Chapter 1 Kebenaran

13 0 0
                                    


Hal yang pertama harus mereka lakukan adalah pergi ke tempat Edgar untuk membuka flashdisk yang diberikan Elijah. Namun, bukan Ishayama namanya jika mereka melakukannya tanpa ada rintangan. Ken dan Luna harus kembali melewati peperangan dan sesekali mereka dikejar oleh para pemburu. Merasakan letih yang tak berkesudahan, Ken dan Luna memutuskan untuk beristirahat. Rasanya kaki mereka sudah mati rasa akibat terus berlari.

"Aneh," ucap Luna sambil menghirup udara banyak-banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aneh," ucap Luna sambil menghirup udara banyak-banyak.

"Aneh kenapa?" tanya Ken.

"Aku seperti sudah terbiasa dengan ini semua," jawab Luna. Dia tidak seperti saat pertama kali ke distrik ini dimana dia sangat ketakutan, berbeda dengan dirinya yang saat ini yang lebih berani meski sudah mendengar suara ledakan dan tembakan.

"Mungkin karena kau berada di dekatku," ucap Ken dengan percaya diri. Luna yang mendengar itu sontak tertawa, "Ya mungkin saja, dekat denganmu membuatku agak nyaman." — "Agak?"— "Benar, agak nyaman, kalau nyaman sekali bisa bahaya." — "sejak kapan kau jadi pandai merayu, Nona?" Luna kembali tertawa melihat ekspresi keheranan Ken. "Sepertinya deduksi supermu itu tidak bekerja kalau persoalan seperti ini."

"Deduksi milikku kalah dengan feeling perempuan rupanya, mungkin aku perlu berlatih lagi," ucap Ken.

"Aku masih penasaran bagaimana kau bisa sehebat ini? Apa ada pelatihan khusus yang kau dapatkan?" tanya Luna penasaran.

"Ya, aku pernah mendapat pelatihan khusus dari organisasi Rusia saat itu, aku menjadi murid terburuk disana tapi pemimpinnya baik hati, dia sangat sabar mengajarku," jawab Ken.

"Lalu bagaimana bisa kau berakhir kemari?"

"Organisasi ingin dibubarkan karena pemimpin kami sudah merasa ajalnya mulai dekat, jadi kami diminta untuk pergi mencari jalan hidup kami masing-masing, aku memilih tempat ini selagi mengasah skill dan kudengar penghasilannya cukup banyak."

"Kau bisa menjadi mata duitan juga rupanya."

"Uang adalah senjata paling berbahaya di dunia, bahkan mengalahkan nuklir dan Informasi."— "Aku yakin di Wessenscraft kau pernah mendengarnya."

"Kau seperti sumber pencarian di website ya."

"Hahaha, kau beruntung di dekatku."

Luna tak menggubris perkataan sombong Ken. Dia kembali bertanya-tanya hal-hal lain kepada Ken dan dijawab pria itu dengan santainya tanpa kesulitan sedikit pun. Mereka seakan-akan lupa kalau saat ini mereka ada diposisi peperangan. Kenapa dulu Luna tidak memiliki teman seperti dia saja. "Kau...pernah jatuh cinta?"

Distopia [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang