Alvin

49 6 0
                                    

Ngomong-ngomong mengenai Alvin. bisa dibilang aku sama Alvin itu deket banget,,yaah kayak saudara. dulu aku satu SMP dan SMA dengan Alvin. saat SMP kami satu kelas, satu ekskul, satu tempat les, satu hobi yaa tapi hobinya yang suka gombalin aku nggak masuk dalam kesamaan kami. kami punya impian yang sama, maksudku cita-cita yang sama. kami sama-sama ingin ke luar negeri kayak kuliah di luar negeri. banyak yang bilang aku sama Avin pacaran, karena kami sering banget bareng. kalian tahukan kami sering mewakili SMP kami untuk ikut lomba-lomba akademik kayak olimpiade sains dan lomba debat. saat persiapan dan latihan ekstra tentu kami akan sering menghabiskan waktu bersama, belajar bareng, berdelibrasi bareng, diskusi bareng, karantina bareng.

Alvin sangat baik kepadaku, ia begitu perhatian, ia selalu mentraktirku lebih tepatnya kami saling traktir tapi ia lebih banyak mentraktirku sih hmm, ia akan menungguku di gerbang sekolah sampai aku tiba di sekolah, dan anehnya ia selalu memberiku hadiah setiap minggu entah dalam rangka apa padahal aku tak berulang tahun setiap minggu. Dan kurasa saat itu ia menyukaiku tapi kutepis pikiranku itu karena kami masih anak SMP belum saatnya memikirkan hal-hal seperti itu.

saat diakhir-akhir tahun SMP kami, Alvin sempat bertanya kepadaku kalo aku mau SMA dimana? aku belum menjawab karena aku menunggu kesepakatan dari orang tuaku tentunya. dan akhirnya setelah orang tuaku memutuskan aku akan melanjutkan di salah satu SMA favorit di Jakarta lalu kuberitahu ALvin kalau aku akan bersekolah disana. tapi respon Alvin membuatku tercengang.

"Aku juga akan sekolah disana"

padahal sebelumnya ia pernah cerita kepadaku Ia akan ke Macau, ia akan SMA di sana dan tinggal bersama Om nya. Entah apa yang Alvin nilai dariku sampai ia begitu baik dan perhatian kepadaku seperti yang kukatan tadi kupikir Alvin menyukaiku lebih tepatnya mencintaiku. meskipun ia tak menyatakannya dengan kata-kata tapi aku tahu gerak-gerik orang yang sedang jatuh cinta bukan?. kamu akan rela berkorban apapun karena kamu cinta karena kamu tidak ingin kehilangannya, begitulah sederhananya.

sekali lagi aku benar-benar tidak tahu apa yang Alvin lihat dariku. yeaah secara fisik aku nggak cantik-cantik banget tapi kepala sekolahku bilang aku manis sampai ia selalu memanggilku sarang semut. haduuh,,,Aku memiliki badan bisa dibilang idel. tinggiku 160 ini adalah tinggi badan yang ideal untuk perempuan indonesia, dan kulitku aku nggak putih-putih banget tidak seperti temen kampusku si Cici chinese. banyak yang bilang aku mirip Dian Sastro apalagi saat aku menguraikan rambut lurusku yang selalu dipotong sebahu. yaa begitulah mungkin Alvin bukan tipe pria pengagum fisik wanita,,,Apapun alasannya itu aku tidak ambil pusing Karena itu hak Alvin. Manusia punya hak untuk mecintai seseorang bukan?

Perhatian Alvin tidak hanya sampai saat kami di bangku SMP saja. Saat kami SMA pun sikap Alvin selalu seperti itu. saat SMA kami di jurusan yang sama Tapi berada di kelas yang berbeda, aku di kelas science 1 Dan Alvin di Science 2. Saat itu ia yang selalu antar jemput aku ke sekolah, "Sekalian Aja,,,kasihan kursinya kosong", begitulah yang selalu ia ucapkan. Karena peraturan sekolah membolehkan siswa membawa kendaraan pribadi, Alvin membawa Mobil.

12 Juni 2013

"Tin tin,,", suara klakson mobil Alvin tepat didepanku yang baru saja keluar dari gerbang sekolah. "atas nama buk Selly ke Rawamangun?", Ledekan khas Alvin.

"Pak Bakti ya?, Ke Rawamangun pak, bayar pake paylater Yaa Cashback 75% sesuai aplikasi", aku balas dengan candaan juga.

"Hahahahaha",kami tertawak terbahak-bahak.

"Ya ampun bisa ae buk", gerutu Alvin.

"Kamu ada tugas atau sesuatu yang akan dikerjakan nggak sekarang?", Alvin tiba-tiba bertanya setelah aku masuk Dan duduk dikursi depan sampingnya.

"Hmm nggak ada deh kayaknya", jawabku sambil menaikkan sebelah alisku seakan mencari jawaban diatas alisku.

"Yes, kalo gituu Kita pergi sekarang yaa!!", Alvin dia berkongklusi dengan semangat sekali. Ia melajukan Mobilnya lebih cepat.

"Hei Vin, Kita mau kemana? Eh pelan-pelan vin", aku lumayan bingung sambil menepuk-nepuk pundak Alvin.

"Maaf Yaa jee, aku jadi over semangat nih", ia kembali menstabilkan kecepatan Mobilnya.

"Iya iyaa.. sebenernya Kita mau kemana sih?", Tanyaku penasaran

"Udah ikut ajaa"

Beberapa menit kemudian

_Gramedia Book Store_

"Sampai!", Surprise Alvin. Senyum smirknya yang mematikan cewek-cewek di sekolah ia keluarkan. Ya Tuhan Alvin

"Ayok turun", kami kemudian keluar Mobil setelah sampai di parkiran.

"Kita kesini! Surprisenya kamu boleh pilih komik yang kamu suka berapapun", Alvin menatapku, astagaa Alvin, ia begitu romantis, ada apa dengan pria tampan ini si tuan pemberi kejutan. Ada apa inii, sebenarnya ini dalam rangka apa, ia selalu seperti ini, memberi kejutan-kejutan yang manis.

"Diantara Kita Tidak ada yang berulang tahun Hari ini kan?", Aku meledek Alvin

"Hahahaha", Alvin tertawa

Setelah beberapa lamanya kami melihat lihat buku,

"Aku ambil ini!", Pintaku sambil menyodorkan Dua komik yang sudah kupilih untuk dibawa pulang.

"Beneran cuma dua Aja nih", Tanya Alvin dengan nada ragu

"Iya, biar tagihanku nggak banyak nanti", candaku pada Alvin membut Alvin tertawa.

Setelah itu Kamipun menuju ke kasir untuk membayar buku, kemudian kami langsung meninggalkan toko buku. Dalam perjalanan kami banyak ngobrol seperti biasa, ngobrolin masalah lomba, rencana besok mau kemana, ngomongin temen, ngomongin guru, sampai akhirnya moment yang lumayan membekas, Alvin ngomong tentang pacar.

Tiba-tiba ia menepikan Mobilnya dari jalan Dan ia tiba-tiba berhenti "Jee, Aku cinta sama kamu", kalimat yang ia ucapkan membuatku cukup kaget terheran. Aku terdiam menatap kedepan langit-langit sore. Aku tidak tahu mau jawab apa. Ya Tuhan!!

"Aku suka kamu dari dulu Jee, aku bener-bener serius, tiap kali aku sama kamu entah kenapa aku ngerasa selalu bahagia, aku.. aku juga nggak tahu ini bekerja seperti apa. Aku harap setelah aku ngomong ini kamu baik-baik ajaa yaa, sebelumnya maafin akuu. Aku harap Kita bisa terus bareng kayak gini", kalimat terakhirnya membuatku terenyuh.

Aku Masih diam Tak menjawab sepatah katapun mataku Masih menatap kedepan kupandang langit semakin sore nampak langit yang mulai jingga.

"Tapi aku nggak maksa kamu buat cinta sama aku. Aku terus berdoa sama Tuhan supaya Kita bisa terus bareng kayak gini", ia melanjutkan kalimatnya tadi.

"Bolehkah Kita pulang?", Itu adalah jawaban yang kulontarkan. Terlihat Alvin sedikit menampakkan semburat wajah kekecewaan kemudian ia melajukan kembali Mobilnya untuk mengantarku pulang. Di jalan tidak ada suara obrolan lagi, hening. Ia mengantarku sampai ke kosan Dan kami akhirnya sampai.

"Makasih Yaa udah nemenin aku Hari ini, aku bener-bener bahagia bisa jalan sama kamu", ia mengantarku sampai ke depan pintu kosanku.

"Makasih juga ya Vin", ucapan terimakasih ku pada Alvin sambil mengangkat sedikit komik yang ia belikan tadii. "Dan aku minta maaf untuk masalah tadi aku bener-bener nggak tauu harus gimana, maafin aku Yaa Vin", Aku meneteskan air mata atas keegoisanku kali ini, aku mengutuk diriku dalam hati. Tapi apa yang harus aku lakukan. perasaan nggak bisa dipaksakan bukan.

"Iyaa aku tahuu, nggak usah nangis Jee. Kamu nggak salah kamu nggak perlu minta maaf. Aku akan terus berdoa supaya Tuhan makin yakin kalo aku bener-bener cinta sama kamu", dalam kondisi ia yang terpatahkan ia Masih sempat memotivasiku. "Yaudah kamu istirahat Yaa besok aku jemput kamu", Alvin si jiwa malaikat.

"Huks huks da..da..hati-hati", aku memberi salam perpisahan dengan melambaikan tanganku dan mengelap wajahku yang penuh dengan air mataku yang tidak bisa berhenti menangis.

Ia kemudian pergi Dan melambaikan tangan kearahku.

"MAAF VIN", bisikku pelan setelah ia pergi.





RINJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang