BULAN Februari, alias bulan kasih sayang, tepatnya pada tanggal 14 mendatang. Lima hari lagi.
Sekolah kami memiliki budaya valentine setiap tahunnya. Dengan cara membagikan coklat namun nama pengirimnya yang di rahasiakan.
Kita cukup membeli sebuah paket hadiah berisi beberapa coklat dan memberikan nama juga kelas tujuan.
Biasanya untuk mengirimi pacar, gebetan, atau bahkan sahabat.
Tahun kali ini, OSIS membuka tiga macam hadiah kasih sayang yang bisa di pesan sebelum hari tersebut. Ada bouqet coklat dengan sedikit hiasan bunga cantik, pajangan akrilik yang bisa kustom tulisan, atau sebuah bouqet bunga biasa.
Aku tidak ada niatan mengikuti acara tahun ini. Aku merasa, dengan memberikannya secara langsung akan lebih menantang. Hitung-hitung uji nyali dan menunjukkan ketulusan.
Aku menghela nafas dalam, bingung harus memberi Aron hadiah kasih sayang seperti apa tahun ini. Kemarin, saat tahun 2015 aku memberinya seratus bintang origami kecil dengan harapan baik disetiap bintangnya.
Tentang teman-tenang yang lain, tidak semua dari mereka ikut.
Laura menolak ikut seperti biasa. Bukan karena ingin menghemat, tapi memang dia tidak memiliki gebetan sama sekali untuk di beri kado.
Lia, dia pasti membeli satu untuk Jonathan. Kalau kalian belum tahu, Lia menyukai (atau bisa dibilang terobsesi) dengan Jonathan sejak sekolah dasar. Baginya, Jonathan adalah laki-laki tertampan sejauh ini. Padahal menurutku, Jonathan bukan tipe cowo tampan.
Evan, dia pasti membelikan Gracia (gebetannya) sebuah hadiah termahal. Entah dari OSIS atau dia beli sendiri. Secara, Evan itu anak tunggal tajir melintir. Gracia cantik, dan aku mengakuinya, pantas saja Evan menyukainya.
Selanjutnya ada Jonathan. Aku tidak tau. Dia tidak jelas. Aku rasa dia menyukasi seseorang, tapi entah siapa. Laki-laki itu terlalu tertutup. Laura mungkin tau, tapi mungkin tidak juga.
Terakhir, Aron. Kalau orang satu ini, sudah ku pastikan dia tidak membeli untuk siapa-siapa. Cukup bagian menerima kado itu dari aku.
Begitulah kurang lebih mereka pada hari kasih sayang mendatang. Aku tidak bisa yakin seratus persen, hanya dugaan.
Kembali ke masa kini, aku (sering kali) bingung. Ya, kebingungan karena sikap cuek Aron sejak kembalinya dari Swiss.
Apa dia tidak bosan menjadi orang introvert? Maksud ku, aku juga introvert, tapi aku masih berteman dengan normal.
Aron tidak menyukasi siapapun (seingatku), dan itu membuatku terus teringat dengan perkataan Laura. Apa benar, Aron itu homo? Sehabisnya dia seperti tidak ada rasa ketertarikan pada perempuan cantik sekalipun (contohnya aku).
Aku tidak memuji diriku cantik sepenuhnya, aku sadar di sekolah pun masih banyak yang jauh lebih cantik dari aku, contohnya Gracia dan Avea.
Ah, kembali lagi ke Aron.
Aku ingin merubah nya seperti dulu lagi, orang yang introvert namun tidak se tertutup ini.
Tapi aku tidak akan terlalu terburu-buru. Karena tidak mungkin juga, bukan?
Orang itu berbeda dengan bangunan yang sudah di tata sedemikian mungkin dan tidak akan berubah tata letak tembok bangunannya.
Ada waktunya manusia berubah, entah sikap maupun fisik.
Aku juga tidak bisa memaksakan Aron untuk berubah. Tapi jika dia mau, aku akan menjadi orang terbahagia di Dunia.
🕊⏳
"La," panggil Laura seraya merubah posisi duduknya menghadap kearahku.
Kami sedang ada jam kosong dikarenakan materi kelas kami selesai lebih awal.
"Apa?"
"Kamu ikut acara sekolah besok tanggal empat belas?"
Aku menggeleng, pertanda tidak ikut. Tentu itu membuat Laura bingung.
"Kenapa, La? Tumben," itu Jonathan, entah bagaimana ceritanya dia bisa tiba-tiba bergabung.
"Mau aku kasi pake nama anon aja Aron bakal tetep tau itu dari aku kali. Kan udah terkenal tuh, berita kalo 'Lala naksir Aron'." Jonathan terkekeh sejenak, "mampus, ga bisa diem-diem lagi. Padahal seru."
"Hush! Terus gimana, La? Kamu kasi Aron ga?" celetuk Laura.
Aku mengangguk, "tapi aku kasih sendiri, soalnya biar romantis, hehe."
🕊
Seperti biasa, terima kasih 🙆🏻♀️
Votenya dong 👇🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavender's diary
Ficção Adolescente[TAMAT - Part masih lengkap] "𝐃𝐮𝐥𝐮 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐞𝐤𝐚𝐭 𝐤𝐢𝐧𝐝𝐞𝐫𝐣𝐨𝐲 𝐛𝐢𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐧𝐝𝐞𝐫𝐣𝐨𝐲 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐫𝐤𝐞𝐭, 𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐮𝐡 𝐒𝐮𝐫𝐠𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐁�...