DuaBelas

2.6K 348 84
                                    

Shani POV

Lapangan basket tempat biasa aku berkumpul bersama teman-temanku, kali ini aku hanya duduk sendiri menatap sisi seberang lapangan dengan tatapan kosong. Pikiranku hanya dipenuhi oleh satu orang yang sejak pagi tadi menghindariku. Memang biasanya dia tidak pernah suka aku ada didekatnya, tapi entah kenapa sejak pagi tadi ketika aku mencoba menemuinya, tatapan sinisnya kurasakan berkali-kali lipat menatapku daripada kemarin. Jika tatapan Ibarat sebuah mata pisau mungkin aku udah mati daritadi. Dia bahkan tidak menjawab satu katapun pertanyaanku malah langsung pergi begitu saja. Aku salah apa?

"Dor! Awas kesambet." Suara Michelle mengagetkanku.

"Ga kaget tuh."

"Yang ngagetin lo juga siapa? Tuh monyet dua belom kesini?." Tanya Michelle menanyakan keberadaan Vino dan Mario. Aku hanya menggeleng malas.

"Kenapa tuh muka." Tanya Michelle menatapku heran.

"Gracia." Hanya satu kata itu yang mampu kuucapkan. 

"Gracia kenapa?"

"Gue tau dia masih belum suka sama gue, tapi gue ngerasa sikapnya hari ini lebih dingin dari biasanya. Tatapannya tadi bahkan masih membekas di kepala gue sampe sekarang, padahal baru kemarin gue seneng dia udah ngebiarin gue berlama-lama disampingnya, biasanya kan alergi banget tuh kalau ada gue."

"Oh." Aku langsung memukul lengan Michelle sedikit kencang.

"Jangan bikin tenaga gue buat ngomong terbuang percuma dengan respon lo yang cuma 'Oh'?" kesalku.

"Haha sensi amat mbaknya. Kayaknya gue tau kenapa dia bisa sampai kayak gitu." Ucapan Michelle sontak membuatku menatapnya curiga.

"Apa yang lo tau dan gue ga tau soal Gracia?" Tanyaku sewot.

"Dih sewot! harusnya gue yang sewot, Chika balik kesini kok lo ga bilang sama kita?" Aku hanya menghembuskan nafas kasar saat dia menyebutkan satu nama.

"Ga penting! Darimana lo tau?"

"Bukan cuma gue yang tau, Gracia juga tau kok dan mungkin kayaknya tuh kesayangan lo udah ada pembicaraan private sama Gracia."

"Dia bukan kesayangan gue!" Ucapku tak terima.

"Ya ya, percaya aja deh." Kulihat Michelle memutar matanya malas.

"Chika udah ketemu Gracia?" Michelle hanya mengangkat bahunya acuh.

"Chel serius?" Aku menuntut penjelasan lebih padanya.

"Gue lagi ga bercanda Indira" Mimik wajahnya kini berubah serius.

"Darimana Chika tau soal Gracia?"

"Harusnya pertanyaan itu bukan lo ajukan ke gue. Oh ya kalau lo udah menangin tuh taruhan, Gracia buat gue ya." Seketika aku menatap matanya tajam.

"Canda elah. Ngegas mulu. Dah ah gue masih ada kelas bentar lagi. Bye Bestie." Setelah mengatakan itu dia kemudian pergi. Aku masih menatap punggungnya hingga menghilang. Bukan setahun, dua tahun aku mengenal Michelle. Aku bisa membedakan kapan dia bercanda dan kapan dia serius. Ini mulai mengkhawatirkan.

-----------------------

"Gracia!" Aku memanggilnya yang baru saja keluar dari kelas. Dia hanya menatapku sekilas kemudian melangkahkan kakinya ke arah yang berlawanan.

"Tunggu Gre! Aku mau ngomong sesuatu" Aku mengejarnya yang makin lama makin mempercepat langkahnya.

"Tunggu Gre! Tunggu bentar" Akhirnya mau tak mau aku berlari mengejarnya dan berhenti tepat di depannya, menghadangnya.

Meet The BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang