Chapter 8 ☀︎ Pembagian

142 22 0
                                    

SEMUA anggota riset kelompokku sudah pulang sejak beberapa menit lalu. Aku segera membersihkan meja dan kembali naik ke kamar.

Badanku baru menyentuh seprai yang lembut, namun seseorang sudah mengetuk pintu kamarku.

Aku duduk diatas kasur, menunggu 'seseorang' tersebut membuka pintu.

"La," panggil mama.

Aku mengangguk, mengisyaratkan mama untuk melanjutkan kata-katannya.

"Mama minta, riset kali ini, kamu minimal juara lima besar, apapun yang terjadi." Mama kembali menutup pintu tanpa memberiku waktu untuk berbicara. Seolah mama memang tidak ingin ada penolakan dari aku.

Selalu saja mama meminta aku untuk menjadi juara, semua nilai akademis di sekolah harus bagus. Aku terkadang juga di buat heran, tentang apa motivasinya? Hanya untuk di banggakan entah pada siapa?

Aku membuka laptop putih yang selalu terletak rapi diatas meja belajarku.

Mataku terasa berat, namun aku harus menyusun skrip seperti apa yang sudah kita diskusikan tadi.

Lia dan Evan sudah mencatatat beberapa bagian penting yang harus ku ketik ulang lalu cetak. Secepatnya kami harus kembali membahas untuk pembagian dan lainnya.

Toh, jika aku ingin yang terbaik, maka harus aku sendiri yang kerjakan agar sesuai ekspektasi.

Satu jam aku berkutat tanpa suara ditas meja belajarku. Hanya suara-suara ketikan keyboard yang memenuhi ruangan ku.

Aku meregangkan tubuhku setelah menyimpan file riset.

Semua sudah selesai, malam semakin larut, dan sudah waktunya aku beristirahat sebelum kembali beraktivitas besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua sudah selesai, malam semakin larut, dan sudah waktunya aku beristirahat sebelum kembali beraktivitas besok.

🕊⏳

Suasana siang hari ini begitu panas dan gerah. Aku berjalan menyusuri koridor setelah menyelesaikan urusanku di ruang guru.

"Lau!" panggilku dari ambang pintu. Aku malas melepas sepatu dan masuk. Ya begitulah, disetiap kelas pasti memiliki rak sepatu, katanya suapaya lantai tidak mudah kotor. Kecuali ruang boga, siswa siswi akan tetap menggunakan sepatu.

Laura berlari kecil menghampiriku. "Kenapa?" tanyanya sambil mengangkat kedua alis.

"Latihan di ruang multifungsi b ya, udah ijin kok," jelasku.

Ruang multifungsi di sekolah kami terbagi dua, multifungsi A yang memiliki luas tiga setengah kali lipat dari pada ruang multi fungsi B.

Biasanya ruang multifungsi A digunakan untuk pembelajaran, sedangkan multifungsi B untuk rapat atau pertemuan kecil.

"Terus? Kamu mau kemana sekarang?" tanya Laura kebingungan. "Mau kabarin Aron, Lia, Evan, kenapa?"

"Lah, ngapain? Kan, bisa lewat chat," Laura menggoyangkan kecil ponsel genggamnya di sebelah wajahnya.

Lavender's diaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang