Chapter Extra - Inside? (2)

3.3K 192 37
                                    

Hi, everyone!

Lama nggak update, ya! Skripsi terus menanti, nih. Belum lagi banyak urusan yang susah ditinggalkan. Tapi untuk kesempatan kali ini.. chapter terakhir Outside benar-benar OUT! Yeeeeee!!! :)

Mana nih yang udah nungguin! Banyak banget yang minta update tapi belum aku up. Sekarang udah siap, deh. 

Chapter tambahan yang ke 2 ini makin panjang.. semoga nggak bosen tapi malah puas, ya! 

Kayaknya langsung aja deh daripada banyak intermezo.. Yuk langsung di baca! 

Happy reading!

------------------------------------------------------------------------------------

Cawan berisi air dengan tutup berupa foto keluarga James Potter telah menjadi barang bukti. James-yang-lain tahu ulahnya jadi masalah. Menunduk lesu ia mengaku, dari mana cawan sihir itu didapatkan.

"Jangan marah, maafkan aku, Mummy! Aku akan kembalikan ke Fredie."

"Mummy tidak mau tahu. Kau tetap Mummy hukum, James."

James Jr terbelalak kalut. Mau bagaimana lagi, pada akhirnya Ibunya marah juga. Satu persatu hukuman James pun mulai disebutkan.

"Tidak ada waktu berkunjung ke toko Uncle, apalagi bertemu dengan Fredie. Mummy dan Daddy akan batasi pertemuan kalian atau mungkin kau tidak boleh bertemu sama sekali. Cawan ini Mummy dan Daddy yang akan urus. Mengerti itu, young man?" ancam ibunya begitu menyeramkan.

Bagi James Jr, itu masalah besar. Semua harus ia bayar untuk kedatangan kakek, nenek, dan ayahnya yang kini muncul dalam kondisi masih bayi. Jauh dari apa yang sebenarnya ingin ia lakukan. Hanya sebatas berbicara seperti bertelepon, bukan bertemu langsung dengan berbagi peluk cium seperti yang telah terjadi hari ini. Memang menyenangkan, tapi pada akhirnya hukuman siap ia terima.

Dengan saksama James memerhatikan kamar cucu masa depannya itu penuh kekaguman. "Aku punya cucu. Tiga orang." Batinnya.

Sosok anak laki-laki yang sedang dimarahi habis-habisan oleh Ibunya itu sontak mengalihkan perhatian James. Istrinya, Lily, bersama si kecil Harry ikut mendekat untuk menenangkan James Jr. Dia tidak menangis, hanya terus merengek meminta hukumannya dikurangi. Sesekali terdengar Lily memberikan pengertian agar James Jr tidak sembrono dalam menggunakan alat-alat sihir. Apalagi untuk sesuatu yang berbahaya. Sangat lembut cara Lily menasihati cucunya.

"Maafkan aku, Mummy.. Grandma—dan Daddy kecil," kata James Jr. Langsung saja Ginny melihat si kecil Harry di gendongan Lily. Balita itu seperti ikut berceloteh menasihati si sulung James Sirius Potter. Tapi sejurus kemudian pandangannya teralihkan. Harry kecil rupanya sedang memperhatikan Ginny. Sorot mata kehijauannya tertuju pada mata Ginny.

Sedetik kemudian, ada gemuruh kecil di dada Ginny. "Tatapannya sama-sama membuatku jatuh cinta." Ujarnya lirih. Begitu ajaib, batin Ginny. Lily sempat mendengarnya. Dirinya tidak sadar tersenyum memperhatikan putra kecilnya dan menantunya itu.

"Harry pasti sudah tumbuh menjadi pria yang—hebat. Benar begitu, kan?"

"Sangat hebat. Tentu saja dia suamiku."

"Merlin. Aku yakin Harry akan jadi orang hebat." Lily mencium belakang kepala Harry kecil mengungkapkan rasa bangganya. "Meski dia baru beberapa bulan saja keluar dari rahimku. Aku bisa merasakannya."

"Berapa usianya sekarang?" Si kecil Harry senang pipinya dibelai-belai lembut oleh Ginny hingga tertawa. Sementara si pemilik pipi hanya tertawa terpingkal karena James Jr pun ikut menggodanya. Ginny hampir tega untuk mencubitnya karena terlalu gemas. Sesuatu yang sering ia lakukan pada Harry jika sudah dibuat jengkel atas ulah suaminya itu.

Outside (time travel HP fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang