Inside - 2. Tinggal Bersama

1K 119 17
                                    

Hi, Anne muncul lagi. Kali ini singkat dulu sebelum masuk petualangan yang sebenarnya.

Happy reading!!

=====

Mungkin kiranya memang harus bersabar. Selepas menghabiskan waktu di masa lalu, keluarga Potter dan Weasley kini harus menerima kenyataan.. mereka harus nengurus yang datang dari masa lalu.

"Kalau ada Mum dan Dad, makin pas. Ketemu besan."

Ucapan Ron membuat seketika jantung James dan Lily berdegup kencang. Mereka tidak pernah membayangkan akan masa yang secepat ini. Putra mereka baru saja setahun, tapi yang kini dihadapan mereka.. tidak hanya anak, namun menantu dan para cucunya tengah hadir. Lalu sekarang membahas tentang besan? Kepala James rasanya ingin putus.

Berbisik pelan, James memberi tahu istrinya tentang apa yang kini ada di bayangannya. "Coba bayangkan, setua apa Arthur dan Molly sekarang?" lalu James menutupnya dengan tawa.

"Tapi kabar mereka baik-baik saja, bukan?" tanya Lily lembut.

"Sakit pinggang dan nyeri gigi. Biasa, orang tua."  Sahut George. Ia sibuk memasang topi tinggi prajurit khas Denmark ke kepala James. Sementara Albus membolak-balik kaos bertuliskan I love Copenhagen miliknya.

Ginny datang dari dapur membawa sebuah toples berisi kue kering khas oleh-oleh dari sang kakak. Baginya, ini adalah hadiah paling waras yang dibelikan Ron dan George.

"Hey, kata penjualnya, spatula itu tahan panas walaupun karet. Warnanya juga cantik, bukan?" meringis, Ron merasa bangga bisa membelikan satu set utensils memasak yang sempat diinginkan Ginny. Tapi, memanglah seorang Ron Weasley. Tidak sempurna jika ia tidak melakukan hal aneh dalam hidupnya.

Wajah sinis Ginny tertanggap oleh suaminya. Dengan sabar, Harry menenangkan jika itu adalah hadiah yang  bagus.

"Kita harus menghargai pemberiannya, Sayang. Jauh-jauh loh Ron membeli oleh-oleh ini sampai ke Copenhagen." Ujar Harry.

"Belinya di Copenhagen, tapi barangnya buatan China." Suara Ginny jelas dan tegas. Sementara Lily menahan tawanya demi menjaga perasaan Ron. Percuma memang, Ron menanggapi ocehan adiknya dengan tawa nyaring.

"Aku sendiri tidak tahu itu barang buatan China, Gin. George bilang, itu cocok untukmu. Mereka juga bilang, itu produk oleh-oleh yang sering dibeli turis. Aku beli, lah." Ron membela diri kalau tindakannya sudah tepat.

Harry ikut menyemangati Ron. Baginya, Ron masih memberi oleh-oleh ke keluarganya sudah sangat baik sekali. Ketika anak Harry pun dapat. Mereka juga merasa senang dengan hadiahnya.

"Terima kasih, Ron. Ini sangat bermanfaat." Ucap Harry sambil menunjukkan oleh-oleh yang ia dapat. Sebuah kotak penyimpanan kacamata dengan gambar landscape perkotaan Copenhagen.

Bagus, meski keterangan pada kotak itu bertuliskan.. buatan Jepang.

"Nah, cukup untuk basa-basi oleh-olehmu ini. Sekarang, bagaimana nasib mertuaku, Ron? Mereka bisa kembali, kan?"

Dua keping kue kering mentega khas Denmark itu rasanya seketika keras. Ron lemas, Ginny ternyata mengingatkan masalah itu. Alih-alih mendapat bantuan George, pria itu malah memanfaatkan moment Lily Jr yang tiba-tiba menangis.

"Owh, diamlah, nak. Kita keluar sebentar, yuk. Ayo, James dan Albus ikut keluar sebentar, ya. Sepertinya Lily kepanasan." Sambil berlalu pergi, dalam bisikan George bangga kepada keponakannya itu.

