Chapter Sixty Three

50 3 0
                                    

KEESOKAN HARINYA

Aku menarik nafas dalam dalam. Rasanya susah sekali bernafas. Ya tuhan!!! Aku akan menikah sekarang. Diumurku yang 5 bulan lagi 16 tahun.

"Tenang!"ucap Mundane yang menata rambutku.

"Aku tidak bisa. Rasanya tidak bisa bernafas sama sekali."jawabku.

"Waktu aku menikah bukannya kamu yang bilang aku supaya tenang?" Mundane mengejekku.

"Kau hampir 29 tahun. Aku? Butuh 5 bulan lagi baru umurku 16 tahun."balasku.

"Sudah tenang saja!!!"ucap Alizzi yang datang dan membawa buket bungaku.

Aku menggigit jariku. Dan melihat cincin itu. Entah kenapa aku rileks sendiri.

"Begitu."ucap Mundane.

"Tenang, tidak banyak orang yang datang! Hanya keluarga dan teman dekat."ucap Alizzi.

"Dan Dennis."lanjut Bree.

"Dennis-mu?"tanyaku. Bree mengangguk senang.

"Kau harus mengenalkannya padaku."ucap ku.

"Fine."jawab Bree sambil keluar dan duduk di tempatnya.

"Wiskey!!!"panggil si Kembar merah.

"Ini waktunya?"tanyaku lemah. Elsa mengangguk.

Aku melihat cincin itu. Tenangkanlah dirimu, Madeline Hatra Diggory. Diggory? Astaga!!!

"Hey... Melamun dia!!!"ucap Mundane.

Aku berjalan keluar. Mundane dan Alizzi segera ke tempatnya. Aku melihat bajuku ini. Tidak mewah, mahal, tapi bagus juga. Si kembar merah memakai baju bewarna merah dengan model yang sama.

Sementara bajuku bewarna putih, tidak terlalu mengembang, modelnya bagus, dan sepatu yang tinggi sekali. Aku berjalan di altar. Yang tempatnya di halaman rumah Luke.

Aku melihat Dennis yang tersenyum lurus padaku. Aku membalas senyumannya.

Sesampainya di altar aku hanya melihat Dennis sampai tidak dengar apa yang di bilang oleh pendeta.

Si pendeta melihatiku. Dennis tertawa kecil. "Bacakan lagi untuknya." Dennis menyuruh si pendeta. Si pendeta hanya menggeleng sambil membacakan sesuatu entah apa namanya.

"Maukah kau, Madeline Hatra Chaseson menerima Denver Dawson Diggory sebagai suamimu dalam suka, duka seumur hidupmu?"

"Ya."

"Kau bisa mencium pengantinmu."ucap si Pendeta.

Aku melihat Dennis. Dennis tersenyum dan memeluk pinggangku. Lalu menciumku pelan...

Ya Ampun!!!
Tidak pernah kami seperti ini. Entah berapa lama. Tapi si pendeta menghentikan Dennis dengan suara Ehem.

Aku hanya melihat Dennis yang tidak tahan dengan nafsunya. Dan besok kurasa aku tidak akan bisa berjalan dengan baik seperti sekarang.

****************

Dennis menyanyikan lagu untukku. Westlife - My Love. Selanjutnya ucapan selama untuk kami. Pernikahan kami dilanjutkan dengan resepsi. Luke memang tau seleraku.

"Wiskey!!!"panggil Bree.

Aku melihat seorang anak laki laki seumuran Bree didepanku. "Dennis?"tanyaku.

"Ya."jawabnya. "Sebenarnya namaku Daniel Tanner Greyson. Tapi Bree panggil aku Dennis."jelasnya.

"Aku panggil kamu apa kalau gitu?"tanyaku.

"Kalau mau panggil Dennis boleh. Tapi kalau ada suamimu panggil aja Danny. Biar nggak bingung."

"Ok."jawab Dennis yang tiba tiba ada disebelahku.

"Kalau tidak lancang. Sepertinya umurmu lebih muda dariku. Atau mungkin aku yang tua."

"Aku masih 15. Tapi 5 bulan lagi aku 16 tahun."ucapku.

"Wow... Kau hamil?" Danny keceplosan dan langsung menutup mulutnya.

Dennis tertawa. "Tidak. Kalaupun dia hamil. Aku juga akan menikahinya. Karena aku yang menghamilinya." Dennis membuatnya makin rumit.

"Maksudnya?" Seorang wanita berambut pirang dan bergaun biru itu sepertinya kukenal.

"Cindy?"tanyaku.

"Ya. Akhirnya kulihat juga kalian menikah."jawab Cindy yang sedang membawa sirup di tangan kirinya.

"Dimana Lohan?"tanya Dennis.

"Berbicara dengan Geg."jawab Mundane.

"Kalian saling kenal?"tanyaku.

"Ya. Kami mau memberitahunya 3 bulan lalu. Tapi hatimu sedang buruk jadi kami menundanya. Dan dia juga akan tinggal dengan kita disini!"ucap Mundane.

"Ya?"

Kulihat Cindy hanya mengangguk. Aku bingung. Pekerjaan macam apa yang Luke lakukan hingga bisa memberi makan orang banyak seperti ini.

"Kau melamun, darling!!" Dennis mencium bibirku.

"Owh.."ucap Danny.

Aku hanya menunduk. "Biasa pengantin muda!"ucap Dennis pada Danny.

Aku hanya memukul pelan lengannya. Dan dia memelukku. Malam itu berakhir indah. Ya... kami melakukannya sebagai suami istri yang sah...

###############

15 April 2015

By : Jode J.T Thompson

From author:

Tinggal beberapa chapter lagi ini finish... Nggak sabar rasanya....

#################

Wine (SOHL #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang