"One day love met friendship. Love asked 'why do you exist when i already exist?'. Then friendship replied 'to put a smile where you have left tears."
●●●●
"Two months."
"Two months?" ulang Johnny merepetisi sambil mengerjai makanannya di dalam piring.
"Hm. Two months."
"And it doesn't work, does it?"
Jevian mengangguk sembari membawa potongan steak ke dalam mulutnya. Kalau dipikir-pikir, dulu saat ia pertama kali mulai bekerja papa selalu menasihatinya dengan kalimat 'kamu di sini untuk kerja, bukan cari teman' sebagai bentuk proteksi diri. Sebab papa yang sudah malang melintang di dunia koorporat tentu sudah hapal betul bagaimana lingkungan ini bekerja. Dulu papa bilang, berteman dekat dengan rekan kantor itu riskan sekali. Sebab ia bisa jadi kekuatan terbesarmu atau justru dalam sekejap berubah menjadi kelemahan terbesarmu.
Tapi bagi Jevian, Johnny tentu saja berbeda.
Si bule nyasar satu ini adalah teman dekat Jevian sejak sekolah menengah. Sebab, di sepanjang kompleks perumahan mereka dulu, hanya Jevian lah satu-satunya bocah yang mampu mengerti bahasa inggris dan sabar meladeni Johnny yang kala itu baru saja pindah dari Chicago dan tidak paham bahasa lokal.
Johnny terpaut usia dua tahun lebih tua dari Jevian, namun lelaki itu tidak ingin dipanggil kakak. Ia juga tidak pernah memperlakukan Jevian seperti anak kecil. Mungkin sebab pergaulan di luar sana tidak seperti pergaulan di sini yang pilih-pilih kasta. Jadi daripada terus merengek pada Kak Jess dan meminta ikut bermain dengan teman-teman dekatnya, Jevian akhirnya memilih untuk fokus bermain dengan Johnny saja.
Tempat bekerja Johnny kali ini, tentu saja ia dapatkan berkat rekomendasi dari papa. Sebab, Johnny tampak tidak terlalu berminat melanjutkan pekerjaan kedua orang tuanya—mungkin kalian tidak akan percaya, tapi keluarga Johnny adalah kumpulan orang-orang kesehatan. Papinya adalah seorang dokter orthopedi senior sementara maminya adalah seorang dokter obgyn. Harusnya, Johnny bisa menjadi pure blood di kampus kedokteran. Tapi si anak tunggal itu lebih memilih menjadi budak koorporat.
Jadi, papa yang kala itu cukup memiliki kuasa akhirnya menyarankan Johnny untuk melamar di sebuah kooporasi yang cocok dengan minatnya. Dua tahun kemudian, Jevian menyusulnya melamar di perusahaan yang sama—perusahaan papa.
Dari Johnny pula lah akhirnya Jevian mengenal Doni dan Tara.
Dulu saat pertama kali Johnny mengajaknya terjun ke dalam dunia investasi, Jevian yang pernah hampir tertipu juga sempat merasa sangat amat ragu. Sebab sesungguhnya ia percaya pada Johnny, tapi sejak lebih sering mendiskusikan segala hal pada Jihan, Jevian jadi jauh lebih percaya pada firasat istrinya.
Beruntungnya, kala itu Jihan menyambut baik tawaran dari Johnny. Katanya 'Akupercaya Kak Jo. Minimal kamu kenal baik bertahun-tahun, bukan cuma empat bulanan.Dan projectnya juga dimulai dari yang kecil-kecil.'. Entah itu hanya untuk menyenangkan perasaan Jevian atau Jihan benar-benar sebegitu percayanya pada Johnny, tapi yang jelas firasat wanita itu tidak pernah salah karena hingga saat ini Johnny tidak pernah membawa Jevian menuju lubang neraka dengan mencoba-coba hal baru yang tidak aman untuk dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desiderari | Jung Jaehyun
RomanceCinta ini berduri. Tapi sejenak aku lupa, aku tak menggenggamnya sendirian.