Chapter 25

2.2K 152 13
                                    

Hi, everyone!
Lama nggak update ya.. sorry. Lagi banyak kerjaan jadi lupa mau up. Nah ini chapter terakhir untuk Outside. Yang di FFn pun begitu. Tapi rencananya untuk di Wattpad bakal aku kasih chapter tambahan. Seperti apa nanti? Ah, baca dulu chapter terakhir ini ya!

Happy reading!
😆

----------

Bagaimana pun juga Fred Jr tetap harus mandi. Bak besar milik Sirius diputuskan untuk tidak digunakan terlebih dulu. Mereka semua berharap ada balasan atau tanda lain jika pesan itu tersapaikan. Harry muda mengamati goresan-goresan di dasar bak mandi berbentuk tulisan tangannya. Ia sangat amat berharap seseorang di masanya membaca pesan itu lalu datang untuk menyelamatkan mereka. Harry, Fred Jr, maupun kedua orangtuanya sendiri tak tahu harus berbuat apa. Yang ada hanya menunggu.

Handuk di pundak Fred Jr sebagian basah tidak merata. Wajahnya jauh lebih segar dari sebelumnya. Bersama Lily, ia dibantu untuk mandi di kamar mandi dalam rumah. Meski lebih banyak menolak, Fred Jr akhirnya sepakat mandi meski kecewa tak bisa berendam di bak milik Sirius.

Handuk di tangannya dilempar dengan sengaja ke arah Harry. Niatnya, Fred Jr ingin membuat Harry terkejut. Namun, ternyata handuk itu bisa ditangkap dengan sempurna bahkan dengan tangan kirinya.

"Jangan menganggu, Fred!" pekik Harry.

"Aha-aku lupa kalau kau benar-benar seorang seeker, Uncle."

Mereka duduk berdampingan pada satu bangku. Menghadap bak mandi besar di sudut rumah sambil memikirkan beberapa kemungkinan. Fred Jr menunjuk sendal rumahan yang diberikan Lily. "Lucu ya, Uncle. Grandma Lily yang berikan ini." Tunjuknya.

Sendal berukuran pas dengan telapak kaki Fred Jr. Warnanya biru bermotif lekuk aneh. Ada ikon plastik berbentuk gajah kecil tertempel di tengah tali selipnya. Harry sama sekali tak melihatnya. Pikirannya tak bisa diganggu sedikit pun hanya dengan sendal anak-anak. Ia masih memperhatikan bak besar Sirius di sudut halaman belakang rumahnya.

"Kata Grandma, setidaknya sendal ini bisa aku gunakan lebih dulu daripada kau, Uncle." Fred Jr mengucek matanya pelan. Busa shampo yang ia pakai sempat masuk ketika mandi beberapa menit lalu. "Kau yang masih bayi masih terlalu kecil untuk pakai sendal ini. Sayang sekali, kan. Apalagi Grandma merasa tidak akan bisa memberikan sendal ini secara langsung padamu, Uncle-"

"Ma-maksudmu?"

Harry melihatnya kini. Sendal yang memang sangat lucu. Pas sekali terpasang di kaki Fred Jr. tapi yang membuat Harry terpikat adalah alasan ibunya.

Salah satu sendal dilepas Fred Jr ke arah Harry. Sisi kirinya terlempar tepat di ujung jari-jari kakinya. Posisinya terbalik membuat Harry ingin memungutnya. "Bagus." Katanya. Sendal itu masih tertelungkap. Hanya Harry sempat menyenggolnya pelan sehingga sosok gajah biru itu bisa terlihat.

"Kau suka, Uncle?" tanya Fred Jr. Kaki kanannya ia angkat sedikit tinggi ingin menunjukkan langsung. "Jujur saja. Tak apa-apa. Barang anak-anak seperti ini memang semuanya keren." Ujarnya ikut melepas salah satu sisi sendal yang masih terpasang.

"Ya, keren. Sangat keren.. karena saat aku kecil aku tak pernah punya sendal anak-anak seperti itu."

"Astaga, kasihan sekali. Aku sudah mendengar cerita tentangmu, Uncle. Dad sering cerita tentangmu tiap kali aku kena marah. Kata Dad, saat kau kecil kau jarang sekali punya mainan atau barang-barang seperti ini. Kau hebat, Uncle." Fred Jr menyempatkan melambaikan tangan ke dalam rumah menyapa Lily. Dua orang dewasa di salam sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Hebat dari mana, aku belum merasakan jadi hebat."

"Merlin, orang yang bertahan tanpa mainan itu hebat, Uncle!"

Outside (time travel HP fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang