Chapter Thirty Five

32 4 0
                                    

Aku membuka pintuku untuk si wanita yang rambutnya dicat ulang menjadi kelewat pirang.

"What now?"tanya Bree yang ada disampingku.

"Kau bisa masuk?"tanya Mundane bingung.

"Aku punya cara!!!"jawab Bree santai.

"Kenapa tidak bilang?" Mundane kesal.

"You even not asking me!!"jawab Bree kesal. Mundane hanya memalingkan wajah. "Lagipula dengan dandanan wanita itu kau tidak bisa melakukannya.

"Jangan bilang kau memanjat lagi?"ucap Gerard yang ada di belakang Mundane.

"I did."

"Shit!!!"

"Who said that?"suara Luke bergema dari lantai bawah.

"Gerard."jawab Bree santai.

"Gerard!!!"ancam Luke.

"I promise!!!"jawab Gerard.

"Hey..."ucap Anna yang baru naik ke atas. Kamar si kembar pirang dan merah ada di atas jadi mereka pasti akan selalu mengganggu pagiku nantinya.

"Kalian mau jalan jalan dengan kami?"tanya Alma.

"Aku baru diberikan mobil oleh Luke, mereka akan pergi. Kalian mau ikut?"tanya Alba sambil menunjukkan kunci mobil Toyota ditangannya.

"Aku ikut!!!"jawab Bree.

"Kami juga!!!"lanjut Mundane.

"Wiskey?"tanya Anna.

"Winie!!!"koreksi Elsa.

"Ok. Whatever!!!"aku menghentikan konflik anak rambut merah. "Aku ikut!"jawabku.

"Baik. Mandi dan bersiaplah... Kita berkumpul di bawah!!!"ucap Alba.

"Pakai salah satu high heelsnya!!!"saran Bree.

"Tapi aku tidak terbiasa!!!"jawabku.

"Pakai high heels. Bawa sepatu jenis lain juga!"ucap Bree sambil turun kebawah menuju kamarnya. Begitu pula yang lain.

Aku segera mandi di kamar mandi yang sudah ada diruangan besar ini. Setelah selesai aku memakai baju kaos hitam polos dengan kemeja kotak merah-ungu-hitam, jaket tipis bewarna hitam ke abu abuan. Dan sesuai saran Bree aku memakai sepatu high heels setinggi 6 cm bewarna hitam. Aku memakai sedikit bedak dan lipgloss. Ini tidak terlalu buruk, pikirku. Aku mengambil sebuah tas kecil yang kutemukan di rak kecil dibawah lemari. Aku mengisinya dengan dompetku yang mungkin sudah kosong, bedak, lipgloss, parfum, sisir, ikat rambut, permen coklat dan cemilan, IPod dan ponselku.

Aku segera keluar dari kamar dan menyadari kalau dilantai atas ini sudah tidak ada orang lagi. Aku segera turun kelantai bawah. High heels-ku membuat ketukan. Sekarang semuanya melihat ke arahku.

"I told you! She's will be different!"ucap Bree.

"Am i looked weird?"tanyaku.

"No. You adorable!!!"jawab Alizzi sambil menggandeng tanganku turun dari sisa anak tangga.

Aku melihat semua orang yang ada di hadapanku. Mereka berpakaian just simple, maksudku seperti mereka bisa berpiknik dan jalan jalan ke mall dengan baju itu. Sedangkan perpaduan bajuku mungkin seperti agen FBI yang mudah dibodohi dan sedang menyelidiki cold case.

"Kau tidak terlihat aneh!!! Aku suka caramu memadukan pakaianmu!"ucap Anna seolah tau apa yang aku pikirkan.

"Kau lebih terlihat seperti Mundane!"ucap Camaie. Mundane langsung menoleh. "Mundane yang diperankan Jemima West di film The Mortal Instruments City Of Bones." Camaie langsung mengoreksi perkataannya sendiri.

"Kau sembarangan bicara, Camaie!"jawab Mundane.

Memang benar perkataan Camaie. Lagipula sejak kapan Mundane dipanggil seperti itu?, pikirku.

"Apa yang kau pikirkan, Wiskey?"tanya Mundane.

"Nothing!!!"jawabku santai.

"Jadi mana sepatunya yang lain?"tanya Bree.

"Terlalu susah untuk dibawa."jawabku.

"Semua siap?"tanya Luke.

"Kita mau kemana?"tanyaku.
"New york."jawab Luke.

"New york? Aku bahkan belum mengemasi barangku!"ucapku.

"Kita sudah punya rumah dengan perabotan yang lengkap seperti rumah ini. Jadi kau hanya perlu bawa beberapa barang saja."jelas Luke.

"Aku akan mengambil novel!"ucapku.

"Kita beli di perjalanan."jawab Luke.

"Kita pindah?"tanya Gerard.

"Tidak berlibur!"jawab Luke.

Semua yang tau akan hal ini hanya berjalan keluar dan memasuki 2 mobil yang berbeda yang ada. Mobil Luke. Dan Alba. Aku pilih Alba.

"Yang benar saja kita baru naik pesawat penerbangan 13 jam dan pergi ke New York? This is insane!"rutukku.

"Percaya saja ini bakalan menjadi liburan terhebat yang pernah kau dapatkan!"jawab Mundane yang ada disebelahku.

"Really?"

"Sure."

################

17 Maret 2015

By:Jode JT Thompson

###############

Wine (SOHL #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang