⏳Winnie-14⏳

7.7K 1.4K 241
                                    

Minimal 325 votes, minimal 200 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!

"Kenapa gue jadi kasihan sama dia?" gumam Winnie sambil mengintip Dexter dari balik dinding kamarnya.

Winnie berhenti mengintip Dexter yang menatap ke arah kamarnya dan Winnie kembali bergumam seraya berdiri bersandar di dinding yang terasa dingin. "Serius nggak sih gue bakal tetep perawan?"

"Tapi gue lagi mimpi, 'kan? Buktinya kalo gue bangun tidur, gue ada di kamar gue tanpa ada kejadian apa-apa. Kemaren siang kepala gue nabrak pintu kamar ini, rasanya sakit banget, tapi waktu gue bangun tidur kepala gue nggak kerasa sakit." Winnie berbicara sendiri sambil mengingat kejadian kemarin siang saat ia menabrak pintu kamar dengan cukup keras akibat Winnie yang terlalu asyik membaca majalah seraya berjalan.

"Gue ngerasa sakitnya di sini doang, gue bangun tidur, ada di kamar gue yang sebenernya, kepala gue baik-baik aja. Mungkin kalo gue kasih dia jatah bakal kayak kejadian gue kejedot pintu kali, ya. Rasa sakitnya cukup di tempat ini aja, gue nggak perawannya juga cukup di tempat ini, iya nggak sih?" Winnie menghela napas lalu kembali mengintip Dexter yang sedang duduk bersandar sambil memejamkan mata.

Pandangan Winnie jatuh pada bagian bawah laki-laki itu di mana Winnie langsung teringat di hari pertama mereka mandi bersama tetapi berada di bathtub yang berbeda. Winnie memejamkan mata sambil menggelengkan kepala saat bayangan Dexter memakai kolor muncul begitu juga.

"Gue sering denger temen-temen gue cerita soal mereka yang udah having sex, kepo juga sih gue gimana rasanya." ucap Winnie dengan mata yang kini tertuju pada dada bidang Dexter.

"Kasih jatah nggak, ya." Winnie masih bimbang dan masih memikirkan dengan matang-matang hal yang akan ia lakukan bersama Dexter.

Winnie menghela napas lalu keluar dari ruangan yang menjadi kamar tidurnya untuk menghampiri Dexter yang kini sedang membaca sebuah buku.

Dexter menatap sejenak Winnie dan lebih memilih untuk fokus pada bukunya. Melihat Dexter tampak cuek, Winnie menjadi kesal.

"Lo kok cuekin gue sih? Padahal tadinya pengen kasih jatah lo, hak lo, bercinta sampe pagi." Winnie mengarahkan mata pada lukisan Ratu Eloise dan ia dapat melihat Dexter langsung menatapnya bahkan meletak buku yang laki-laki itu pegang.

"Kamu baru aja nabrak pintu lagi?"

Winnie menatap Dexter lalu tersenyum nakal. "Enggak." Winnie mendekati Dexter dan duduk di pangkuan laki-laki itu.

Dexter menatap lekat Winnie yang tampak sangat aneh di matanya, ada apa dengan gadis itu?

"Atau kamu abis minum sesuatu?" tanya Dexter lagi dan Winnie menggeleng.

"Kamu udah sadar? Abis ini kamu bakal pukul saya karena kamu duduk di pangkuan saya?" tanya Dexter lagi.

Winnie menggeleng lalu tersenyum. "Gue nggak segila itu, Rajaku."

Dexter menatap tangan Winnie yang masuk ke balik piyamanya, menyentuh langsung dada Dexter dengan telapak tangan Winnie.

"Kamu masih remaja tapi udah ada bakat jadi penggoda?" tanya Dexter dan terkejut karena tiba-tiba saja Winnie memukulnya.

"Gue udah bagus-bagus, ya, ngomong lemah lembut, nggak pengen kasar sama lo, siap kalo lo mau perawanin gue, tapi omongan lo barusan bikin gue males!" Winnie beranjak dari pangkuan Dexter.

"Oke, saya minta maaf." Dexter menahan tangan Winnie dan menarik Winnie dengan cukup keras membuat Winnie kembali duduk di pangkuan Dexter dengan posisi Winnie mengarah ke depan, sebelumnya Winnie duduk dengan posisi menyamping.

Winnie menatap sejenak ke bawa di mana kedua tangan Dexter baru saja melingkar di sana.

"Kamu serius mau kasih hak saya?"

"Nggak ada pengulangan."

Dexter mendekatkan bibirnya ke kuping Winnie untuk membisikkan sesuatu. "Bisa kita mulai sekarang?"

Winnie menelan ludahnya mendengar bisikin Dexter yang terdengar seksi. "Terserah lo." Detik kemudian Winnie langsung merasa merinding saat bibir Dexter menyentuh bahunya, menciumi bahunya.

Winnie menggigit bibir bagian dalamnya untuk tidak menimbulkan suara saat Dexter beralih menciumi lehernya. Mata Winnie yang terpejam, langsung terbuka saat merasakan Dexter menggendongnya lalu membaringkan tubuh Winnie di tempat tidur Dexter.

Winnie menoleh ke kanan dan kiri. "Bisa-bisanya tempat tidur lo lebih empuk daripada tempat tidur gue."

Dexter memegang pipi Winnie dengan tangan tangan lalu mengarahkan wajah Winnie padanya. "Saya bakal minta mereka untuk kasih tempat tidur terbaik untuk kamu."

Setelah berbicara seperti itu, Dexter langsung mencium Winnie dengan tangannya yang masih berada di pipi Winnie.

☾⭒Winnie's Time Travel is Off⭒☽

Winnie bangun di siang hari, di pukul 12:30 siang di mana ini adalah rekor terlama Winnie bangun tidur. Winnie membuka dengan sudah payah matanya seraya meraba ke sisi tempat tidur untuk mencari ponsel dan melihat jam. Winnie lebih suka melihat jam melalui ponsel daripada jam yang ada di dinding.

"Gila, siang banget gue bangunnya." Winnie memijat kepalanya lalu berbaring menyamping untuk memeluk guling.

"Aaw!" pekik Winnie karena ia merasa sakit di bagian bawahnya saat Winnie ingin memeluk guling menggunakan kaki juga tangan.

Winnie membulatkan mata. "Sial, jangan bilang gue udah nggak perawan lagi?" Winnie refleks menyentuh bagian bawahnya dan kembali terkejut karena celana piyamanya basah.

"Kampret! Kenapa basah, anjir?" Winnie masih membulatkan mata dengan raut wajah mulai panik.

Winnie beranjak dari tempat tidur dengan rasa sakit dan pegal di bagian selangkangan, tetapi rasa sakitnya masih bisa Winnie tahan.

"Kenapa celana gue basah? Gue masih perawan, 'kan?" Winnie mulai meremas rambutnya.

"UDAH BANGUN?! KALI INI AJA, YA, MAMI BIARIN BANGUN JAM DUA BELAS! BESOK-BESOK NGGAK LAGI!" teriak Claire dari luar kamar Winnie dan Winnie tidak mempedulikannya.

"Duh, gimana dong ini? Apa gue ke dokter aja untuk cek gue masih perawan atau enggak?" Winnie mondar-mandir seraya menggigiti kukunya.

"Argh!" Winnie mengacak-acak rambutnya sambil menyembunyikan wajah di tempat tidur.

Winnie and Her Time Travel

Qotd: menurut kalian, apa Winnie masih perawan?

Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang