⏳Winnie-26⏳

8.7K 1.5K 384
                                    

Minimal 500 votes, minimal 250 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP!

IG : audryaprillia04

Dexter keluar dari balik dinding setelah menghapus air matanya dan berjalan mendekati Winnie, karena Dexter tidak memakai alas kaki, Winnie masih belum menyadari kehadiran Dexter.

Winnie terlonjak kaget ketika bahunya disentuh lalu Winnie langsung balik badan dan dengan cepat menghapus air matanya.

"Kenapa kamu nangis? Aku kaget, baru aja masuk kamar terus liat kamu nangis." Dexter berpura-pura tidak tahu.

"Nggak papa. Ya, tiba-tiba ngerasa sedih udah gitu aku lagi hamil di mana ibu hamil emang sensitif banget." Winnie beranjak dan membawa kameranya tanpa melihat hasil videonya.

"Gimana kalo kita jalan-jalan keluar?" ajak Dexter.

"Males ah, mau di sini aja. Aku mau tidur." Winnie naik ke tempat tidur dan berbaring dengan posisi menyamping.

"Aku mau keluar lagi, nggak papa?"

Winnie mengangguk sambil memejamkan mata tanpa bertanya laki-laki itu ingin pergi ke mana. Winnie semakin erat memejamkan matanya saat merasakan kecupan di bagian pelipisnya dan setelah itu Dexter pergi dari kamar.

Dexter berdiri di depan jendela sembari menunggu tamunya datang. Mendengar pintu terbuka, Dexter menoleh.

"Wanita bernama Inessa sudah datang, Yang Mulia." kata pengawal dan Dexter langsung duduk di sofa.

"Langsung duduk saja." ujar Dexter ketika melihat Inesaa hendak berbungkuk.

Inessa duduk berhadapan dengan Dexter. "Saya dengar Anda memanggil saya, Yang Mulia?"

Dexter mengangguk. "Saya benar-benar tidak suka dengan situasi saat ini, ratu menjadi yang banyak menangis, terlihat tidak bersemangat, bahkan tadi saya lihat ratu menangis setelah merekam dirinya untuk memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada anak kami nanti."

"Saya minta maaf atas perlakuan saya, Yang Mulia."

"Apa Anda tidak bisa melakukan sesuatu agar saya dan ratu bisa terus bersama-sama?"

"Saya memang memiliki sihir tetapi tidak selamanya. Ketika sihir saya menghilang, menghilang dengan sendirinya, saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi."

"Kapan sihir itu hilang?" tanya Dexter.

"Kemarin, Yang Mulia."

Kedua mata Dexter melebar.

"Ratu tidak bisa membawa manusia ke masa depan, seharusnya dipertemuan pertama kita, jika memang Yang Mulia ingin pergi ke masa depan, saya bisa membuatkan kalung itu juga."

Dexter memajukan tubuhnya. "Seharusnya Anda buatkan saja, sihir yang Anda punya memang sudah menghilang?"

Inessa mengangguk seraya memperhatikan wajah Dexter yang tampak frustrasi.

"Jadi ratu benar-benar akan pergi?" tanya Dexter dengan nada rendah.

"Saya minta maaf karena tidak bisa melakukan apa-apa lagi, Yang Mulia. Walaupun saya sudah tidak memiliki kekuatan, kalung ratu masih memilikinya tapi akan menghilang juga, tepat di hari ulang tahunnya yang ke delapan belas."

Dexter memegang kepalanya dengan menggunakan kedua tangan dan siku yang bertumpu pada lutut. Dexter menatap nanar Inessa, "apa yang harus saya lakukan?"

Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang