Chapter Extra - Inside? (1)

2.8K 164 18
                                    

Hai, hai! Yang lagi liburan mana suaranya!

Hehehe.. maaf baru muncul, nih. Dan kali ini mau kasih sesuatu yang banyak banget diminta setelah baca Outside sampai chapter 25. Nah, setelah dipikir-pikir, boleh juga buat tambahan di Wattpad. Yups, seperti beberapa ekstra chapter yang Anne buat, hanya bisa dibaca di Wattpad. Di akun FFN Anne nggak ada. 

Chapter extra kali ini sengaja Anne buat 2 part, ya. Soalnya kepanjangan waktu ditulis. Dan satu lagi.. 

Part 1 ini (agak) 18+, yes! PERHATIAN!!

Yang merasa belum gede, bisa berhati-hati.. atau kalau tidak nyaman bisa tidak perlu dibaca.. Bagian awalnya saja. Selanjutnya.. aman. Begitu juga dengan part 2 nanti juga aman, kok. 

Bagaimana? Sudah siap? Langsung di baca, ya!

Happy reading!

--------------------------------------------------------------------

Selimut tebal itu bergerak liar. Sepasang suami istri di baliknya sedang saling menindih. Meracau nama pasangan masing-masing seolah tidak peduli masih ada tiga bocah di luar kamar mereka. Matahari sudah semakin tinggi tapi rupanya kegiatan membakar kalori itu belum kunjung usai. Toh, mantera yang mereka pasang masih belum dihilangkan.

"Su—dah pagi, honey! Cepat selesaikan!"

"Se-sebentar lagi!"

Kepala Harry menyembul keluar dari balik selimut. Wajahnya memerah dan berkeringat. Ginny pun sama demikian. Berada tepat di bawah kungkungan tubuh kekar sang suami, ia menyempatkan membelai pipi hangat Harry sambil memejamkan mata. Ia menikmati goncangan di ranjang hasil perbuatan suaminya. Terasa semakin kuat. Berusaha meluapkannya, Harry mencengkeram bantal Ginny seperti hampir menghancurkannya.

"Oh, demi Dumbledore, Harry!" erang Ginny mulai merasakan sesuatu yang hebat akan segera Harry keluarkan.

"Jangan bawa-bawa Dumbledor saat kita bercinta, love!" Harry memberi jeda untuk menarik napas. "Potretnya di kantorku bisa saja datang ke kamar kita! Berminggu-minggu kita sudah dipisahkan! Jangan lagi ada gangguan! Aku tidak mau itu." Harry protes.

Ginny menyentil hidung Harry gemas. "Hanya tidur. Kita masih bertemu, sayang. Malu, kan. Apalagi ada diri kita yang masih muda. Kau tak lihat sudah seperti apa malunya diriku yang dulu ketika melihatmu? Apalagi saat dia melihat kita berciuman?"

"Kau cemburu dengan dirimu sendiri, huh?" goda Harry lagi.

Bukannya diam, Ginny malah tertawa kencang di tengah desahannya. "Oh, astaga—" keluhnya. Kedua tangannya menarik turun rambut hitam Harry hingga kepalanya menunduk. Bibirnya tidak tinggal diam untuk mengeksekusi bibir pria yang telah memberinya tiga buah hati itu. Ketika posisinya sangat dekat, Ginny bersiap. Mengecupnya penuh semangat hingga Harry tak tahan untuk tidak berbuat lebih dari itu.

Jajahan Harry berganti ke area leher Ginny. Ia makin tak tahan. Kepalanya mulai berdenyut. Seluruh persendiannya bergetar. Sesuatu yang telah lama ia tahan sejak terjebak di masa lalu memintanya harus melepaskan semua hari ini juga. Tidak cukup tiga kali, Harry akan genapkan empat kali.

"Terakhir, Ginny! God, sudah berapa lama kita tidak lakukan ini?" Napas Harry tersengal-sengal.

"Tidak lebih dari tiga minggu, sayang. Tapi astaga.. kau seperti tidak pernah menyentuhku bertahun-tahun! Apa ini pengaruh dari kita terjebak masa lalu."

Outside (time travel HP fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang