Kuliah

204 11 0
                                    

Selasa, 1 September 2015

Hari ini usia Sava masuk 6 bulan Dan bertepatan juga kami masuk kuliah ajaran baru. Oiyaa sekarang Aku Dan Bentang baru masuk semester 3. Aku sempat cuti melahirkan selama 1 bulan lebih tepatnya aku mengajukan cuti saat akhir semester 1 Karena saat itu usia kandunganku masuk 7 bulan lebih Dan rasanya perutku ingin meledak. Boleh kukatakan jujur? Aku malu. Iyaa maluu dengan kondisiku, aku minder dengan teman-teman kampusku. Mereka bisa bebas melakukan apapun, mereka sangat cantik, fashionable khas dengan gaya Mahasiswa kampus elite. Oiyaa aku hampir Lupa memberitahu jurusanku. Aku di jurusan Hubungan International, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik. Sedangkan Bentang, dia di Teknik Industri, Fakultas Teknik.

"Ben, siang nanti  aku ada kuliah. Nanti tolong jaga Sava dulu Yaa..3 Sks", sambil menggoreng nasi Sisa tadi malam yang kucampur dengan bumbu nasi goreng instant.

"Iyaa, Hari ini aku juga kuliah sampai pukul 10.00 kok", dia mendekatiku. "Kamu yakin Je kuat kuliahnya?", Sambil mengelus pundakku dari belakang. Aku mematikan kompornya kemudian langsung menghadapnya. "Aku bisa..aku bisa..." Sambil mengetuk dadanya dengan sendok Dan kusodorkan sendok itu untuknya.
"Kalau sudah kuputuskan aku pasti bisa", dengan nada ketus menuju meja makan. "Aku selalu menghargai keputusanmu, Je". Sambil membawa nasi goreng yang sudah disajikan ke piring menuju meja makan untuk kami sarapan.

Pukul 11.50

"Bentang kemana sih, ini tinggal 10 menit lagi loo", sambil menggendong Sava mondar mandir.

Dari arah depan terdengar suara motor butut. Siapa lagi kalau bukan Bentang. Suara motor yang mengganggu telinga Mungkin ini satu-satunya aset yang dia punya. Tumben Iya membawa motor itu sampai kedepan kosan dalam keadaan hidup. Biasanya ia akan mematikan motor itu kalau  akan masuk gang, Karena suaranya takut mengganggu warga lebih-lebih ini adalah gang sempit dengan rumah berdempetan, bisa-bisa kami akan jadi bahan gosipan ibuk-ibuk yang suka nongkrong streaming berjam-jam. Ia masuk dengan tergesa-gesa,"maafin aku Je, tadi ban motornya meledak..kamu belum telatkan?, Ayok." Tanpa merespon. Aku langsung mengambil tasku sambil menggendong Sava Dan kami langsung berangkat.

Diperjalanan terlihat ekspresi ibuk-ibuk dengan tatapan mencemooh Dan meremehkan mereka menatap kami dengan sinis.  Aku benci tatapan mereka. Tapi Bentang? Dia respect, dia justru menundukkan kepalanya tanda hormat pada orang yang dewasa sambil menampakkan wajah senyum. 

Di kampus

Kucium pipi Sava berkali-kali. "Sava sama ayah dulu Yaa, mama mau pinter juga kayak Ayah" Aku masuk ya Ben", sambil melambaikan tangan. "Nanti jemput!" Teriakku.

"Semangat mama!", Bentang menirukan suara anak kecil Sambil mengepalkan tangan memberikan semangat.

Aku kemudian berlari menuju kelas.

RINJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang