Hi, semua!
Balik lagi dengan chapter 18. Penasaran apa yang terjadi di kedai?Langsung ke TKP!!!
Happy reading!=======================
"Mr. Parker? Mr. Parker!"
"Ah—iya," Harry lupa jika namanya sepakat sudah ia ubah. "Daniel Parker, astaga aku lupa namaku siapa." Batinnya. Harry meminta Ron agar menemani Albus sejenak selagi ia menghampiri meja pemesanan. Harry tak tahu mengapa ia bisa dipanggil. Padahal, pesanannya sudah sampai hampir lima menit yang lalu.
"Ke sanalah, biar Al denganku."
Ron tak masalah ditinggal sendiri bersama Albus, asalkan ada makanan yang tersaji di hadapannya. Seperti yang ia minta pada Harry tadi, dua potong kue alpukat dan dua potong kue coklat sekaligus untuknya sedikit lagi ludes ia lahap. Ia tak memesan kue jahe seperti Harry sebab rasanya yang hangat dan pedas. Sedangkan Harry hanya memesan satu potong kue jahe itu dengan alasan masih cukup kenyang karena sarapan di Grimmauld Place–Ron pun sebenarnya juga.
Diliriknya kue Harry yang masih utuh. Mata Ron kembali bernapsu saat mencium aroma jahe yang pekat. Masih benar-benar utuh. Sama sekali belum termakan oleh Harry karena panggilan pelayan itu. "Darimana mau besar kalau makan saja Daddymu susah. Lihat, sejak tadi kuenya belum di makan juga padahal cuma satu. Dari dulu sampai sekarang, masih kecil begitu. Al, makan yang banyak. Biar cepat besar. Aku takut kau sama dengan Daddymu. Kecil.. pendek."
Albus menggigit kecil kue berwarna hijaunya ke mulut. Tidak mengubris sang paman, Albus melanjutkan menyantap kue alpukatnya sendiri setelah ditinggal ayahnya ke meja pemesanan. Di kepalanya hanya memikirkan satu hal, lebih tepatnya rencana. Tentang bubuk pemberian Delphi di kantung jaketnya.
"Ayo, makan! Atau kau mau minum, Al?" Ron langsung diam sebab tak melihat satu gelas minumanpun di atas meja. "Bloody hell, bukankah tadi kau minta susu coklat?"
Albus mengangguk, "susu!"
"Aduh, bagaimana sih, Daddymu itu, Al? Sebentar, ya! Kau duduk di sini. Aku mau menyusul Daddymu sebentar, sekalian komplain. Kuenya kurang manis. Tak seenak di masa depan."
Albus ditinggal sendirian. Dua bangku di depannya kosong. Hanya meja yang penuh dengan piring-piring kecil kue milik paman dan ayahnya. Kedai kue itu tidak begitu ramai. Berangsur-angsur para pelanggan keluar dengan kantung kue pesanan mereka. Tak banyak yang memilih makan di tempat seperti Harry, Ron, dan Albus. Selain luas kedai yang minim, ruangan yang penuh asap pemanggangan kue terkadang membuat para pelanggan tak nyaman. Untuk Albus, itu tak masalah. Ia suka makan sesuatu di tempat makanan itu dibeli. Sejak dulu Harry suka sekali mengajak Albus mampir ke kedai makanan untuk sekadar mencicipi makanan langsung setelah di pesan. Sangat fresh dan aroma makanan yang belum hilang akibat lama disimpan jika dinikmati di tempat lain.
Dari arah meja pemesanan, Harry terlihat menoleh ke arah meja tempat duduk mereka. Albus mendongakkan kepalanya memberi kode bahwa ia masih ada di sana.
"Makanlah! Bisa, kan? Daddy pesankan susu coklat hangatmu dulu." Harry sedikit berteriak melawan suara ramai pelanggan yang lain.
"Yang dingin! Yang dingin, Daddy!" pinta Albus menginginkan susu coklatnya disajikan dingin.
Harry kembali berbalik untuk memesan tapi secepat kemudian ia bergegas menghampiri Albus yang mulai uring-uringan. "Aku mau yang es!" Albus terus meminta.
Kepala Albus dibelai lembut Harry sesampainya ia di meja nomor 7 tempatnya duduk. Albus tetap menolak saat Harry katakan susu yang dipesan adalah susu hangat. "Masih pagi, Son. Nanti perutmu tak enak. Hangat saja, ya. Nanti ditiup pelan-pelan biar cepat dingin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Outside (time travel HP fanfic)
FanfictionOutside by Annelies Shofia Anak-anak menghilang di salah satu kamar Grimmauld Place setelah bubuk ajaib membuat mereka seperti tertidur. Saat semuanya serasa seperti semula, sesuatu jelas tampak berbeda. Orangtua mereka kembali remaja dan yang tela...