Black tiger

20 1 0
                                    


Ken berlari menunduk dibalik meja makan menghindari tembakan brutal mereka. Bermodalkan pistol murahan membuatnya sulit menyerang. Dia harus memanfaatkan area sekitarnya.

"Kami pernah dengar seorang pemburu hadiah yang hobi memakai pakaian serba hitam dan terkenal dengan senjata-senjata murahannya."

"Setelah kami mengetahui dari alat sensor kuno itu kami langsung tersenyum bangga karena akan memburu harimau."

"Wah kalian sungguh beruntung ya," ucap Ken sambil memejamkan matanya mendengar suara langkah mereka. Ken mengecek bom asap yang dia ambil dari pertemuan tadi. Menarik nafas perlahan Ken segera melempar bom asap itu menimbulkan asap pekat yang membutakan mata.

"Si*lan!" teriak mereka menembak segala arah.

"Arghhh!!!"

"Edmond!" Dengan cepat mereka menembaki ke arah suara teman mereka yang terluka.

Dor

Dor

Bermodalkan senjata murahan itu, Ken berhasil membunuh ketiga orang itu. Pada saat asap bom telah meluas Ken yang sudah menebak posisi setiap lawan segera melempar salah satu dari mereka dengan pisau. Sontak membuat mereka mengira kalau Ken menyerang dengan jarak dekat, dan tanpa mereka sadari mereka menembak temannya sendiri. Hal itu dimanfaatkan Ken dengan menembak keduanya.

"Senjata versi modern memang sangat kuat, tapi ada harga yang harus dibayar yaitu suara yang ditimbulkan cukup keras. Aku dengan muda mengetahui posisi kalian tanpa harus fokus mendengarkan langkah kalian," ucap Ken.

Setelah memastikan mereka semua sudah mati, Ken mengambil beberapa perlengkapan penting. Ken tersentak mendapatkan ponsel dari saku celana mereka masing-masing.

 Ken tersentak mendapatkan ponsel dari saku celana mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Merasa tenggorokannya kering, Luna terbangun dari tidurnya. Dia ingin mengecek dapur apartemen apakah ada minuman disana. Dia membuka pintu kamarnya, dia terkejut mengetahui sebuah alat yang dipasang di pintu. Luna melotot seketika mengetahui kalau alat itu adalah pengedap suara, kamar ini memang sudah di desain sebelumnya.

Dengan tergesa-gesa Luna turun mencari keberadaan Ken. "Ken!"

"Jangan teriak Nona." Mendengar suara Ken, Luna segera mencarinya, dia terdiam mendapati Ken yang fokus meneliti senjata dari ketiga mayat yang dia lihat.

"Kita menemukan informasi Nona, ada tiga ponsel yah masing-masing ada password, tapi tenang saja aku tahu agen yang bisa membukanya." Ken dengan senyum kebanggaan menunjukkan tiga ponsel itu ke Luna.

Distopia [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang