Dua

2.5K 394 110
                                    


"Mereka bilang, cinta yang persatukan dalam janji atas nama Tuhan akan dijaganya dalam dekap erat. Percayakah kamu, sayang?"


●●●●

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●●

"Ayah?"

"Hm?"

Jevian berpaling dari siaran berita malam itu. Di sampingnya, Devan sudah duduk bersilang kaki menggenggam mainan robot yang baru saja ia dapatkan setelah berhasil menyelesaikan hafalan hitungan yang diberikan sang bunda minggu lalu.

Matanya menatap lekat lengan robot yang ia putar perlahan, namun sorotnya tampak sangat tidak fokus. Lalu binar sekelam jelaga itu berpaling, menatap Jevian dengan kepolosan yang amat sangat menggemaskan.

"Tadi kita makan ikan ya?"

Jevian terdiam sejenak. Di seberang sana tampak Jihan ikut melirik bingung memperkirakan arah pembicaraan putra bungsu mereka. Lalu Jevian mengangguk pelan.

"Iya. Kenapa?"

Devan tidak langsung menjawab. Bibirnya mengerucut. Kedua bola matanya bergerak liar. Namun Jevian tak hilang arah. Ia terkekeh pelan lalu mematikan televisi dan memposisikan diri sepenuhnya pada si bungsu.

"Kenapa, Adek?"

"Tadi siang, Leo lempar batu anjing yang lewat di depan sekolah." Devan memberi jeda.

"Terus?"

"Terus ibu guru bilang.. kalau kita enggak boleh jahat sama binatang." Bibirnya kembali mengerucut sedih. "Kalau adek makan ikan.. adek jahat dong, Yah?"

Jevian menaikkan alisnya sejenak. Gemas dan bahagia seolah melebur saat mendengar pertanyaan Devan. Rasa penasarannya akan pertanyaan yang membuat si bungsu berhenti menaruh perhatian pada robot kesayangannya itu seketika terjawab. Bibirnya terkekeh, tangannya terangkat mengusak rambut Devan sebelum kembali bertanya,

"Terus ibu guru bilang apa lagi?"

"Katanya, binatang itu ciptaan Tuhan. Bisa sakit juga."

"Terus?"

Devan melirik sinis Jevian usai pertanyaan terakhirnya. "Ayah terus terus mulu. Jadi Adek jahat apa enggak?"

Senyum lebar Jevian mengembang begitu saja. Diliriknya sejenak Jihan yang juga tengah menahan tawa. Bibirnya melengkung tipis menciptakan gurat indah sembari salah satu tangan mulai merangkul Dave yang masih sibuk mengerjakan tugas sekolah.

"Kalau adek jahat, Ayah Bunda sama Kakak juga jahat dong?"

Devan tampak semakin sedih.

"Besok jangan makan ikan lagi, Ayah."

Desiderari | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang