Setelah pertemuanku dengan Rinjani kemarin membuatku tidak fokus bekerja. Sepanjang perjalanan pulang sampai sekarang aku Masih terngiang-ngiang saat Ia menatapku dengan sayu. Jujur tadi malam aku hanya tidur 3 jam saja. Mataku tidak bisa dipejamkan.
"Hoi!!", sosok Pria tua menyadarkanku dari ketidakfokusanku.
"Aiih, kalo bekerja kamu musti fokus..jangan berkhayal nanti kerja kamu tidak maksimal loo"
Koh Acun, sekarang Ia sudah berada di depanku menasihati dengan logat khas Hokkian yang kental.
"Maaf Koh, aduuh"
"Hmm, nanti kalo sudah selesai reparasi. Kamu temui Saya Yaa",
"Baik, Koh"
"Oke Bentang kamu harus fokus fokus fokus. Jangan seperti inii", rutukku sambil terus berusaha memasang komponen baru yang akan ku ganti.
Berjalan beberapa menit aku mulai fokus. Obeng, tang, kunci sudah ter setting dengan baik sekarang. Otakku mulai lepas dari ingatan wajah itu. Sekarang sudah hampir sore tapi pekerjaanku baru setengah yang terselesaikan, tidak seperti biasanya. Biasanya aku bisa menyelasaikan reparasi seperti ini paling mentok sore sudah selesai. Kalo hanya tambal ban saja tidak sampai 10 menit. Untuk ukuran kendaraan-kendaraan kecil dengan keluhan ringan yaah seperti masalah rem, jok, sadel biasanya aku selesaikan tidak sampai dalam 1 jam tapi mungkin kalau keluhannya parah akan beda lagi. Kalau ukuran kendaraan besar akan butuh waktu berhari-hari untuk menyelasaikannya.
Oiya Bengkel Koh Acun kalau bisa kukatakan tidak terlalu besar untuk space tapi Masih muat untuk 1 kendaraan truck besar. Tapi untuk ukuran Bengkel di dalam gang. Hah? Memang bisa ya truck masuk dalam gang? mungkin tidak tepat disebut gang. Okke akan kusebut jalan kecil yang masih muat truck. Seperti itu!! Bengkel yang tidak berlokasi di pinggir jalan raya besar ini sudah tergolong Bengkel yang berani dan beruntung. Kenapa aku berani mengatakan itu..yeah karena bengkel ini tidak pernah sepi. Selalu ada pasien yang datang. Entahlah apa ini yang dinamakan keberuntungan atau karena pengaruh Maneki Heko si kucing yang selalu melambai-lambai yang dibersihkan 3 kali sehari oleh Koh Acun. Sudah kayak minum obat saja.
Sekarang sudah hampir mendekati jam tutup Bengkel tapi pekerjaanku belum selesai juga. Mungkin akan kulanjutkan besok. Oiya ngomong-ngomong masalah jam tutup Bengkel. Bengkel Koh Acun tutup sampai jam 5 sore. Kerenkan? Kukatakan ini keren Karena Bengkel ini sudah macam Bengkel resmi merek kendaraan terkenal asal Jepang yang rata-rata tutup jam 5. Karena kebanyakan Bengkel-bengkel tidak resmi yang kutemui biasanya buka sampai malam bahkan ada yang sampai 24 jam juga.
"Mas, Mobil Saya kapan selesainya!!"
Suara Seorang perempuan tiba-tiba mengalihkan fokusku. Segera kulirik asal suara itu. Ia menyambutku dengan senyumannya. Akseyna. Astagaa benar sajaa..tapi aku cukup lega. Kupikir pemilik asli Mobil ini. Aku balas tersenyum.
"Hey Sey."
"Serius banget mas", Ia meledekku
"Iya nih, belum kelar-kelar daritadi"
"Mmm kasihan banget"
"Haha..oiya kok kamu kesini sih? Sama siapa?", Tanyaku Sembari membereskan alat-alat yang berserakan.
"Aku mau kasih ini. Jacket kamu...", Ia menenteng dua paperbag mengangkatnya dengan ekspresi sedikit malu.
"..malam itu aku beneran nggak sadar. Eh sadarnya malah di kamar. Kamu malah kedinginan deh jadinya.."
"Haha santai Sey. Aku udah biasa kok. Oiya kamu duduk dulu gih. Disini nih. bentar yaa aku beres-beres dulu. Oiya sama aku mau ketemu Koh Acun dulu. Kamu nggak papakan nunggu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJANI
Teen Fiction"Sekarang kamu berubah" Pesan yang kuterima dipagi-pagi buta seperti ini semakin menambah beban hidupku saja . Yeah beban hidup..kupikir masalahku semakin berlomba-lomba menjejakiku Dan selalu berakhir tanpa solusi yang kurasa Tak pernah memihakku...