=Punten Lurrr=
________________
Shani menatap murka pada seseorang yang sudah merusak momen indahnya pagi ini. Yang di tatap hanya acuh, seolah tak terganggu dengan tatapan maut yang siap menembus jantungnya itu.
Sementara Gracia tak peduli dengan atmosfer di sampingnya, ia tampak khusu mengunyah nasi goreng yang tersaji. Sesekali melempar tatap pada Anin yang juga tengah menikmati sarapan pagi.
"Loe kenapa gak makan?" Tanya Gracia pelan sambil menatap Shani yang sejak tadi melipat kedua tangan di depan dada. Tatapnya melembut saat melihat Gracia.
"Gak laper Gee. Kamu aja makan yang banyak."
"Terserah Loe aja, kalo nanti kelaperan bukan tanggung jawab gue ya."
Shani hanya mengangguk, belum sempat mulutnya terbuka hendak mengucap sesuatu, Shani harus mengurungkan niatnya karena Anin malah bertanya.
"Loe ntar malem ada acara Gracia?" Seolah tak peduli pada Shani yang kini malah makin menatap tak suka. Sesekali mendengus pelan, namun tetap bisa terdengar oleh telinga Anin.
"Ada. Ntar malem kita sibuk, besok juga sibuk!" Itu Shani yang menjawab dengan nada ketusnya.
"Gue nanya Gracia padahal." Kekeh Anin di akhir kalimat, "Gimana Gracia?" Ulang Anin seolah tak peduli dengan jawaban Shani barusan.
"Dibilangin ngeyel banget ya Loe!" Nada Shani sedikit meninggi membuat Gracia menoleh cepat.
"Shan udah, masih pagi udah ribut aja." Lerai Gracia.
"Iya ih, yang di tanya siapa yang marah siapa?" Lagi Anin tertawa mengejek.
"Terserah gue dong, gue kan is--
"Shan! Udah ya! Mending makan."
"Kok kamu belain dia sih!?" Ucap Shani tak terima. "Asal Loe tau ya Nin gue sama Gracia sekarang udah res--
"Loe udah kan sarapannya Nin?" Sela Gracia sambil menepuk paha Shani dibawah meja. Berusaha untuk membuat Shani diam sejenak.
"Udah Gre. Eh Loe tadi mau ngomong apa Shan?" Tanya Anin seolah penasaran dan ingin mendengar lanjutan kalimat Shani.
"Kita udah---
"Udah selesai makannya. Mau pergi ke rumah sakit jemput Kak Naomi. Mending Loe ngantor deh, ntar malah telat."
Anin mengangguk, ia meraih segelas air putih, meminumnya hingga habis lalu berdiri.
"Okee. Makasih sarapannya Gracia. Nanti kalo Loe kosong, kabarin gue ya." Ucap Anin lalu mengedipkan sebelah matanya kemudian menatap Shani "Byee Shan.." Sambil melambaikan tangan lalu pergi.
"Maksud kamu apa sih?" Tanya Shani tak suka. Ia menatap penuh tuntutan pada Gracia yang malah melanjutkan sarapan.
"Apa sih Shan!? Marah-marah mulu. Mending Loe makan deh."
"Aku gak marah Gee. Aku cuma mau nanya maksud kamu apa?"
Gracia meraih gelas lalu meminum isinya dua kali, kembali menyimpannya sebelum menatap Shani.
"Maksud dari apa?"
"Kamu selalu motong kalimat aku. Seolah-olah kamu gak bolehin aku bilang sama Anin kalo kita udah nikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet The Bully
Novela Juvenil"Segala sesuatu yang kita dengar adalah pendapat, bukan fakta. Segala sesuatu yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran". -Marcus Aurellius-