Buronan

18 0 0
                                    


"Luna kau selamat, syukurlah. Dimana kau sekarang, Kakak akan menjemputmu."

Dengan penuh air mata Luna menjawab, "Tower Cafe, Distrik Ishayama."

"Jangan kemana-mana Luna, tetap disekitar situ."

"Baik Kak, maafkan aku."

"Tidak, kau tidak salah, aku menyayangimu."

"Terima kasih, aku juga."

Panggilan kemudian mati, Luna mengusap air matanya yang jatuh, malu dengan Ken yang dari tadi menatapnya.

"Sebentar lagi selesai, Nona," ucap Ken tersenyum.

"Hahaha...kau benar."

Luna agak risih dipanggil 'Nona' oleh Ken, rasanya itu tak cocok dengan kepribadiannya. Saat ini dia bukanlah putri kerajaan, tetapi hanya gadis naas yang tersesat di kota terbuang.

"Ken...tolong panggil aku dengan sebutan nama saja."

Awalnya Ken agak terkejut namun dia kembali tersenyum lalu berkata, "Tentu, Luna."

Keduanya saling tersenyum. Tak berapa lama Ken mengecek notifikasi di ponselnya. Matanya melotot seketika mendapatkan informasi barusan.

"Luna, sembunyilah di bawah meja barista segera!"

"Kenapa?"

"Situs para pemburu hadiah telah muncul, LUNA WESTERNIA 100PIEDiamond."

Mendengar hal itu Luna segera mengikuti perkataan Ken. "Tapi darimana kau tahu kalau orang-orang itu akan datang?"

"Siklus para pemburu hadiah, bunuh, ambil barang yang dibunuh, pergi ke toko, jual atau perbaiki lalu lanjut berburu. Saat mereka mengetahui ada korban termasuk saat di apartemen mereka akan mencari informasi ke toko-toko termasuk ke toko Ed dan pastinya Ed tanpa ragu menjawab jujur daripada toko miliknya dirusak."

Dengan bangunan yang dipenuhi kaca terlalu muda untuk mengetahui keberadaan mereka. Dengan cepat Ken meledakkan bom asap disekitar sini, ini adalah bom asap terakhirnya.

Dor

Dor

Dor

Suara kaca pecah terdengar, Ken dengan cepat berlindung dibalik meja yang terbalik.

"Black Tiger! Kau gila ya, bermain sendirian dengan 100PIEDiamond, yang benar saja."

Ken terkejut mendengar suara itu. "Atlas Achilles."

Ken kemudian membalas tembakan Atlas, keduanya memulai saling beradu tembakan, menyadari amunisi yang terbatas Ken harus lebih berhati-hati. Dia menyadari keberadaan Atlas setelah mengetahui dari suara tembakannya. Dengan cepat Ken menembaki lantai kaca diatas mereka, pecahan kaca berjatuhan menimpah tempat Atlas bersembunyi. Ken lalu perlahan mengecak ke tempat Atlas namun tiba-tiba dari belakang Atlas mengunci leher Ken dari belakang.

"Arghhhh!!!" Ken segera menembak tangan Atlas yang memegang pistol membuat pria itu menjerit kesakitan namun dengan cepat menubruk Ken sampai keduanya terjatuh menimpah meja yang akhirnya rusak.

Posisi tubuh Atlas yang tinggi jauh dari Ken dengan mudah memukul wajah Ken sampai pria itu terpelanting. Dia lalu mengambil pisau dari sakunya hendak menyerang Ken.

Distopia [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang