⏳Winnie-04⏳

9.3K 1.7K 306
                                    

Minimal 300 votes, minimal 100 komen. (17:30-19:30 WIB).

"Apa?!" Winnie terkejut sampai membanting gelas teh di meja dan Dexter juga ikut terkejut dengan reaksi Winnie. "Saya? Kamu mau saya jadi pendamping kamu?"

Dexter tampak kesal, "kamu? Kamu pakai kata kamu untuk saya?"

Winnie memejamkan mata sejenak. "Oke, Pangeran? Jadi Pangeran Dexter mau saya jadi pendamping pangeran yang terhormat? Pendamping dalam arti kata apa nih?"

"Kamu benar-benar tidak sopan."

Winnie tertawa. "Karena emang saya orangnya kayak gini. Lebih bagus saya apa adanya, 'kan? Daripada pura-pura baik, lemah lembut tapi tau-tau nusuk."

"Saya hanya bertanya tadi."

Winnie menggeleng dengan cepat, "enggak! Saya bisa bedain mana pertanyaan sama pernyataan, dan tadi itu pernyataan!"

"Kamu mau jadi pendamping saya atau tidak?" Dexter pun mengajukan pertanyaan.

"Saya masih nggak ngerti arti kata pendamping di sini, maksudnya..."

"Seorang istri." Dexter kembali memotong ucapan Winnie.

Winnie tertawa, "umur saya tujuh belas tahun dan pangeran dua puluh lima tahun yang artinya kita beda delapan tahun. Wow!"

"Kamu pikir saya ini sesepuh? Kamu pikir umur saya lima puluh dua tahun? Apa di mata kamu kulit saya mulai keriput?"

Winnie menatap lekat Dexter yang tentu saja masih terlihat muda, berwibawa, dan juga tampan, sangat tampan. Winnie tidak berlebihan, Dexter adalah pria tertampan yang pernah ia lihat selama 17 tahun ia hidup, sungguh.

"Apa kamu pikir saya tidak sanggup untuk bercinta sampai pagi?" tanya Dexter.

Winnie membulatkan mata, gadis itu sangat terkejut dengan ucapan Dexter barusan. Tentu saja Winnie mengerti maksud dari bercinta yang Dexter lontarkan.

"Jadi kayak gini gaya bahasa calon penguasa?" Winnie menatap tidak percaya Dexter.

"Calon raja. Saya tidak punya banyak waktu, jawab sekarang."

"Demi takhta, Anda ajak saya untuk jadi pendamping?"

Dexter tidak terima dengan ucapan Winnie barusan, Dexter berjalan mendekat. "Pertama, ibu saya sedang sakit-sakitan. Kedua, dia ingin lihat saya menikah, dia juga ingin lihat proses penobatan saya, coronation, as a king."

Winnie terdiam lalu menelan ludahnya karena jarak wajah mereka cukup dekat ditambah nada suara Dexter tadi terdengar berat. "Saya masih tujuh belas tahun. Saya masih harus sekolah, saya masih harus kuliah!"

"Saya..." Dexter terdiam karena kali ini Winnie lah yang memotong ucapannya.

"Tapi tunggu!" Winnie tampak berpikir, "gue lagi mimpi balik ke masa lalu yang artinya ini semua nggak beneran, iya, 'kan?"

Dexter menatap bingung Winnie karena ia tidak mengerti dengan ucapan gadis itu barusan.

"Karena saya lagi mimpi, oke, saya mau."

"Mimpi apa? Kenapa sekarang saya yang jadi ragu." Dexter menatap dari atas sampai bawah penampilan Winnie di mana Winnie di balut dengan pakaian khusus untuk pelayan.

"Bukannya kalangan bangsawan nikah sama kalangan bangsawan lain? Saya kan cuma rakyat biasa, pelayan istana lagi." kata Winnie.

"Tolong diam." ujar Dexter sambil menunggu seseorang masuk.

Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang