28

181 22 0
                                    

Setelah bel pulang berbunyi Clara terus membuntuti kemana pun Nendra pergi memastikan apakah benar cowo itu akan ada janji dengan orang lain.

"Ngak ada siapa-siapa, lo mau pergi sama siapa?" Tanya Clara celingukan di parkiran

"Lo bohong kan"

"Alesan terus!" Oceh Clara yang sama sekali tidak di gubris Nendra, sampai Nendra menyalakan motornya ketika melihat satu siswi berjalan melintas depan area parkir, Clara melotot tak percaya melihat siswi yang kini sedang di hampiri oleh Nendra.

"Naik!" Titah Nendra

"Gue?" Tanya Resha tak percaya

"Iya". senyum Resha seketika tercetak jelas di bibirnya, tanpa basa-basi lagi Resha segera duduk di jok belakang sebelum Nendra melajukan motornya.

Clara mengepalkan tanganya emosi, "dia lagi! Apasih spesialnya dia!" Cicit Clara yang melihat dari kejahuan

***

"Kita mau kemana?" Tanya Resha di tengah perjalanan

"Ndra?!"

Tidak ada sautan dari Nendra membuat Resha sedikit kesal, "NENDRA!" teriaknya sambil mengetuk-ngetuk helm yang di pakai Nendra

"Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Resha sekali lagi

"Plis ndra ini bukan arah jalan pulang rumah gue" suara Resha semakin kencang ketika dia melihat sepanjang jalan yang asing baginya

"Jangan-jangan lo mau apa-apain gue?!"

"NDRA LO MAU BAWA GUE KEMANA!" teriak Resha semakin khawatir

"Kalo lo ngak bisa diam, gue turunin lo di tengah jalan!"

"Ngak akan gue apa-apa in, gue ngak tertarik sama lo" jawab Nendra

"Kalo menurutmu gue ngak menarik, mungkin gue bisa mendorong" cetus Resha

"Ngak jelas!" Sahut Nendra

"Iya ngak jelas banget kaya hubungan kita! Makanya kasih kejelasan dong" ujar Resha

Tiba-tiba saja Nendra menghentikan laju motornya di depan gedung tua.

"Plis ndra jangan bercanda!" Ujar Resha setelah matanya menyusuri sekitar gedung tua itu

"Sumpah ini ngak lucu!" Ucap Resha sambil mengusap-usap lengannya

"Masuk" ajak Nendra

"Gue minta maaf sama kata-kata gue yang tadi, gue ngak bermaksud-"

"Mau masuk ngak?" Potong Nendra cepat

"Ngak, lo aja!" Tolak Resha

"Di sekitar sini biasanya banyak preman yang berkeliaran sih" jelas Nendra membuat Resha bergidik ngeri

"Terserah lo gue ngak maksa" pungkas Nendra yang mulai berjalan masuk ke dalam gedung

"Serius ngeselin banget!!" Geram Resha lalu mengikuti langkah laki-laki itu pergi.

Karena tidak ada lift di gedung, mereka harus berjalan melewati banyak tangga untuk sampai di rooftop gedung itu.

Resha tercengang ketika dia sudah sampai di atas gedung itu, gedung yang terlihat menakutkan bagi Resha ternyata memiliki keindahan dari atas sana. Dari ketinggian terlihat gedung-gedung berjejeran, menampilkan langit yang cerah bercampur warna kekuningan dari matahari sore menambah kesan ketenangan tersendiri.

"Indah banget" ujar Resha yang menutupi mulutnya dengan telapak tangan

"Ini tempat favorit gue" sahut Nendra sambil merebahkan tubuhnya di kursi panjang yang sudah ada disana

"Makanya jangan melihat sesuatu hanya dari luarnya, sama seperti kita menilai orang Jangan pernah menilai hanya dari cover nya karena baik buruk terdapat pada pribadinya" sambung Nendra dengan bijak

"Tujuan lo ngajak gue kesini?"

"Ngelihat langit"

"Langit dilihatin" protes Resha

"Karna langit jauh lebih indah dari pada muka lo" ejek Nendra

"Rese banget!"

Tidak ada obrolan setelah itu Nendra yang masih setengah tertidur di kursi panjangnya dan Resha yang sibuk memainkan ponsel di kursi lain, keduanya terdiam beberapa menit, tidak ada yang mulai pembicaraan sampai dengan tiba-tiba Resha mengeluarkan suara dari mulutnya

"Lo suka sama gue?" Celetuk Resha tiba-tiba

Sontak Nendra membuka matanya namun masih dalam posisi tidurnya, "coba ngomong sekali lagi?"

"Lo suka sam--"

"Gue ngak suka apalagi cinta" sahut Nendra memotong kata-kata Resha

"Kenapa lo ngajak gue ketempat favorit lo? Berdua?"

"Lo mau jawaban jujur apa jawaban halu?"

Resha memutar bola matanya jengah, "jujur!"

"Karna gue mau menghindar dari seseorang lewat lo" jawab Nendra santai

"Gue kira, gue orang spesial yang lo bawa ketempat favorit lo" ucap Resha

"Kalo itu jawaban halu" sahut Nendra lalu dia memerjapkan matanya lagi

Hening kembali melanda mereka berdua, kali ini lebih lama tidak ada yang membuka topik pembicaraan antar keduanya, Nendra yang mungkin sudah tertidur di kursinya membuat Resha tak berani bersuara, di kursi tempat Resha duduk dia hanya memandangi pemandangan yang di suguhkan rooftop itu dan sesekali melirik laki-laki yang tengah tertidur.

Hampir satu jam mereka berada di atas rooftop itu, Resha mendongakan kepalanya menatap langit yang mulai kehilangan sinar matahari lalu dia menatap ke arah timur mendapati matahari yang sudah setengah tenggelam. Sontak Resha mengambil ponselnya menatap jam di layarnya, pukul 17:30 angka jam yang tertera di ponselnya.

"Ha?!Udah mau magrib!" Ujar Resha syok

Resha memberanikan diri untuk membangunkan laki-laki yang masih tidur itu, "Nendra!"

"Udah mau magrib gue harus pulang!" Ucap Resha kepada Nendra yang belum membuka matanya

"Gue anter" Jawab Nendra dengan mata yang masih tertutup

"Bisa ngejawab padahal belum melek!" Batin Resha

Brakk!! Dengan sengaja Resha menendang kursi tempat Nendra tidur hingga kursi itu bergetar dan membangunkan orang di atasnya.

"NENDRA!"

Sontak Nendra bangun dari posisi tidurnya menjadi posisi duduk, seraya mengusap-usap matanya yang baru terbuka. "Iya!!"

.
.
.
.
.
.
.


Bersambung!

GANENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang