Tujuh

1.3K 241 52
                                    

"Terkadang sebuah kegagalan bukan selalu pertanda untuk mencoba lagi, namun justru cara Tuhan untuk meminta kita berhenti."


●●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●●

Terkadang dalam hidup sering kali kita menemukan momen paling brengsek dan kejam terjadi tanpa pernah kita duga. Tanpa pernah kita prediksi sebelumnya. Tanpa pernah kita persiapkan kedatangannya. Dan menurut Jevian, momen brengsek seperti ini selalu hadir untuk dihadapi. Karena dunia tidak akan berhenti berputar hanya karena kita tersandung dan jatuh. Justru semakin lama kita larut dan meraung-raung dengan luka yang tercipta, semakin jauh pula dunia akan berlari meninggalkan kita.

Jevian percaya jika segala hal yang terjadi pasti memiliki sebuah alasan. Karena ia tau, semesta tidak mungkin membiarkannya menjadi menyedihkan tanpa memaksanya untuk belajar. Dulu saat berkuliah temannya pernah berkata, Tuhan merenggut seseorang dari hidup umatnya dengan dua alasan. Pertama karena ia telah menyiapkan sosok yang jauh lebih baik. Kedua karena Tuhan tidak ingin melihat umatnya terluka lebih parah.

Ketika delapan tahun yang lalu Jihan menerima pinangannya, Jevian tidak pernah berniat untuk mengekang gadis itu dalam jeruji emas bernamakan rumah tangga. Jevian hanya ingin Jihan bahagia dan bebas, tidak terkekang seperti yang ia rasakan dalam keluarganya.

"Ini mungkin bukan lamaran yang kamu harapkan. Kayanya aku juga nggak akan pernah bisa ngasih kamu lamaran romantis kaya cerita di novel-novel romansa. Aku beli tanah ini bulan lalu, beberapa urusannya memang belum selesai dan sedang dalam proses. Tapi niatku masih belum berubah dari tahun lalu. Aku berencana untuk bangun rumah masa depanku di sini, nanti. Dan aku berharap kamu bersedia untuk jadi nyonya rumahnya, Jihan."

Keduanya berdiri di sebuah tanah luas yang kosong di dalam sebuah perumahan sepi bangunan. Sebelum keduanya sampai, Jihan sempat melihat gardu yang berdiri kokoh di pintu masuk. Dan ia dapat menyimpulkan jika lahan kosong di sana sepertinya direncanakan untuk menjadi perumahan kelas menengah. Lahan yang Jevian tunjukkan pada Jihan cukup luas, meski setelah itu Jevian mengaku mungkin akan butuh waktu beberapa tahun baginya untuk benar-benar mulai membangun rumah di sana. Dan Jevian dengan terang-terangan pula berkata,

"Kalau kamu bersedia, aku harap kamu punya cukup rasa sabar buat nungguin aku nabung dulu. Tapi aku janji, suatu hari nanti kita bisa benar-benar tinggal di sini."

Setahun mengenal Jihan membuat Jevian tau jika wanita itu masih meragukan niat seriusnya. Maka dari itu ketika Jihan bertanya,

"Ini Mas disuruh Ayah?"

Jevian tidak terkejut sama sekali. Lelaki itu hanya tertawa pelan dan menggeleng. "Kalau aku di suruh ayah kamu, aku pasti melamar kamu di restoran mewah dan bawa seratus tangkai mawar, Jihan. Lagi pula siapa juga orang tua yang mau anaknya dilamar pakai cara nggak romantis kaya gini?"

Desiderari | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang