AKU memasukkan semua buku yang tadinya kuletakkan di laci bawah meja. Cuaca siang ini sangat dingin karena baru saja turun hujan, ditambah AC kelas yang meniupkan anginnya lebih kencang dari biasanya.
Laura berdiri dari duduknya bersamaan dengan Jonathan.
Gadis itu memasang wajah sungkan padaku. Mungkin aku bisa menebak apa arti tatapan tersebut.
"Laaaa, ya ampun La, maaf banget-nget-nget-nget. Aku harus pulang sama Jonathan hari ini, terus tante Lilis udah nunggu di bawah. Aku ga bisa temenin kamu ke ruang guru buat balikin kunci kelas."
Aku tersenyum sambil mengangguk. "Gapapa, pulang aja dulu. Aku bisa sendiri kok."
Aku mematikan AC kelas, lantas mematikan lampu dan mengunci kelas setelah tidak ada murid lagi yang tersisa. Tidak ada jadwal piket di sekolah kami, karena setiap sore, semua cleaning service akan berkeliling untuk membersihkan kelas satu per satu.
Aku berjalan santai sambil sesekali melirik kanan kiri. Koridor sekolah kami sudah mulai sepi, hanya beberapa murid berlalu lalang.
Tepat seletah aku mengembalikan kunci pada wali kelas, ponselku bergetar.
Tidak terlalu penting, dia hanya anak kelas sebelas yang pernah meminjam laporan Bahasa Indonesiaku.
Jari-jari lentikku bergegas mengetik balasan untuknya.
Disinilah aku, menunggu tanpa ada kerjaan. Hanya membutuhkan waku dua menit menunggu hingga aku menemukan Keinna berlari ke arahku.
"Maaf, kamu nunggu lama, La?" tanya gadis berambut coklat itu.
"Engga kok, kenapa?"
"Aku tanya mau balikin laporan BI kamu, soalnya kamu pake buat presentasi minggu depan, kan?"
Aku mengangguk, lantas bertanya dimana laporan itu.
"Hehe, ada di ruang multi fungsi, La. Tadi aku habis jalan ke ruang boga karena bosen nunggu yang lain dateng. Taunya kamu ada ditempat yang lumayan deket, jadi aku langsung samperin tanpa bawa laporannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavender's diary
Fiksi Remaja[TAMAT - Part masih lengkap] "𝐃𝐮𝐥𝐮 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐞𝐤𝐚𝐭 𝐤𝐢𝐧𝐝𝐞𝐫𝐣𝐨𝐲 𝐛𝐢𝐫𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐧𝐝𝐞𝐫𝐣𝐨𝐲 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐫𝐤𝐞𝐭, 𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐮𝐡 𝐒𝐮𝐫𝐠𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐁�...