DuaPuluhLima

1.8K 264 28
                                    




==Selamatmakansiyang==






-Nubivagant-  x Sthiraa_











Akhirnya hari yang diinginkan oleh Shani tapi tidak oleh Gracia pun terjadi. Hari dimana mereka berjanji untuk terikat satu sama lain sampai habis nyawa dikandung badan. Pagi ini mereka sudah berkumpul di salah satu ballroom hotel yang mereka sewa tidak jauh dari rumah sakit. Semua dilakukan secara private. Tidak ada kerabat ataupun sahabat yang datang kecuali keluarga inti masing-masing. 

"Kenapa harus seperti ini Indira?" Ucap seorang laki-laki paruh baya dengan rambut hampir memutih seluruhnya berdiri di samping Shani. 

Prosesi akan dilakukan 10 menit lagi. Sambil menunggu Gracia siap.

"Kakek berubah pikiran?" Tanya Shani sambil menatap sedih laki-laki itu.

Laki-laki itu hanya menghela nafas dalam. 

"Why her? and why now? Tidakkah seharusnya sebelum memutuskan kamu bawa dia datang padaku?"

"Indira minta maaf Kek, kondisinya di luar kendali."

"Mereka memaksamu? Apa yang mereka inginkan? Uang?" Ucap laki-laki sambil sesekali melirik ke belakang. Melihat dimana Naomi masih dengan wajah pucatnya duduk di kursi roda.

Shani hanya bisa meringis mendengar tuduhan yang Kakeknya layangkan pada Gracia dan keluarganya.

"Bukan salah mereka. Ini semua murni keinginan Indira Kek. Bahkan kalaupun tidak ada kejadian seperti ini, di masa depan pun gadis ini yang akan Indira nikahi. Semua hanya masalah waktu."

"Seyakin itu?" Tanya laki-laki dengan tatapan tidak percaya.

"With all my heart. Kek, Indira udah gede. Dari kecil semua yang kakek mau Indira turutin. Untuk sekali ini aja biarkan Indira memilih jalan hidup sendiri. Selebihnya terserah Kakek. Asal restui Indira sama Gracia."

Laki-laki itu diam sejenak. Lalu kemudian menatap Shani dengan tatapan sendu.

"Dimana nanti kalian akan tinggal? Kakek belum siap berbaur dengan gadis itu." Shani hanya bisa tersenyum hambar. Dia sadar jika tidak bisa memaksa Kakeknya menerima Gracia secepat itu. 

Tak apa, asal direstui, urusan lain biar takdir yang bekerja.

"Pakai saja salah satu rumah atau apartement yang kosong. Pilih mana yang kamu suka. Kakek akan suruh orang buat siapin semuanya buat kalian."

Shani hanya menggeleng lemah. Lalu tersenyum sambil memegang tangan Kakeknya.

"Untuk sementara Indira akan tinggal dirumah Gracia. Biar rumah peninggalan orang tuanya tidak kosong dan terawat."

"Oke. Butuh Dave untuk menemani kalian disana?"

Shani menggeleng sekali lagi.

"Indira bisa jaga diri, bisa jaga Gracia. Bodyguard kakek yang satu itu terlalu menyeramkan. Indira ga mau Gracia ketakutan nanti. Kalau memang urgent, Indira bisa panggil dia sendiri nanti."

Mendengar itu Kakeknya hanya tersenyum lemah. Hatinya masih belum ikhlas menyerahkan cucu kebanggaanya pada orang lain. Tapi apa boleh buat, Cucunya benar, semua hanya masalah waktu. Cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi.

"Meski sebentar lagi kamu punya tanggung jawab baru, jangan lupakan kewajiban kamu Indira. Kamu itu-------"

"Kek, Indira udah denger ini ratusan kali. Indira ga amnesia. Kakek tenang aja."

Meet The BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang