Chapter 2 Teka-teki Ishayama

1 0 0
                                    

Rumah sederhana itu membuat Ken sedikit merasa kasihan mengingat kalau Ishayama adalah orang yang sangat berpengaruh tetapi memiliki kehidupan yang tidak layak di kerajaan ini, mirip dengan negaranya dulu. Meski begitu Ken memakluminya, kerajaan sedang mengalami masa yang sangat sulit sehingga bukan hal yang mengejutkan kalau orang paling berjasa dalam bidang intelektual di kerajaan ini hidup menderita dan lebih memilih bekerja pada kerajaan musuh.

"Kau tak perlu ikut, ini bukanlah hal yang mudah untuk kau mengerti," ucap Ken kepada Luna.

"Aku lulusan Wessenscraft," ucap Luna mempertegas kalau dia mengerti situasi saat ini.

"Ini bukan soal kau mengerti dalam teka-teki ini, tetapi keselamatanmu yang perlu aku jaga, bisa saja tiba-tiba  kita diserang," jelas Ken menyadari kalau Luna salah mengartikan maksudnya tadi.

"Benarkah? Kau mengkhawatirkanku?" tanya Luna sinis.

"Tentu." Sial, Luna merasa diserang oleh jawaban Ken. Jantungnya memacu sangat kencang tiba-tiba, Luna juga merasa pipinya memanas.

"Tetapi jika kau tetap memaksa aku tak bisa berkata apa-apa, mau gimana pun kau klienku." Ken lalu berjalan duluan masuk meninggalkan Luna yang cemberut kesal, entah kenapa rasanya setelah dia diangkat dia kemudian dijatuhkan oleh Ken.

" Ken lalu berjalan duluan masuk meninggalkan Luna yang cemberut kesal, entah kenapa rasanya setelah dia diangkat dia kemudian dijatuhkan oleh Ken

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah Dr. Ishayama, rumah yang cukup sederhana. Hanya ada satu ruangan, TV bekas, kasur dan toilet. "Bagaimana Luna? Apa kini kau bisa sangat bersyukur dengan kehidupanmu selama di Westernia?" tanya Ken. Tidak ada jawaban apa pun dari Luna, dia hanya menatap lembaran-lembaran rumus yang tertempel di dinding. Pertanyaan Ken itu tentu sangat mengenai hatinya tetapi dia tidak marah kepada Ken karena apa yang terjadi padanya terdapat hikmah yang besar untuknya yaitu rasa syukur dengan kehidupan yang dia miliki.

"Kalau begitu bagaimana selama ini dengan kehidupanmu?" tanya Luna ingin juga tahu soal kehidupan Ken.

"Saat di negaraku?" Luna mengangguk. Ken sedikit bingung ingin memulai dari mana, dia sempat bingung untuk apa dia menceritakan masa lalunya kepada Luna. Meski begitu rasanya ada sesuatu di benaknya agar dia harus menceritakannya kepada Luna.

"Aku hanyalah anak muda yang gagal dalam menjalankan perannya dalam kehidupan, jadi aku hanya bekerja untuk membayar tagihan. Siklus hidup yang cukup membosankan, seperti pecundang pada umumnya," jawab Ken apa adanya. Pandangan Ken menuju kearah laci meja yang sudah sangat berdebu, dia mulai mencari sesuatu disana.

"Berarti selama menjadi pemburu hidupmu kini lebih bermakna begitu?" tanya Luna sambil memandangi rumus-rumus yang dibuat oleh Ishayama.

"Tidak juga, lebih tepatnya menjadi pemburu hanya untuk bertahan hidup," jawab Ken asal, "lagi pula bagaimana bisa aku mencari makna hidup di tempat seperti distrik Ishayama."

Mata Ken tiba-tiba saja fokus kepada gambar sebuah bangunan yang sangat dia kenalin yaitu pusat nuklir Ishayama. Dia sudah cukup lama memikirkan proyek ini menurut Ken. Hibiki dan Ishayama adalah ilmuwan yang menjadi juru kunci dalam proyek nuklir Westernia dan East Land. "Luna, dulu apa yang kalian pikirkan saat insiden nuklir itu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Distopia [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang