23

208 24 2
                                    

Pagi menyapa kebangunan Resha,
Pagi ini berbeda dari pagi-pagi biasanya karna pagi ini Resha bangun lebih awal dan harus bergelud dengan peralatan di dapur.

"Akhirnya selesai juga" finish Resha sembari menutup kotak makanan

"Itu kalo udah di beresin, cuci semua yang kotor itu!" Suruh Bunda Resha

"Biar pembantu aja" ujar Resha yang hendak pergi

"Bisa ngak sekali-kali ngerjain pekerjaan rumah? Ngak usah ngandelin pembantu?!"

Resha menghentikan langkahnya dan menoleh, "bisa ngak sekali-kali ngak marahin Resha?"

"Bisa ngak sehari aja perhatiin Resha? Biar bunda tau apa yang Resha lakuin dirumah, jangankan cuman cuci piring, lap genteng aja Resha lakuin!" Sarkas Resha

"Omong kosong! Contoh kakak kamu udah rajin, pinter juga!"

"Kenapa selalu larinya ke situ si bun? Hubungan pekerjaan rumah sama pinter apa?!"

"Ya karna lo bodoh, makanya pinter!" Sahut Shera tiba-tiba

"Oh harus pinter dulu baru bisa di sayang, di perhatiin, di banggain?!" Tekan Resha

"Masih pagi ngak usah pada marah-marah, nguras tenaga!" Pungkas Resha, lalu pergi dari tempat

"Ngak ada sopannya sama sekali!" Geram bunda Resha

....

"Ayo pak anterin ke sekolah" pinta Resha yang sudah menggendong tasnya

Sambil membuka pintu mobil,"siap neng!"

Lalu pak supir dan Resha melaju dengan kecepatan sedang keluar dari halaman rumah...

Karna jakarta pagi itu lancar, tak butuh waktu lama mobil Resha sudah sampai didepan gerbang sekolah

"Tumben ngak macet ya pak"

"Yah neng ini masih jam berapa, orang pada kerja juga belum berangkat" jelas pak supir yang di balas anggukan Resha

"Yaudah Resha masuk dulu ya pak!" Pamit Resha lalu pergi masuk ke dalam gerbang

Di sepanjang koridor Resha berjalan sambil menengok kanan kiri mencari keberadaan teman-temannya, namun, yaa dia berangkat terlalu pagi jadi cuman ada beberapa siswa yang sudah datang ke sekolah dan sebagian siswa itu tergolong siswa yang rajin

"Udah kaya orang bener aja gue berangkat jam segini" gumamnya pada diri sendiri

Resha tak berhenti berjalan hingga dia sampai di kelas, Resha duduk di bangkunya, sesekali ia menatap kotak makan yang berada di tangannya.
Raut ragu tercetak jelas di wajahnya, seumur hidupnya ia tidak pernah melakukan hal seperti ini.

"Ilfil ngak ya dia nanti?" Batinnya seraya melamun

"Loh tumben udah dateng?" Tanya Ningsih yang baru saja masuk

"Mau nyaingin lo!"

Ningsih berjalan mendekat ke bangku Resha, "Wihh tumben bawa bekal juga?" Ucapnya sambil menyentuh kotak makan milik Resha

"Weits! Jangan lo sentuh-sentuh ya!" Tegas Resha

"Yaelah timbang nasi goreng aja!" Kesal Ningsih

"Udah lo sono duduk, ngurusin banget hidup gue" ucap Resha sambil mendorong-dorong tubuh Ningsih

Memang sudah biasa, Resha dan Ningsih tidak pernah akur apa lagi kalo ada Dara juga, tapi tidak pernah mereka sampai berlebihan dalam permusuhan.

Pukul sudah menunjuk jam 6.30 banyak siswa siswi yang sudah mulai berdatangan, termasuk Dara yang sedari tadi ditunggu Resha.

GANENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang