Minimal 500 votes, minimal 250 komen. (17:30-19:30 WIB) ➡️ UP! Target ini dikhususkan untuk kalian yang ikhlas vote dan komen tanpa ada rasa terbebani😍
Kalo nggak suka sama target-targetan, cuma satu saran, tinggalkan cerita ini.
⏳
Winnie sedang memperhatikan Dexter yang tengah menandatangani sesuatu. Ucapan Dexter terus saja terngiang-ngiang di kepalanya tentang cinta yang akan segera datang. Winnie beralih menatap pintu yang diketuk dan Dexter mempersilakan orang itu masuk.
"Yang Mulia, mungkin besok pagi Anda bisa keluar sebentar dari istana untuk melihat bunga juga surat yang ada di depan gerbang." Lewis menatap Winnie.
"Bunga sama surat?" tanya Winnie yang sedang bingung.
"Tidak lama rekaman suara itu diputar di radio, mereka mulai memberikan bunga juga surat di depan gerbang istana, bunga dan surat-surat itu merupakan ucapan selamat atas kehamilan Anda, Yang Mulia." jawab Lewis.
Winnie membulatkan mata. "Serius? Ayo kita keluar sekarang."
"Ini udah malem, besok pagi aja." kata Dexter.
"Ih, tapi gue..." Winnie terdiam saat Dexter menatapnya. "Aku udah nggak sabar!"
"Di luar gelap, lebih bagus besok pagi aja, Winnie."
Winnie menghela napas dan kembali duduk di tempat tidur setelah sebelumnya sudah berdiri.
"Selamat malam, Yang Mulia." ujar Lewis sambil menutup pintu.
"Kamu tidur sama aku." Dexter menatap Winnie yang berjalan menuju kamar perempuan itu.
"Nggak mau! Gue... Aku tidur kayak orang kesurupan, kamu mau kaki aku di muka kamu?"
"Kita pernah tidur bareng, tapi kamu nggak kayak gitu"
"Belum aja!" sahut Winnie yang sudah berada di kamarnya.
Dexter merapikan berkas-berkas yang sudah ia tandatangani dan Dexter letak dengan rapi di meja kerja lalu menyusul Winnie yang sudah berbaring di tempat tidur.
"Aku mau tidur sendiri." Winnie menahan Dexter yang hendak berbaring.
"Tapi aku mau tidur sama kamu." Dexter berhasil berbaring.
"Ya udah, jangan kesel kalo tangan sama kaki aku ke muka kamu ntar." Winnie berbaring membelakangi Dexter.
"Aku nunggu banget sikap manja kamu ke aku." kata Dexter sambil memperhatikan punggung Winnie.
"Aku nggak akan pernah manja ke kamu, aku bukan cewek yang manjaan, aku cewek barbar." balas Winnie tanpa menatap Dexter.
Dexter mengangguk, "oke."
Tidak ada percakapan lagi yang keluar dari mulut Winnie dan Dexter. Dexter sengaja diam agar Winnie bisa tidur mengingat hari sudah larut malam. Dexter tidak beranjak dari tempat tidur Winnie karena ia memang ingin tidur bersama Winnie.
Setelah 30 menit berlalu, Dexter sedikit mengangkat kepala untuk melihat apakah Winnie benar-benar sudah tidur atau belum. Deru napas Winnie tampak teratur, karena hal itu, Dexter mencium pipi Winnie dengan perlahan agar Winnie tidak terbangun lalu menarik selimut sampai ke bahu Winnie.
Dexter berbaring terlentang setelah mencium dan menarikan selimut untuk Winnie. Mata Dexter yang baru saja terpejam kembali terbuka saat merasakan wajahnya disentuh oleh sesuatu, tangan Winnie. Dexter menatap sisi tempat tidur milik Winnie yang sangat lebar, dengan perlahan, Dexter menjauhkan tangan Winnie dari wajahnya lalu pindah ke sisi tempat tidur yang lebar karena ia sudah sangat di tepi tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winnie and Her Time Travel [COMPLETED]
FantasyDi hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun, Winnie mendapatkan sebuah hadiah dari orang yang tidak ia kenal tetapi orang itu tahu siapa dirinya. Winnie merasa tidak enak hati juga takut menerima pemberian orang asing tersebut tetapi karena merasa tidak...