Chapter 34 ☀︎ Samyang pembawa petaka

77 9 2
                                    

BULAN sudah berganti, kalendar kamar menunjukkan sekarang bulan April tahun 2017.

Aku menghela nafas seusai pelajaran mat yang cukup membuat pusing. Aku berusaha menenangkan diri sebelum memutuskan untuk ke ruang guru bertemu dengan Bu Eka.

"La! Lala!" teriak Evan dari ujung kelas saat aku hendak keluar kelas. Langkah ku terhenti dan aku menoleh kearah sumber suara.

"Pinjem catatan biologi dong. Besok kuis, aku ga ada catatan," ujarnya dengan wajah memelas.

"Bukannya ga mau bantu, ya. Tapi buku biologi aku masih di kumpulin. Ini mau ambil. Kamu pinjem punya Laura aja, dia bawa hari ini."

Evan menggeleng, "ga mau. Punya kamu aja."

Aku memasang wajah datar sejenak. "Kan, sama aja, kita nyatat materi dari PPT yang sama."

"Ya karena itu kamu," jawab Evan terkesan sok serius.

"Apaan karena itu aku? Ga jelas! Udah ah, aku ditunggu Bu Eka." Aku berjalan keluar kelas tanpa memperdulikan Evan lagi yang masih berusaha meminjam buku catatan biologiku.

Sambil berjalan menuju ruang guru, aku tanpa sadar menampar diri sendiri, "sadar woi! Baru putus masa udah suka sama yang lain?" monologku pelan.

🕊

Suasana hatiku sedikit buruk setelah (lagi-lagi) dimarahi papa. Nilaiku hanya kurang satu angka menuju seratus sempurna, namun aku tidak bisa.

Sebenarnya aku sudah pernah ke ruang guru untuk menanyakan kesalahanku. Rupanya aku hanya lupa menulis satuan. Aku tidak bisa memberontak lagi. Karena memang aku salah.

Ya, kesalahan simpel itu menjadi sesuatu yang jauh dari kata simpel saat di rumah.

Tanganku membuka layar ponsel yang semulanya gelap. Sebuah notifikasi dari Laura masuk, itu pesan di ruang obrolan kelompok.

Aku membukanya dengan segera, karena aku lihat belum ada yang merespon lagi.

Aku berusaha mengingat dengan jelas seperti apa bentuk makanan yang Laura maksud itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berusaha mengingat dengan jelas seperti apa bentuk makanan yang Laura maksud itu.

Hingga aku kembali mengingatnya. Lantas dengan segera ku balas pesan dari Laura.

 Lantas dengan segera ku balas pesan dari Laura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lavender's diaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang