Chapter 8

2.5K 267 23
                                    

Hi, guys!!
Mungkin postingan ini agak tidak seperti biasa. Wifi mati.. jadi harus up lewat app-nya Wattpad dari tablet. Penulisannya jadi aneh. Segera diperbaiki setelah wifi rumah nyala.

Maaf atas gangguan ini, ya!
Happy reading!

====================

Hampir satu jam Molly mondar-mandir di sekitar pintu masuk. Semua anak-anak diboyong turun, menempati aula bawah sambil menikmati makan malam. Hanya Lily dan Hugo yang sempat memakan bubur mereka. Hugo terus menangis, menolak keras bubur kombinasi kentang dan sayuran buatan Molly ke mulutnya.

“Mungkin Hugo bosan,” bisik Ron.

“Sejak mereka semua di sini, Lily dan Hugo selalu makan bubur itu. Sungguh malang nasib menjadi bayi.” Kali ini George tak tega pada Hugo. Segera mungkin ia bergerak-gerak pelan berjalan menuju Ron. Di situlah, wajah Ron tegang menerima tubuh kecil Hugo dalam pelukannya.

Fred tersenyum geli. Ron kaku sekali mengendong bayi. Jauh lebih kaku daripada dirinya. “Sedih sekali, menggendong anak sendiri yang tak tahu kapan dibuatnya.” Ledeknya.

“Jaga mulutmu, Fred!” Ron bergidik. Apalagi ketika Hermione terlihat samar-samar menyembunyikan senyumannya.

Tanpa banyak bicara, Ginny lebih memiliki inisiatif untuk langsung mengambil Lily dari gendongan Fred. Sangat mudah bagi Ginny untuk mengambil alih perhatian Lily. Meski tetap menangis, halangan Ginny ketika merayu Lily yang merajuk adalah perhatian anak itu yang akan lama memperhatikan dirinya seperti memastikan sesuatu. Pandangannya sering kali terlihat waspada pada Ginny.

“It’s OK, Lily. Mungkin wajahku berbeda dengan Mummymu di rumah—masa depan, tapi aku akan berusaha menjadi em.. penganti sementera Mummymu.”

Ekspresi Lily tak berubah ketika diberi penjelasan singkat Ginny. Lily masih sulit meyakini dirinya tentang sosok wanita yang ia kira sebagai ibunya selama berhari-hari. Jauh daripada itu, dalam diri Lily masih merasa kenyamanan meski dari segi rupa.. ada perbedaan.

“Lily mulai linglung. Dia pasti sudah lama tak minum ASI.” Ujar Tonks sambil menuangkan sup kacangnya.

“Astaga, benar.” Molly baru menyadarinya. Mangkuk di tangannya ia letakkan kembali ke atas meja. “Anak-anak ini sudah tak menyusu. Bahkan kita tak memberinya susu.”

Tiba-tiba ditengah perbicangan mereka, pintu arah depan terdengar diketuk pelan. Selanjutnya derit engsel pintu tua yang berkarat memberi isyarat akan masuk seseorang, mungkin. Molly dan Tonks bergegas keluar mencari tahu dan.. terkejutlah mereka.

“Kalian sebenarnya mencari siapa, sih?” Teriak Tonks, “jadi, James kalian temukan sudah dewasa, lalu.. Fred brewok?”

Sosok pria jangkung di sisi Sirius melotot sebal. “Bloody hell, Nymphadora! Aku hanya malas mencukurnya. Dan—aku Ronald, by the way. Bukan Fred!”

“Jangan panggil Nymphadora, bodoh! Aku Tonks—“

“Sama saja,” Ron dewasa mengedik memberi ancama. Tinggi Tonks hanya sampai dagu Ron dewasa. Sehingga Tonks mengalah pergi dan mengambil makanan di dapur.

Sorot mata semua orang akhirnya tertuju pada sosok lain di belakang Remus. Harry muda dan Harry dewasa berjalan beriringan namun tak saling pandang. Yang ada, Harry remaja berusaha keras mengalihkan pandangannya dan berjalan lebih cepat dari sosok dirinya dari masa depan itu. Segera mungkin, Harry muda mencari alasan ia harus segera pergi, dan akhirnya pandangannya itu tertuju pada sosok mungil di gendongan Ginny.

Outside (time travel HP fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang