⏳Winnie-19⏳

7.8K 1.4K 313
                                    

Minimal 375 votes, minimal 200 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!

Winnie menatap datar pintu kamarnya yang ia kunci setelah mendengar kabar jika Dexter akan menemuinya dan kemungkinan sebentar lagi Dexter sudah sampai.

Winnie menghela napas. "Gimana kalo gue hamil terus punya anaknya sampe ke dunia gue? Kenapa gue bisa pake hamil sih?"

Winnie berbaring di tempat tidur sambil menatap jam yang menunjukkan pukul 13:00 waktu setempat. "Apa gue gugurin aja? Tapi rasanya gue sedih banget kalo harus lakuin itu."

Tok-tok-tok!

"Winnie."

Winnie langsung duduk di tempat tidur saat mendengar suara Dexter. Winnie langsung merasa emosi hingga ingin menangis rasanya mengingat perlakuan juga ucapan Dexter di malam terakhir ia berada di istana.

"Winnie, buka pintunya."

"BUKA LO BILANG?!"

Dexter dan beberapa orang yang ada di luar terkejut mendengar nada tinggi Winnie dan mereka kembali dibuat terkejut saat mendengar pintu seperti dipukul sesuatu.

"PERGI!"

"Winnie, aku minta..."

"GUE NGGAK BUTUH! GUE BENCI SAMA LO!"

Dexter memejamkan mata sejenak. "Biarin aku masuk, jangan teriak-teriak kayak gitu, jangan marah-marah, kamu lagi hamil."

"BODO!"

"Ayo, buka pintunya, kita harus ketemu, Winnie."

"NGGAK MAU!" Winnie menendang pintu dengan kakinya dan tidak peduli dengan rasa sakit yang langsung ia rasakan di bagian kaki.

"Winnie, tolong buka pintunya."

Winnie menghentakkan kaki lalu membuka pintu kamar dan Dexter langsung masuk sebelum pintu itu ditutup.

"Kalian semua tolong keluar." ujar Dexter pada orang-orang yang tadinya berdiri bersamanya. Dexter hanya tidak mau mereka mendengar suara Winnie walaupun sepertinya suara perempuan itu dapat didengar juga dari luar.

Dexter menutup pintu lalu menatap wajah winnie yang tampak merah. "Aku..."

"Jahat! Lo jahat! Lo udah usir gue, lo yang ngusir gue, lo nggak percaya sama gue, nikah aja sana lo sama Violet!" Winnie memukul dada Dexter.

"Jadi cerita yang sebenernya itu gimana? Pengawal itu yang bilang kamu dorong Violet."

"Pergi! Pergi lo kalo emang masih mau nuduh gue! Pergi!" Winnie mendorong Dexter.

"Kamu hamil, ayo kita balik ke istana."

"Enggak! Gue selalu sakit hati di sana, biarin gue di sini, gue nggak mau ketemu sama adek lo itu!"

"Winnie..."

"Gue bilang nggak mau ya nggak mau! Jangan paksa gue! Lo sendiri yang usir gue!"

"Aku minta maaf, Winnie. Aku minta maaf."

"Serius, lo ke sini malah bikin gue makin benci sama lo." kata Winnie dengan nada rendah.

Dexter membawa Winnie ke pelukannya dan merengkuh tubuh istrinya dengan erat agar Winnie tidak bisa menjauh darinya. "Aku minta maaf, iya, aku udah jahat sama kamu. Aku minta maaf."

"Gue benci lo, gue bener-bener benci lo. Gue juga benci sama diri gue sendiri yang ada di sini." lirih Winnie yang dapat didengar oleh Dexter.

Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang