

"haru?" 

haruto mengulum bibirnya lagi, dari mata nya jeongwoo bisa melihat ada ketakutan tersirat di dalam nya

"kau tak papa?" jeongwoo 

"tak papa, kau mengingatku?" 

jeongwoo tersenyum dan menggangguk, "banyak hal yang mulai ku ingat tentang mu"

"apa saja?"

"rahasia" jeongwoo tertawa kecil dan kembali membaca buku nya

"ayolah, aku ingin tau ini kan tentang ku juga" rengek haruto

"aku ingin keliling sekolah ini, mau menemaniku?" jeongwoo mengalihkan pembicaraan, lebih tepatnya menunda topik pembicaraan

"ayo" haruto langsung menarik jeongwoo, mereka berkeliling tak lama karena jeongwoo lelah. mereka memilih untuk duduk di tepi lapangan basket

"kau mau tau hal hal yang aku ingat tentang mu?" tanya jeongwoo

"apa?"  

"hujan, seseorang yang paling mencintai ku, seseorang yang selalu berkata hanya ingin dan seseorang yang membuatku berada di kekacauan ini" ucap jeongwoo menatap lurus

haruto menatap jeongwoo, ia tau jangan kan untuk mendapatkan maaf dari jeongwoo bahkan duduk di sebelah nya saja seharusnya tak pantas.

"maafkan aku" gumam haruto pelan tapi masih bisa di dengar oleh jeongwoo

"tak ada yang perlu di maafkan" jeongwoo tersenyum menatap haruto

"kau menyesal dekat dengan ku lagi?" tanya haruto dengan mata yang mulai berkaca kaca

"tidak sama sekali, bahkan aku senang kau ada disini untukku" jeongwoo mengusap lengan haruto

"jangan seperti itu" jeongwoo menarik tangan haruto yang meremat kuat rambutnya "kau tau saat jihoon mengatakan aku mencintai seseorang sampai sejauh itu awal nya aku tak percaya karena aku bukan orang yang seperti itu" jeongwoo merapikan rambut haruto

"dan saat aku tau kau adalah orang nya ada sedikit kekecewaan dalam hati ku aku berpikir jika aku tak menyukai maksudku tak mencintai mu sejauh ini mungkin aku tak akan ada di kekacauan ini" jeongwoo menangkup wajah haruto

"k-kau masih berfikir hal yang sama?" tanya haruto

"tidak, aku sekarang berpikir kau adalah orang yang tepat untuk ku sukai dan ku cintai, jangan menangis seperti ini. kau terlihat sangat menyedihkan" kekeh jeongwoo

"maafkan aku, aku selalu mementingkan ego ku. aku tak pernah memikirkan perasaan mu" haruto memeluk jeongwoo

"tak papa" jeongwoo mengelus sayang kepala haruto

"jeongwoo, junghwan sedang menunggu. jika kau sudah selesai dia ada di parkiran" jihoon datang

"aku ke sana sekarang" jawab jeongwoo, jihoon menggangguk dan pergi dari sana

"kau baik baik saja kan?" tanya jeongwoo

haruto hanya mengangguk sambil menghapus jejak air mata nya

"ayo" jeongwoo menarik haruto

"kemana?" tanya haruto

"menemui adikmu, aku merindukannya dari beberapa hari yang lalu" jeongwoo

"kau saja" haruto menahan langkah nya

"kenapa? tidak bisa kau ikut dengan ku menemuinya?" 

"aku takut canggung ketika bertemu dengan junghwan saat ada kau" haruto

"tidak akan, ayo" jeongwoo memaksa haruto

"junghwan" jeongwoo menghampiri junghwan dan melepas genggamannya pada tangan haruto

junghwan tersenyum, setelah sekian lama junghwan mendengar lagi suara yang ia rindukan

"kalian dari mana?" tanya junghwan 

"dari lapangan basket" jawab jeongwoo

junghwan mengalihkan perhatiannya pada haruto yang dari tadi hanya tertunduk, "hyoeng, tak perlu merasa canggung atau tak enak" junghwan

"eoh, aku hanya..." haruto tak menyelesaikan kalimatnya karena ia tak tau apa lagi yang harus ia ucapkan

"tak papa" jeongwoo menepuk nepuk bahu haruto

"aku sudah melihatmu, aku duluan" junghwan

"kau mau kemana?" tanya jeongwoo binggung

"aku ingin pulang, aku hanya ingin melihat mu tadi" Junghwan

Jeongwoo mengangguk, "hati hati"

"Kau takut pada adik mu sediri" jeongwoo meledek haruto

"Dia sangat menyeramkan belakangan ini"

"Kau lebih menyeramkan" jeongwoo tertawa dan meninggalkan haruto

wait for the next part 👋

give me vote and comment :)

bad [hajeongwoo]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang