⏳Winnie-33⏳

7K 1.3K 240
                                    

Winnie membuka mata dan menoleh ke kanan juga kiri di mana Winnie sedang berada di kamarnya. Winnie langsung duduk di tempat tidur lalu menyentuh lehernya dan membulatkan mata karena kalung dari Dexter ada di lehernya, tetapi, kalung dari Inessa, sudah menghilang.

Winnie memejamkan mata dan mulai menangis sambil menggenggam erat liontin kalung yang di dalamnya terdapat foto Winnie, Dexter, dan Morgan.

"Apa ntar malem gue udah nggak bisa balik ke masa lalu lagi? Beneran udah nggak bisa?" Winnie kembali berbaring lalu menutupi wajahnya dengan bantal sambil terus menangis.

Winnie pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan tidak peduli melihat wajahnya yang merah dan mata yang sembab. Winnie hanya membasuh wajah lalu pergi keluar dari kamar dan saat Winnie tiba di ruang makan, orang tua dan dua saudaranya tampak biasa saja saat melihat mata sembab Winnie.

"Nonton film apalagi tadi malem? Endingnya sad banget?" tanya Claire dan Winnie hanya menganggukkan kepala.

"Lo sok keras tapi cengeng banget kalo udah nonton film." kata Nickie.

Winnie tidak membalas ucapan Nickie. "Winnie nggak selera makan." Winnie mendorong piring berisi sarapannya.

"Lah, sad ending banget, banget, banget, sampe nggak selera makan? Biasanya kalo abis nangis Winnie makan banyak." kata Zion.

Winnie tiba-tiba saja menangis membuat mereka saling tatap.

"Winnie jangan dikasih nonton film lagi deh." ucap Charlie sambil memperhatikan Winnie.

"Winnie, jangan di kamar terus dong, Nak. Mami khawatir nih, putus cinta? Atau gimana sih?" Claire mengetuk-ngetuk pintu kamar Winnie.

"Eh, Win. Lo beneran putus cinta? Udah gue bilang, emang nggak ada cowok yang mau sama lo!" seru Nickie.

Brak!

Claire dan Nickie sama-sama terkejut saat mendengar pintu dihantam oleh sesuatu. "Ck, makanya diem aja!" Claire menaruh telunjuknya di bibir.

"Winnie, cerita dong sama mami. Mami nggak akan marah kok kalo emang Winnie udah pacaran." Claire kembali mengetuk-ngetuk pintu kamar anaknya.

"Malah gue udah nikah ditambah punya anak keles." gumam Winnie sambil memperhatikan fotonya bersama dengan Dexter dan Morgan.

"Pintunya jangan dikunci gini dong, Win. Ya ampun, mami beneran khawatir tau, nggak biasanya Winnie kayak gini. Sayang! Kamu bantuin aku dong! Santai banget jadi orang."

"Mau bantuin apa? Gimana? Kalo Winnie emang lagi pengen sendirian masa kita paksa untuk keluar."

"Tapi masalahnya Winnie belum ada makan! Tadi pagi cuma minum susu doang, itu juga nggak habis. Siang ini sama sekali belum ada makan!"

Winnie tidak mempedulikan ayahnya yang memang selalu santai dan sang ibu yang selalu heboh. Winnie membiarkan air matanya mengalir dari sudut mata.

"Kalian lagi apa di sana? Aku kangen kamu, Dexter. Mami juga kangen banget sama Morgan." Winnie memejamkan mata dan menangis tanpa suara walaupun kamarnya kedap suara.

"Winnie! Ini udah malem, Win. Tapi Winnie belum ada keluar, makan. Buka dulu dong pintunya, mami bawa makan malem untuk Winnie. Mami sengaja masak makanan kesukaan Winnie lho ini." Claire di luar kamar Winnie semakin khawatir lagi dengan anaknya.

Winnie diam saja sambil menutupi wajahnya dengan bantal dan tangan yang tidak pernah melepas kalung pemberian Dexter.

Claire yang ingin kembali membujuk Winnie mengurungkan niat melihat Zion datang sambil membawa alat pengeras suara yang dihubungkan ke speaker.

"Mau ngapain kamu?" tanya Claire dengan ekspresi bingung.

Zion berlutut lalu mendekatkan mic ke bagian bawah handphonenya kemudian ia dekatkan dua benda itu ke pintu kamar Winnie.

"WINNIE?!"

Bukan hanya Winnie, seisi rumah dibuat terkejut dengan suara keras barusan di mana Zion menghubungi Celine.

"Keluar dari kamar sekarang juga, Win! Sekarang! Jangan sampe oma dateng ke sana, ya, untuk paksa Winnie keluar buat makan. Keluar dari kamar!"

Winnie yang tadinya berbaring langsung duduk di tempat tidur saat mendengar suara keras yang menggema itu. "Pada ngapain sih?" gumam Winnie.

"Zion! Seharusnya kamu VC mami dong, biar mami bisa liat Winnie keluar dari kamar atau enggak!"

Zion mendekatkan mic ke mulutnya. "Iya-iya." Lalu kembali menghubungi Celine via video call dengan kamera yang ia arahkan pada pintu kamar Winnie.

"Win, ini oma di rumah udah teriak-teriak, ya. Oma denger, pagi Winnie cuma minum susu, siang nggak makan, malem juga nggak makan? Ada masalah..."

"Tes, tes." kata Charlie di dekat mic.

"Nickie! Biarin oma ngomong dulu!"

"Malah gue yang kena." gumam Nickie yang sedang berdiri sambil memakan kacang almond.

"Winnie, keluar, Nak. Oma juga ikut khawatir di sini, opa yang selalu bodo amat bahkan mami pernah masuk got juga dia bodo amat, tapi kali ini opa ikut khawatir, Win."

"Khawatirnya nggak pake banget sih." sahut Justin.

Claire membulatkan mata melihat pintu kabar terbuka dan tak lama keluarlah Winnie dari sana. "Akhirnya Winnie keluar!"

"Lapor, Winnie udah keluar." kata Zion dengan mic tadi, Zion yang berlutut langsung berdiri dan mengarahkan kamera pada wajah Winnie.

Nickie merebut mic dari Zion. "Lapor, Oma, mata Winnie sembab."

"Winnie, kenapa matanya..."

"Mami! Udah ah jangan ditanya-tanya dulu, biarin Winnie makan dulu." Claire memotong ucapan Celine.

"Winnie menangis... Membayangkan, betapa kejamnya cowok yang udah tolak cinta Winnie." Nickie bernyanyi dengan nada lagu yang akhir-akhir ini terus terngiang-ngiang di kepalanya.

"Apa sih gembel." Winnie menatap sinis Nickie.

Winnie and Her Time Travel

Qotd: haruskah Winnie bertemu dengan laki-laki yang lain?

Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang