Singkat!
Happy reading!
=================
Derit suara engsel jendela kayu mengusik diamnya Arthur di sisi tiga orang cucunya. Ia sendiri tak sadar, mengapa ia bisa terbaring di salah satu ruangan dengan bau tepung dan tanah yang basah. Ia tak bisa bergerak kini. Fred Jr semakin lelap di pelukannya meski suara angin malam cukup membuat geli di telinga.
Pipinya terasa dingin. Angin menembus tubuhnya semakin liar. Jendela di dekatnya tak bisa dikunci. Suara-suara lolongan anjing cukup membuat bulu kudunya berdiri. Untung saja, James, Fred Jr, dan Lous tengah menikmati tidur pulas mereka. Arthur tak tahu sudah berapa lama ia berada di sana. Tepat saat matahari tak tampak lagi, rombongan parade saat itu membuat kepalanya pusing. Berduyun-duyun para Muggle berlarian menuju dirinya yang tengah berlari menyusul Remus. Ya, Arthur mengingat ia berada di belakang Remus.
Sampai akhirnya sosok pria tinggi berjubah menubruk badannya dari depan. Arthur terlempar ke belakang dan menghantam tubuh lain dengan tinggi kiri-kira sama dengan sosok yang pertama. Lagi-lagi Arthur tak jelas hingga semuanya semakin gelap. Badannya ringan dan dua sosok pria tinggi berjubah itu berada semakin dekat dan dekat. Pandangan Arthur mengabur sejalan dengan badannya terangkat oleh suatu tenaga dari dua sisi yang berlawanan.
Sesak, Arthur lantas tak tahu apa-apa.
Hingga panggilan James membuatnya sadar telah terbaring di tengah sebuah gubuk tua.“Apa yang terjadi?”
Tidak ada tanda-tanda keberadaan siapa pun di sana. Hanya gubuk tua dengan beberapa tumpuk gandum dan perkakas pertanian. Seperti yang ia lihat dari balik jendela, gubuk tempatnya berada kini adalah salah satu gubuk yang berdiri tak jauh dari ladang gandum milik salah satu penyihir juga. Namun sayangnya, dia sudah meninggal.
“Granddad—“
“Fred?”
Fred Jr bergerak pelan. Tangan kirinya menjadi penopang tubuhnya untuk setengah bangkit dari posisi menyandar. “Mungkin kita sudah bisa pergi, Granddad.” Bisiknya. Rasa waspada masih terus ia rasakan jauh lebih besar dibanding ketika James dan Louis masih terbangun sebelumnya. Pundaknya terasa nyeri. Beberapa menit terlelap, pundaknya sakit terlalu lama tak digerakan apalagi dengan posisi dan tempat yang tak layak untuk tidur.
“Granddad rasa, ki—kita tak bisa keluar dulu, Fred.”
“Ke-kenapa?” Fred Jr benar-benar terduduk kini, “aku sudah pernah kok diajak berapparate oleh Dad. Tapi—aku tak tahu dengan James dan Louis apakah mereka pernah diajak berapparate sebelumnya. Tak masalah, bukan, kalau kita—“
“Bukan begitu, Fred.”
Desisan pelan Arthur memberi kenyamanan tambahan untuk James. Anak laki-laki Potter itu sempat mengigau tak jelas sambil bermuka ketakutan.
“Granddad tak bisa caranya?”
Arthur hanya menggeleng. Belum sempat Arthur menjawab pertanyaan Fred Jr, semerbak bau busuk tercium. Ia bergegas menarik tubuh Fred Jr agar mundur dan bersembunyi di belakangnya. Dua anak yang lain, James dan Louis terbangun kasar tepat saat suara pintu ditendang kencang.
Sosok berjubah hitam tinggi masuk. Terbang dan tak terlihat menapak di lantai.
Louis memberi isyarat agar mereka segera pergi dari tempat itu, meski nyatanya Arthur meminta untuk mereka tetap diam. “Aku takut, James,” bisik Louis pada James.
James tidak menangis walaupun tubuhnya tak bisa dipungkiri bergetar sejak kedatangan makhluk berjubah itu. Sekuat tenaga James memberanikan diri melihat sekitar tempatnya berdiri. James ingin mencoba mengambil sesuatu untuk membantu, namun Arthur melarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/123385941-288-k975220.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Outside (time travel HP fanfic)
FanfictionOutside by Annelies Shofia Anak-anak menghilang di salah satu kamar Grimmauld Place setelah bubuk ajaib membuat mereka seperti tertidur. Saat semuanya serasa seperti semula, sesuatu jelas tampak berbeda. Orangtua mereka kembali remaja dan yang tela...