Chapter 4

3.2K 319 17
                                    

Hi, semuanya!

Kelihatannya fic ini lumayan menghibur ya Anne taruh di Wattpad.. hehehe.. jadi kepikiran nulis extra part khusus untuk yang baca di Wattpad nanti.. 

YANG SETUJU... ANNE TUNGGU KOMENTARNYA!

Tapi nanti, sekarang baca dulu chapter 4nya.

Happy reading!

==============================================================

Semula pesta akan dimulai sekitar pukul tujuh malam. Paling lama hingga setengah delapan malam. Namun nyatanya, sampai pukul sembilan pesta tak kunjung mulai dan bahkan terkesan siap dibatalkan. Semua sibuk. Makanan masih utuh, kalau pun berkurang pasti sisa potongan asal yang dambil diam-diam oleh beberapa orang—yang tentunya tidak akan mengaku.

Dengan mulut penuh krim coklat, Ron mengayunkan tongkatnya ke sekeliling kamar bekas para anak sempat beristirahat. Satu persatu perabotan bergeser pelan, memberikan kesempatan granula berwarna biru metalik berterbangan menuju kotak yang ada di tangan kiri Ron.

"Sementara jangan bernapas lewat hidung!" ujar George ikut memberi peringatan.

Semua yang datang menyaksikan usaha Ron dan George bersama-sama menutup lubang pernapasan mereka. Ada yang menutupi dengan tangan ataupun menelungkupkan wajah mereka di pelukan pasangan masing-masing. Salah satunya adalah Ginny.

Sambil menangis, ia melesakkan wajah cantiknya ke dada Harry sambil terus bergumam rasa penyesalannya. "Ini semua salahku.. salahku," bisiknya.

"Sudahlah, Ginny. Jangan menyalahkan dirimu seperti itu." Harry mengusap kepala Ginny pelan, "kau tak tahu kantung itu apa. Kau juga sudah menjauhkannya dari anak-anak, bukan?"

"Tapi tetap saja, mereka hilang karena mereka bisa mengambilnya kembali. Dan sekarang—mereka hilang, Harry!"

Suara isakan yang lain datang dari anak-anak. Victoire dan adiknya, Dominique. Dua anak perempuan itu memeluk ibu mereka erat. Ketakutan adik bungsu mereka hilang. Tidak salah jika Fleur akhirnya ikut menangisi kepergian putranya itu.

Mantera Ron melemah seiring sedikitnya butir biru yang terbang masuk ke dalam kotak. Sepersekian detik kemudian mantera Ron hilang. Semua bubuk telah kembali masuk. Helaan napas lega terlepas begitu berat. Ron menunjukkan bubuk yang ia dapat dari George. Kakak-beradik Weasley itu saling beradu pendapat untuk jumlah bubuk yang kini mereka dapat. Jika dilihat secara kasat mata, kotak kayu Ron terisi hampir tiga perempat bagian. Tidak cukup banyak tapi menurut George, mereka masih punya harapan.

"Setidaknya kita punya sisa bubuk ini untuk membuat portal baru. Meski kekuatannya tak sebesar bubuk yang hilang terhirup anak-anak." Tutur George bersiap mengambil alih kotak dari tangan Ron.

Rencananya, George dan Ron akan membawanya ke laboratorium pribadi milik salah satu ahli ramuan kenalan mereka untuk kembali diuji, sayangnya ada sebuah kendala. "Kami tak tahu apakah dengan sekali melakukan percobaan kita bisa berhasil. Kita harus berhati-hati dan teliti. Sisa bubuk yang kita dapat tak banyak. Jadi kita tidak bisa main-main membuatnya." Kata Ron.

"Tapi kapan, Ron? Anak-anak tak tahu sekarang di mana dan kalian sendiri tak tahu kapan dan apakah bisa membuatnya dengan sukses." Seru Hermione, tangannya terus menggenggam erat selimut hangat Hugo yang sempat ia pakaikan selama perjalanan menuju Grimmauld Place pada putranya. Di sisinya, Andromeda menepuk pundaknya pelan memberi semangat.

Outside (time travel HP fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang