⏳Winnie-35⏳

7.6K 1.4K 342
                                    

"DEXTER!" Winnie berlari secepat mungkin tanpa memakai alas kaki dan membuka gerbang dengan cepat dan setelah terbuka, Winnie terdiam.

Winnie maju dengan perlahan, sangat perlahan sambil memperhatikan wajah laki-laki yang ada di depannya. Winnie mengangkat tangan kanan lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah laki-laki itu dan tangis Winnie pecah karena ia berhasil menyentuh pipi Dexter dan langsung ia peluk laki-laki itu.

"Aku berhasil, aku berhasil pergi ke masa depan." bisik Dexter memeluk erat Winnie dengan kedua tangannya.

"Morgan?" Winnie langsung melepaskan pelukannya dan kembali menangis melihat Morgan berada di gendongan Inessa. Winnie segera mengambil Morgan dan menciumi wajah anaknya.

"WINNIE?!" teriak Claire dari teras rumah.

Winnie langsung menoleh, menatap sang ibu yang berlari tanpa menggunakan alas kaki.

"Winnie?! Apa-apaan ini?! Laki-laki ini siapa? KENAPA WINNIE GENDONG BAYI?!" Claire mengarahkan telunjuknya pada Winnie.

"Ini..." Winnie terdiam karena Claire kembali berbicara.

"Enggak, jangan bilang laki-laki ini pacar Winnie, anak ini anak Winnie. Enggak, jangan bilang kayak gitu. Ya ampun, apa ini karma buat gue yang pernah selingkuh? Yang pernah bantu Evelyn nutupin soal Russell dulu?" Claire menyentuh kepalanya dengan tubuh yang bersandar pada gerbang.

"WINNIE! BAYI SIAPA ITU?!" tanya Celine sambil berjalan.

Dexter menatap bergantian Claire dan Celine yang ia yakini adalah ibu dan nenek Winnie. "Kamu bener, mereka galak." gumam Dexter.

"Perkenalkan, saya Inessa." kata Inessa di mana mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu.

"Diem, mohon nenek untuk diem dulu. Winnie?! Bilang, bilang sama mami kalo itu bukan bayi Winnie!" ucap Claire dengan jantung yang berdegup kencang.

"Ini emang bayi Winnie, anak Winnie." jawab Winnie.

Claire ingin pingsan saja rasanya.

"KAMU?! DASAR KAMU, YA! BERENGSEK KAMU!" Celine mendekati Dexter untuk memukul laki-laki itu tetapi ditahan oleh winnie.

"Oma! Oma! Udah! Dexter nggak salah! DENGERIN NENEK INESSA DULU, OMA!" Winnie berusaha melindungi Dexter karena yang lainnya hanya diam saja.

"Opa! Tarik dong oma! TARIK!" seru Winnie pada Justin yang hanya menonton. Winnie yang panik semakin panik lagi lantaran Morgan menangis karena di tempat itu terlalu berisik.

"Oh my God." Nickie mendongak dan menghela napas melihat kehebohan yang ada di depannya.

"Celine, Celine, udah, Cel." Justin menarik Celine dengan paksa dan mendudukkan Celine di sofa lalu ia tahan.

Dexter menangkap bantal sofa yang Celine lemparkan kepadanya di mana wajah Dexter langsung tampak pucat atas perlakuan yang baru saja ia dapat. Baru kali inilah Dexter mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan setelah sebelumnya ia begitu dicintai oleh banyak orang.

"Saya mohon, dengarkan saya. Biar saya jelaskan." kata Inessa. Inessa sedikit mengangkat tangan kanan lalu ia jentikkan jarinya dan muncullah kalung yang pernah Winnie pakai.

Munculnya kalung itu dengan tiba-tiba, membuat mereka yang ada di sana sangat terkejut. Claire langsung bersembunyi dibalik tubuh Zion, Evelyn memeluk Jesslyn, dan Charlie juga Nickie terdiam seperti patung dengan mata yang membulat lebar.

"Ih! Seharusnya aku yang sembunyi di balik badan kamu, malah kamu yang sembunyi di balik badan aku!" Celine memukul paha Justin.

"Pesulap, Sayang." Justin menunjuk Inessa.

"Nenek punya kekuatan lagi?" tanya Winnie.

"Khusus untuk hari ini aja, berkat saudara saya juga." Inessa menatap keluarga Winnie. "Sebagai keluarga Winnie, pasti kalian pernah melihat Winnie memakai kalung ini, benar?" tanya Inessa pada Claire dan Zion di mana Zion, Claire, beserta Charlie dan Nickie langsung mengangguk.

"Saya yang memberikan kalung ini ketika Winnie pergi ke toko jam milik saya. Liontin kalung ini berupa jam, liontin kalung inilah yang membawa Winnie ke masa lalu saat Winnie tidur, bukan mimpi, Winnie benar-benar pergi ke masa lalu."

Mereka semua terdiam tanpa bisa memberikan respon apapun.

"Dan laki-laki ini, adalah seorang raja. Raja Dexter." Inessa menunjuk Dexter membuat orang-orang itu langsung menatap Dexter sambil membulatkan mata.

"Dan Winnie, adalah seorang ratu." Inessa beralih menunjuk Winnie.

"Pfft! Ratu? Lo ratu, Win? Hahaha!" Nickie tiba-tiba saja tertawa keras.

"Untuk lebih jelasnya, mungkin kalian bisa bertanya langsung pada mereka, maaf, saya tidak memiliki banyak waktu." ucap Inessa seraya memberikan kalung yang ia pegang. "Kenang-kenangan saya untuk kamu."

Winnie menerima kalung itu dan mengangguk sambil tersenyum.

"Saya permisi, Yang Mulia. Selamat menikmati kehidupan baru Anda di masa depan." Inessa sedikit membungkukkan badan untuk Dexter lalu pergi keluar dengan keadaan yang hening.

Winnie terkejut karena tiba-tiba saja Claire dan Celine menyerang Dexter. "OMI! OMA, MAMI! UDAH DONG! ODY! OPA, DADDY! TARIK DONG ISTRI-ISTRINYA!" Winnie mendekati Evelyn. "Onti, tolong pegang anak Winnie." Winnie kembali mendekati Dexter untuk melindungi laki-laki itu.

Zion menahan Claire. "Serius kamu itu raja? Serius?" tanya Zion pada Dexter sambil menahan Claire.

"Iya, iya saya raja." Dexter menganggukkan kepala dengan wajah yang masih tampak pucat.

"Sayang, berhenti, kita bisa cari di internet untuk pastiin kalo laki-laki ini raja atau bukan. Berhenti." Zion menarik Claire menjauh dari Dexter.

Keadaan sudah tenang, tidak ada lagi keributan, tetapi dari sorot mata Claire dan Celine, tidak ada ketenangan untuk Dexter.

"Eve." panggil Celine meminta Evelyn untuk menyerahkan Morgan padanya. Celine menatap Morgan yang sudah berada di gendongannya. "Ya ampun, lucu banget." Celine tidak dapat menyembunyikan rasa gemasnya tetapi tatapannya berubah tajam untuk Dexter.

"Awas aja kalo kamu bukan raja!" Celine mengarahkan jari telunjuk dan tengah ke matanya lalu ke mata Dexter.

"Semuanya, Dexter ini emang raja. Nama kerajaannya Kerajaan Voxeoston." kata Winnie.

"Ya udah, tinggal cari aja Kerajaan Voxeoston, beneran ada atau nggak, kalo ada pasti muncul tuh nanti. Kalo nggak ada berarti laki-laki ini pembohong." balas Claire.

"Winnie sempet cari, tapi emang nggak ada." ucap Winnie.

Zion menutup mulut Claire karena sebenarnya kuping Zion sakit mendengar teriakan istrinya, sedangkan Celine, menatap Dexter semakin tajam lagi.

"Nggak ada? Kapan kamu carinya?" tanya Dexter.

"Udah lama sih, waktu kita mau nikah."

"NIKAH?!" Claire dan Celine berbicara bersamaan.

"Omi, diem dulu, Winnie bakal ceritain semuanya. Tapi sabar, oke?" kata Winnie.

"Coba kamu cari lagi, Win." ujar Evelyn.

"Winnie udah cari kok." Winnie mengambil ponselnya yang terselip di sofa. "Nih, ya, Winnie cari lagi. Kerajaan Voxeoston."

Dexter tidak fokus pada hasil pencarian Winnie, tetapi ia tampak fokus dengan ponsel yang Winnie pakai juga desain ponsel tersebut.

"HAH? ADA!" teriak Winnie membuat mereka semua langsung mendekat.

Winnie and Her Time Travel

Qotd: kalo aku bikin ini mimpi, kalian bakal sekesel apa?

Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang