"When you don't have self-esteem you will hesitate before you do anything in your life."
●●●●
Jihan menoleh cepat pada suara benda jatuh yang terdengar begitu kencang, datang dari arah gudang menyimpanan. Seketika saja, meninggalkan rangkaian yang sedang ia kerjakan langkah kaki buru-buru Jihan dengan cepat membawanya pada pintu gudang. Rasa cemas datang tanpa permisi sebab Ajis yang terbiasa ceria itu tampak sedikit murung hari ini. Jihan pikir, mungkin ia sedang tidak enak badan. Bisa jadi Ajis pusing dan berakhir menghantam sesuatu di gundang. Namun begitu masuk ke gudang penyimpanan, semua terlihat baik-baik saja dengan Ajis yang tampak tengah menata barang dalam diam.
"Kamu gapapa Jis?"
Menyadari Jihan yang tampak cemas di ambang pintu, Ajis balik menatapnya heran. "Emang aku kenapa Mbak?"
Jihan tampak berpikir sejenak, meyakinkan dirinya bahwa suara keras tadi memang benar datang dari arah gudang. "Tadi aku denger suara kenceng banget dari sini. Kirain kamu yang jatoh. Kan lagi nggak enak badan."
Ajis meringis tidak enak ketika melirik sebuah kardus besar yang ujungnya tampak sedikit penyok. "Kerdus Mbak yang jatoh, bukan aku. Tapi nggak ada yang rusak kok." jawabnya.
Pemuda itu lalu balik bertanya, "Siapa Mbak yang nggak enak badan?"
"Ya kamu. Lesu banget dari pagi, kalau bukan karna nggak enak badan terus kenapa?"
"Orang lesu mah bisa karna apa aja selain sakit. Lagi bokek misalnya."
Jihan tergelak dibuatnya. Bisa-bisanya ia berseloroh konyol saat Jihan sempat panik memikirkan kondisinya beberapa menit lalu.
"Kenapa? Kamu mau kasbon?"
Ajis memutar bola matanya, "Becanda Mbaaakk.."
"Ya habis kamu tuh—"
"PAKET!!"
Keduanya menoleh ke arah luar begitu gema suara tukang paket terdengar amat kencang. Ajis memilih untuk menutup kardus yang tengah ia kerjakan dan berjalan menuju pintu.
"Aku aja yang ambil."
"Anter ke meja sebelah ya Jis, istirahat makan siang sekalian."
Jihan berlalu menuju meja dan meletakkan dua kotak bento di sana. Ia menyempatkan diri untuk mengecek keberadaan si kecil yang masih terlelap di dalam bouncher saat suara Ajis tiba-tiba menginterupsi.
"Mbak?"
"Hm?"
Ajis melangkah masuk dengan sebuah kotak besar dalam pelukan.
"Ini mau ditaruh di mana?"
Jihan mengerjap bingung. "Itu apa Jis?"
Bukk
KAMU SEDANG MEMBACA
Desiderari | Jung Jaehyun
RomanceCinta ini berduri. Tapi sejenak aku lupa, aku tak menggenggamnya sendirian.