19

228 26 3
                                    

Karna letak supermarket dengan rumah Resha tidak begitu jauh, hanya beberapa menit saja Resha sudah sampai ke tempat tujuan.
Ketika ia hendak masuk ke dalam supermarket, ia melihat seorang dengan jersy bola sedang duduk di bangku supermarket

Resha memicingkan matanya "sepertinya aku kenal" batinya
Namun Resha tidak terlalu memperdulikannya, Resha langsung bergegas masuk ke dalam supermarket, dan segera membeli keperluannya.

" mas maaf, mie instan di mana ya?" Tanya Resha kepada salah satu pegawai

"Itu kak di lorong sebelah kiri paling atas ya" jawab pegawai toko seraya menunjukan jalan yang di maksud.

"Oh oke, makasih"

"Selamat berbelanja!" ucap pegawai dengan ramah

Mata Resha mengitari seluruh rak-rak belanja yang mengelilingi nya, yaa dia sedang mencari letak tepatnya mie instan berada

"Tinggi banget, mana sampai gue!" Grutu Resha sambil mendongakan kepalanya

" mas-mas!, bisa tolong ambilkan mie itu 1 kardus?" Pinta Resha pada pegawai toko

"Oh iya mba sebentar"

"Nanti langsung dibawa ke kasir aja ya mas!, makasih" pungkas Resha lalu pergi ke arah kasir

Tak lama kemudian salah satu pegawai toko datang membawa sekardus mie instan yang di pesannya tadi

"Jadi berapa mba?" Tanya Resha kepada kasir

"Jadi totalnya 90 ribu ya ka!" jawab kasir

"Nih" ujar Resha sambil menyodorkan uang 200 ribu

"Total nya hanya 90 ribu aja ka!" ucap kasir yang mengembalikan kembalian uang

"Donasi aja udah buat donasi!" ucap Resha sedikit sombong

"Baik kalo begitu, terimakasih ka!"

Tidak menjawab, Resha memilih untuk segera keluar dan menggendong kardus mie di depannya,
saat Resha hendak keluar tidak sengaja ia berpas-pasan dengan seseorang di depan pintu, sontak hal itu membuat Resha kaget

"ASTAGFIRULLAH!" Pekik Resha, lalu ia memandangi wajah orang di depannya dengan sangat intens

"Lo ngapain?, minggirr!" Lanjut Resha

Orang itu tidak berkata apapun, dia hanya memandang balik Resha beberapa detik, setelah itu dia pergi masuk dan menghilang dari hadapan Resha

"Heran gue" gumam Resha

Resha mendongakan kepalanya menghadap langit, suara gemercik air masih juga terdengar

"Grimis tak henti-henti"
"Kalo nekat kardusnya basah, kalo sambil bawa payung?" Resha terdiam sebentar

"Ya kan ngak bisa, masak kardus gue di tinggal disini!"
"Arghhh ribet banget!" lanjut Resha

"Bareng gue" Suara berat dari belakang Resha membuat Resha barbalik badan

Resha menghela nafas berat
"Huft, terpaksa" sahut Resha

"Ngak maksa!"

"Iya udah ayo!"

Nendra langsung berjalan menghampiri motornya

"Lo bawa motor?" Tanya Resha

"Hm"

"Terus nekat? Kardus gue bakal basah!" Jelas Resha

"Lo kan bawa payung!" Sahut Nendra

"Tangan gue cuman dua ndra, kardus nya berat mana bisa megangin pake tangan satu!"

"Lo bodoh banget ya?!"

"Lo tinggal naik, taro kardus lo di tengah, tangan satu lo buat megangin payung bisa?!" Jelas Nendra

"Ce'elah Nendra sekarang udah bisa ngomong panjang-panjang!" sindir Resha

"naik apa gue tinggal?!"

"Iyaa!" Ketus Resha

Setelah itu Nendra melajukan motornya bersama Resha menerpa dinginnya hujan sore itu.

"Makasih ya" Ucap Resha saat turun dari motor

Menyadari kakanya sedang duduk di teras dan memperhatikannya, Resha meralat ucapannya tadi

"Makasih ya bangg, udah di bayar sesuai aplikasinya ya!" Teriak Resha,

Nendra mengenyritkan dahinya, dia tidak tau maksud kata-kata yang di ucapkan Resha barusan,
Melihat Nendra dengan muka-muka kebingungan, Resha mengedipkan sebelah matanya seakan-akan mengode Nendra

"Oke" jawab Nendra lalu pergi melajukan motornya

"Iya bang hati-hati yaa!" Teriak Resha

"Siapa?!" Tanya shera

"Gojek!" Ketus Resha

"Kok ngak pake jaket gojek?"

Dengan sedikit gerogi Resha menjawab "Ya mungkin basah kehujanan!"

"Kok motornya kaya motor mahal!?"

"Ya dia mau pake motor harga 2 juta kek, 500 ribu kek, motor 25 juta kek, ya suka suka dia, ngapain lo repot!"

"Ngak beres!" Sahut Shera

"Otak lo yang ngak Beres!" Pungkas Resha lalu ia masuk kedalam rumah bersama kardusnya

****
Resha segera memasuki kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat..

"Astaga!" Ucap Resha dengan jantung yang berdebar-debar.
Perlahan Resha berjalan menuju ranjang kasurnya dan mengletakkan tubuh nya di sana sembari menatap langit-langit atap kamarnya.

"Heran, kenapa akhir-akhir ini gue sering ketemu dia tanpa di sengaja?" Tanya Resha pada dirinya

"Kenapa juga dengan jantung gue?"

"Kenapa tadi gue tremor?"

"Anjirr!!"  jerit Resha dan terbangun dari posisinya

"Apa jangan-jangan gue alergi Nendra!?" Rancau Resha

Lalu ia merubah posisinya menjadi duduk di kursi belajarnya,menenggelamkan wajah nya di sedekapan tanganya.


"Hari ini, banyak pikiran yang susah di pecahkan apa lagi untuk sekedar di ungkapkan!"



See u♡

GANENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang