SembilanBelas

2.7K 351 57
                                    


Misi Kang Bully mau lewat 😌

==Happy Reading==
|
|







Shani berdiri didepan sebuah pintu coklat sejak 5 menit yang lalu. Tak peduli betapa lengket matanya karena sejak menginjakkan kaki disini, dirinya belum sempat merasakan nikmatnya rebahan dikasur. Antara ragu ingin mengetuk atau diam saja menunggu tuan rumah keluar. Tapi di jam seperti ini, saat matahari baru saja muncul, pasti akan butuh kesabaran extra jika memang pilihannya menunggu si tuan rumah keluar. 

Akhirnya setelah inhale exhale berkali-kali, muncul keputusan untuk mengetuk saja. Ada hal penting yang harus segera dia lakukan setelah ini selain menunggu. Baru saja akan mengetuk pintu tiba-tiba terbuka.

Baik Shani maupun pemilik rumah pun kaget bersamaan.

"Pardon." Ucap si tuan rumah.

"Hai Kak." Sapaan Shani membuat tuan rumah mengerti darimana asalnya.

"Hai. Cari siapa?" Tanya si pemilik rumah setelah beberapa saat saling tatap.

"S-saya cari Kakak." Ucap Shani ragu-ragu. Takut diusir.

"Saya? Kamu ada perlu sama saya?" Shani mengangguk.

"Untuk apa? Ehm sorry bukan bermaksud ga sopan. Saya merasa belum pernah ketemu kamu sebelumnya. Atau mungkin kita pernah ketemu dan saya ga ingat?" Tanya si pemilik rumah heran.

"Kakak benar. Kita belum pernah ketemu, karena yang saya kenal bukan kakak tapi....." Ucapannya menggantung.

"Tapi?"

"Saya kenal Adik kakak. Gracia."

Pemilik rumah diam beberapa saat kemudian mengangkat kedua alisnya sebagai isyarat bahwa dia mulai mengerti situasi.

"Dan kamu kesini mau membicarakan soal Gracia?" Tanya pemilik rumah itu.

"I-iya Kak." Entah kenapa kegugupannya bertambah dua kali lipat ketika akhirnya si pemilik rumah tau maksud kedatangannya.

"Masuk dulu." Akhirnya si pemilik rumah mundur ke belakang, membuka jalan agar Shani masuk.

Shani mengikuti langkah kaki si pemilik rumah masuk ke dalam. Sesekali tatapannya menerawang ke setiap sudut rumah yang ia lewati. Rumah yang besar namun tidak banyak perabot di dalamnya,  terkesan sederhana dan elegan. Sama seperti rumah yang ditinggali Gracia.

"Duduk dulu. Mau minum apa?" Tawar si pemilik rumah.

"Apa aja boleh Kak."

"Teh oke ya. Cuaca lumayan dingin sekarang."

"Makasih Kak."

"Hmmm."

Tak berapa lama, si pemilik rumah kembali membawa nampan dengan dua cangkir diatasnya. Shani hanya diam menatap si pemilik rumah lamat-lamat.

"Jangan liatin saya kayak gitu. Saya orangnya salting-an lho." Ucapan si pemilik rumah sukses membuat Shani membulatkan matanya lebar-lebar dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Terdengar kekehan si pemilik rumah yang membuat pipi Shani memerah karena menahan malu.

"Bundaaaaaa." Terdengar teriakan dari lantai atas yang membuat Shani reflek tersenyum.

"Pasti kamu juga udah kenal Eve?" Tanya si pemilik rumah. Shani mengangguk semangat.

"Kamu disini dulu. Tehnya diminum keburu dingin. Saya ke atas dulu bentar sebelum tuh bocil bikin kacau. Dibikin nyaman aja."

Meet The BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang