Minimal 500 votes, minimal 250 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!
⏳
Winnie berjalan menuju taman yang ada di belakang istana sambil menyentuh perutnya karena Winnie dengar bunga yang Winnie inginkan sudah ada di taman.
"Ya ampun, ini banyak banget." Winnie menatap bunga mawar yang berada di potnya masing-masing dalam jumlah yang banyak.
"Raja Dexter yang meminta kami untuk membeli bunga ini dalam jumlah yang banyak, Yang Mulia." kata Flora.
"Maksudnya, saya mau bunganya macem-macem, bukan satu jenis gini, saya mau nyibukin diri untuk rawat bunga-bunga tapi ini banyak banget."
"Jadi, harus saya apakan bunga-bunga ini, Yang Mulia?"
"Ya udah, nggak usah diapa-apain, saya tetep bakal urus bunga-bunganya."
"Biar saya panggil pelayan untuk bantu Anda."
Winnie menggeleng. "Nggak usah, biar saya sendiri, saya lebih suka lakuin apapun itu sendirian."
"Apa boleh saya tinggal pergi, Yang Mulia?" tanya Flora.
Winnie mengangguk lalu berjongkok untuk melihat lebih dekat bunga mawar yang sudah mekar dan ada juga yang belum. Peralatan yang winnie butuhkan sudah disiapkan, pot bunga mawar sudah terlihat bagus tetapi Winnie ingin memindahkannya ke pot yang jauh lebih bagus.
Winnie mengambil tanah dengan menggunakan tangannya langsung walaupun di dekatnya terdapat sarung tangan. Winnie mengurungkan niat untuk mengisi pot miliknya dengan tanah saat melihat sepasang sepatu muncul dari sebelahnya.
Winnie yang memang masih berjongkok mulai mendongak untuk melihat siapa yang datang. Winnie menghela napas dan mengabaikan Violet.
"Punya muka juga lo sampe balik lagi ke sini."
"Saya balik ke sini karena saya denger kalo kamu bakal pergi?" Violet merendahkan tubuhnya, "ke masa depan?"
Winnie yang kini sedang memindahkan bunga mawar ke pot miliknya, beralih menatap Violet.
"Jadi kamu dari masa depan? Dan bisa ke sini berkat sihir dari si wanita tua? Wow." Violet tersenyum sambil menggelengkan kepala.
Winnie berdiri. "Terus? Lo tetep mau ambil Dexter gitu? Ambil aja, Dexter juga udah najis liat lo." Sebenarnya Winnie penasaran dari mana Violet bisa tahu, ia akan mencari tahunya setelah ini.
"Kalo emang di negeri ini ada sihir, saya harus temui si penyihir itu untuk minta... Semacam sihir juga? Sihir untuk buat Dexter bisa jatuh cinta sama saya? Lagian, saya siap rawat anak kalian." Violet menatap perut Winnie.
"Gue nggak akan pernah sudi anak gue dirawat sama perempuan kayak lo. Makan nih tanah!" Winnie yang sempat mengambil tanah melemparkannya badan Violet hingga membuat Violet berteriak.
"Kamu! Apa-apaan kamu?!" Violet sangat terkejut seraya meludah karena tanah yang Winnie lempar sampai masuk ke dalam mulutnya.
"Karena gue udah muak banget sama lo!"
Violet mengangkat tangannya siap untuk menampar Winnie tapi sayangnya ditahan oleh Dexter yang baru saja datang.
Dexter menyentak tangan Violet. "Kenapa saya baru sadar kalo kamu sekurang ajar ini?"
"Saya?" beo Violet.
"Kenapa? Kata saya emang selalu saya pake untuk orang yang bukan dari keluarga saya, kamu bukan keluarga saya."
Violet merasa sangat sakit hati dengan kalimat Dexter barusan.
"Mungkin kalo kamu bisa bersikap baik, khususnya ke istri saya, saya masih mau anggap kamu keluarga saya. Liat kamu yang hampir tampar istri saya, buat saya makin yakin untuk nggak anggap kamu keluarga saya lagi. Saya bakal copot gelar kamu, hari ini juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]
FantasyDi hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, Winnie mendapatkan sebuah hadiah dari orang yang tidak ia kenal tetapi orang itu tahu siapa dirinya. Winnie merasa tidak enak hati juga takut menerima pemberian orang asing tersebut tetapi karena merasa tidak...