Hari semakin larut, anna belum kembali dari hangout bersama teman-teman nya, aku tidak pernah membatasi anna mempunyai teman, tapi aku selalu mewanti wanti tentang waktu. Dia bukan anak kecil yang perlu diberi rules tentang waktu.Anak anak sudah tidur, sebentar lagi juga anna akan melahirkan.
Drttt-ddrrtt
Cepat cepat aku melihat layar ponselnya, disana nomor asing tertera, aku ragu ingin mengangkatnya tapi mana ada orang menelfon tengah malam kalau tidak penting terlebih anna belum pulang.
"Taeyong! Anna taeyong!"
"Kenapa kenapa!?"
"Anna dirumah sakit sedang melahirkan!"
Telfon terputus sepihak, aku berlari mengambil kunci mobil "sialll!! Anakku lahir!" Aku kesal entah pada siapa, dengan cepat membelah kota ditengah malam yang sepi.
"Dimana anna!?"
"Didalam!"
Aku membuka pintu IGD disana aku lihat anna merasa kesakitan, dia menahan sakitnya, bajunya sudah berganti menjadi baju rumah sakit. Kontraksi terjadi jelas terjadi.
Anna melihat kearah ku lalu tersenyum sendu, aku tidak bisa melihatnya mengeluarkan air mata, perlahan ku dekati tubuhnya ku dekap erat memberinya energi untuk melahirkan anak kami.
"Dad maaf"
"Gak papa, yang penting lahiran dulu" aku mengecup rambut anna dan menelfon jeno juga ibu karena panik tadi jadi aku lupa mengabari orang rumah "kuat sayang kuat, ada aku disini" terus berulang kali ku bisikkan kata kata itu.
Anna terus meringis menahan sakitnya kontraksi, kepalanya disandarkan ke perut ku "sakit dad" anna mengatur nafasnya.
Anna dipindahkan keruangan vvip, kata dokter ini masih pembukaan 2 jadi mungkin subuh baru akan terbuka lebar.
Aku tidak tahu rasanya, tapi dari cara anna menahan sakitnya aku mengerti bagaimana wanita ku itu berusaha mati matian memutuskan hubungan antara kematian dan kehidupan, dia yang berusaha ingin tetap adanya kehidupan tanpa kematian.
Aku mengantuk tapi tidak bisa tidur rasanya mata ini sangat sulit tertutup, aku terus mengusap lengan anna yang sudah mulai tenang walau aku tau nafasnya masih sangat terburu buru.
Berulang kali aku kecup tangan anna, berulang kali juga aku kuatkan dia, berulangkali juga aku mengusap kepala dan lengannya. Dia selalu tersenyum ditengah rintihannya.
Sekarang waktunya
Tepat pukul 04. 44
Anna dibawa kedalam ruangan, aku dan anak anak menunggu diluar. Jun dan natta ingin melihat ibunya melahirkan, jadi alhasil jeno membawa anak anakku kerumah sakit, aku terus berdoa, anak anak juga sama khawatirnya dengan aku.
"Dede baik keluar dengan damai ya, jangan bikin bunda sakit" itu suara jun, anak laki laki ku yang sudah beranjak menaiki kelas empat sekolah dasar, aku tersenyum dulu saat natta lahir juga jun selalu memberikan kata kata yang sama. "Ade sini duduk sini, kita tunggu bunda" natta naik kursi tunggu dengan bantuanku.
"Daddy"
"Iya natta?" Jawabku sambil tersenyum paksa
"Natta punya ade?" Aku suka mata natta yang besar seperti mataku, bisa kulihat ketulusan disetiap tatapannya.
"Iya sayang.." jawabku lembut
"Kaya natta atau kaya abang?"
Aku tersenyum menyandarkan kepalaku didinding sambil menatap natta yang duduk dipangkuan ku "daddy gak tau sayang, lihat nanti ya" natta mengangguk, lalu bermain bersama jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
D A D D Y | lee taeyong✔️
Fiksi PenggemarLee taeyong; seorang pendiri dari perusahaan sukses bernama 'flight lee' dimana perusahaan itu bergerak dibidang penerbangan dan pembuatan pesawat dan ia juga dijuluki sebagai hot daddy juga sebagai orangtua tunggal yang harus menggantikan peran ibu...