"Morgan bakal jadi anak paling keren nih di komplek, pake motor gede." kata Winnie sambil memperhatikan Morgan yang tampak senang dengan motor berwarna merah yang baru saja tiba di rumah.
"Daddy, ajalin Molgan. Molgan mau naik motolnya sekalang." Morgan duduk di atas motor di mana kedua kakinya berhasil menyentuh lantai teras
"Harus pake helm, biar mami ambil." Winnie masuk ke dalam rumah.
Dexter membawa motor Morgan keluar dari teras dan Morgan kembali duduk seraya Dexter menjelaskan bagaimana caranya Morgan melajukan motor itu. Dengan cepat, Morgan dapat memahami apa yang Dexter katakan sehingga membuat Morgan tampak semakin tidak sabar lagi.
"Ih! Kenapa helmnya kayak gitu sih?" Morgan menatap tidak suka helm berwarna biru yang biasa Morgan pakai saat bersepeda.
"Lho, jadi mau yang gimana emang?" tanya Winnie.
"Helm kayak daddy, yang full face!"
"Helm kayak gitu untuk orang besar, Morgan. Morgan cocoknya pake helm kayak gini, imut kayak anak mami." kata Winnie.
"Enggak! Molgan nggak imut, tapi kelen!"
"Ya udah, biar daddy suruh orang beli helm full face untuk Morgan." Dexter mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
"Yeey!" Morgan tersenyum lebar sambil memperhatikan motornya.
⏳
Winnie tertawa melihat Morgan yang telah berhasil mengendarai motor dan Morgan sedang melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah mereka.
Morgan pergi untuk pamer, memamerkan dirinya yang bisa mengendarai motor juga motor barunya. Morgan berhenti di depan gerbang rumah Zion lalu menarik gas motornya sehingga membuat suara motor yang sudah kuat menjadi lebih kuat lagi. Karena suara motor Morgan, pemilik rumah pun keluar dan terkejut melihat bagaimana Morgan saat ini.
"Lah, perasaan nggak ada yang manggil topeng monyet, kenapa tiba-tiba muncul dah?" Zion memperhatikan Morgan yang terus saja menarik gas motornya.
"Ya ampun! Pangerannya oma lucu banget!" seru Claire dengan begitu antusias sambil tertawa geli dan segera mengeluarkan ponselnya untuk merekam Morgan.
"Nyalain musik, siapin uang!" seru Nickie sambil memukul-mukul meja.
"Woi! Buka gelbangnya!" seru Morgan.
"Masih bocah udah woi-woian aja." kata Charlie sambil membuka gerbang.
"Ngeeng!" seru Morgan sambil melajukan motornya memasuki pekarangan rumah Zion dengan Claire yang tidak berhenti tertawa juga merekam Morgan yang tampak sangat menggemaskan.
"Morgan! Berhenti dulu dong, oma mau kita foto bareng!" kata Claire dan Morgan tampak mendekat ke teras rumah.
"Oke, waktunya Molgan kelen foto sama fans." Morgan berhenti melajukan motor. Morgan memang selalu menganggap Claire dan Celine adalah penggemarnya karena dua wanita itu terus saja ingin berfoto bersamanya.
Claire memberikan ponselnya pada Zion dan berlutut di sebelah Morgan sambil memeluk anak itu dengan senyum yang mengembang lebar.
"Udah? Nggak ada lagi yang mau foto sama Molgan kelen?" Morgan menatap Zion, Charlie, dan Nickie.
"Uncle, uncle mau foto terus bakal uncle masukin aiji terus captionnya, bersama dengan topeng monyet." Nickie mendekat.
"Monyet? Molgan dibilang monyet? Nggak deh, nggak mau foto sama fans kayak uncle. Bye!" Morgan menurunkan kaca helmnya lalu pergi dari pekarangan rumah Zion.
Morgan tidak pulang ke rumah melainkan pergi tanpa tujuan, sekedar ingin berjalan-berjalan. Melihat tiga anak perempuan yang sedang bermain barbie, Morgan sedikit menambah kecepatan laju motornya.
Morgan menarik gas motor saat melewati sekumpulan anak perempuan itu dan Morgan tahu siapa-siapa saja mereka.
"Itu Molgan? Aaaa! Molgan!" seru salah satu anak perempuan yang langsung mengejar Morgan, yang lain juga ikut mengejar.
Morgan menghentikan motornya saat mendengar seruan dari anak-anak perempuan itu.
"Molgan! Mau naik dong! Bonceng dong!"
"Aku juga mau naik!"
"Aiko juga mau naik, Molgan!"
"Oke-oke, Molgan bakal bonceng tapi Molgan cuma bisa bonceng satu olang. Molgan mau pilih dulu." Morgan memperhatikan tiga anak perempuan yang berdiri di depannya.
"Molgan mau bonceng Aiko." kata Morgan membuat anak bernama Aiko itu langsung bersorak kegirangan.
"Ih! Tapi aku yang peltama bilang mau dibonceng, kenapa Molgan lebih pilih Aiko?!"
"Kalena Aiko paling cantik." balas Morgan dengan Aiko yang sudah duduk di belakangnya.
"Oh, oke. Liat aja ntal kalo aku udah glow up!"
"Iya-iya, Molgan liatin." Morgan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi sambil membonceng Aiko walaupun motor Morgan sempat oleng karena belum terbiasa dengan membonceng seseorang.
Sementara Winnie, yang sedang menunggu Morgan di depan gerbang membulatkan mata melihat Morgan lewat sambil membonceng anak perempuan.
"Gila, kaget gue." Winnie masih membulatkan mata menatap Morgan yang kian menjauh.
⏳
"Kamu mau tau, tadi siang Morgan bonceng anak cewek!" kata Winnie pada Dexter sambil menaruh ponselnya di nakas.
"Apa Morgan bakal jadi cowok playboy kalo udah remaja nanti? Aku harap, enggak. Tapi, Morgan sering banget deketin anak cewek." balas Dexter yang sedang duduk di sofa.
"Emang kamu playboy? Kalo iya, bisa aja sih karena nurun dari kamu." Winnie duduk di pangkuan Dexter.
"Aku aja pacaran cuma sekali, sama kamu juga langsung nikah. Mungkin kamu yang playgirl."
Winnie membulatkan mata. "Aku belum pernah pacaran tau, kalo suka sama cowok pernah, tapi aku nggak pernah pacaran."
"What?" Dexter tampak tidak percaya.
"Terserah kalo nggak percaya."
"Tapi waktu di masa lalu, kamu jago banget soal ranjang." Tangan Dexter mulai bergerak mengusap paha Winnie. Mereka sedang berada di kamar dan tidak ada Morgan di sana, Morgan sedang berada di rumah Zion.
"Sebenernya karena temen aku sih, dia malah share macem-macem gaya begituan. Aku tau dari gambar yang dia kirim."
"Ada berapa macem gaya? Kita udah coba semuanya?" tanya Dexter.
"Belum." bisik Winnie seraya mengusap rahang Dexter.
"Berarti kita harus coba, sekarang." Dexter ikut berbisik.
Winnie tertawa lalu menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 17:30 malam. "Boleh, Morgan kalo udah di rumah mami atau di rumah oma selalu tengah malem pulangnya."
Dexter mengulum senyum sambil memperhatikan Winnie yang mulai membuka bajunya kemudian celananya.
✨Winnie and Her Time Travel✨
Qotd: berharap Morgan gede nanti kayak Dexter atau Winnie?
KAMU SEDANG MEMBACA
Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]
FantasyDi hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, Winnie mendapatkan sebuah hadiah dari orang yang tidak ia kenal tetapi orang itu tahu siapa dirinya. Winnie merasa tidak enak hati juga takut menerima pemberian orang asing tersebut tetapi karena merasa tidak...