"Terima kasih, Lils. Kau menyelamatkanku dari Ibumu yang mengerikan itu."

Sementara di dalam, Ginny masih mengetuk-ngetukkan spatula barunya menunggu penjelasan Ron.

"Aku berharap, semua hadiahmu ini bukan bermaksud sebagai biaya permintaan maaf." Kata Ginny langsung menodong wajah Ron dengan ujung spatula. "Katakan, cepat!"

"Gin, dengarkan dulu." Kalau boleh jujur, Ron takut sekali.

Begitu pula James. Ia tidak percaya aura amarah Ginny tidak jauh beda dengan Lily, istrinya. "Selera Harry rupanya sama denganku." Batinnya.

Pipinya dicubit pelan oleh Lily. Ada suara rengekan di kamar, Lily cepat-cepat bergegas masuk kamar untuk melihat apakah bayi Harry terbangun.

"Ini terlalu bahaya, Ron. Tidak baik berada di masa yang belum terjadi dalam hidup mereka." Imbuh Harry.

Sebenarnya, Harry senang mendapati kedua orangtuanya ada di dekatnya. Namun itu sebuah kesalahan, tidak selayaknya harus dengan cara seperti ini.   James ikut menuturkan ia pun senang bisa melihat semuanya telah bahagia di masa depan.

Rasa syukur yang tidak terkira mengingat  di masanya itu untuk bertahan hidup saja sangat sulit. "Aku senang di sini. Tapi senang saja tidak bisa menjadi pilihan." Kata James.

"Kami takut membahayakan kalian di sini." Lily, muncul dengan bayi Harry digendongannya. Hal ini yang membuat Ron terkesima sekalipun berpikir.

Bagaimana jadinya jika terjadi perubahan  masa mereka?

"Maafkan aku, tapi memang aku dan George juga belum mendapatkan cara memperbaiki cawan sihir itu. Efeknya di luar kuasa kami, Harry." Ungkap Ron. Secarik perkamen ia tunjukkan ke James dan Harry.

Surat yang rupanya balasan dari seseorang bernama Silas Anderson.

"Dia berjanji akan mengabariku saat cawan itu berhasil disempurnakan."

Ron menatap orangtua Harry saling bergantian. "Maaf, tapi sepertinya.. Kalian harus tinggal sedikit lebih lama di sini." Satu keping kue kering mendarat di mulutnya.

"Pasti akan seru sekali."

Harry dan Ginny pun pasrah. Mereka sendiri sudah menebak akan jadi seperti ini. Tidak bisa begitu saja menyalahkan Ron ataupun George sebagai pemilik cawan itu. Ada tangan jahil James Jr yang berperan besar dalam insiden kali ini. Dan kalau diingat, insiden sebelumnya pun begitu.

Teriakan James Jr menggem dari halaman depan. "Mummy, Lily mencopot sayap kupu-kupu dan memakannya!" begitu suara James.

Dengan paniknya, masih membawa spatulanya.. Ginny berlari tunggang langgang menuju pintu masuk. Meraih tisu sekenanya berharap Lily belum sampai menelannya.

"Lihat, kan.. Seru sekali rumah ini. Selamat datang di zaman milenium, Mr. dan Mrs. Potter!"

Ya, setidaknya ada waktu menikmati masa depan yang mungkin tidak akan pernah merek rasakan.

TBC

=======

Siappp.. Ternyata banyak juga yang nungguin ada sekuel cerita ini. Makasihh...

Rencananya aku mau pisah ke buku baru, tapi belum bikin covernya. Jadi, untuk sementara di sini dulu.

Petualan mereka akhirnya di mulai. Apa ya yang bakal kejadian saat James dan Lily Potter senior tinggal di rumah anak mereka yang udah dewasa? Menurut kalian, bakal terjadi sesuatu nggak nih..

Apakah akan muncul seseorang misterius macam yang sebelumnya?

Silakann tinggalkan komentar, ya! Semoga tetap terus sehat dan bahagia selalu! Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Thanks a lot,

Anne xoxo

Outside (time travel HP fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang