11 : Kindness

1.9K 304 75
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

Draco tersenyum puas, ia menatap pada snitch yang ada di tangannya, kemudian ia menggenggamnya erat, matanya terarah pada tribun, ia mengedarkan pandangan mencari seseorang, namun nihil, seseorang yang ia cari tidak ada.

"Draco, kau mencari siapa?"

Seorang gadis tiba-tiba saja berdiri di sampingnya dan mengikuti arah tatapan Draco, Draco melirik gadis itu dan tersenyum hambar.

Kapan sih Parkinson ini bisa berhenti mempedulikanku?

Batin kecil Draco berteriak, ia memang pernah memiliki hubungan khusus dengan Pansy, tetapi itu dulu dan sejak sesuatu terjadi di antara mereka, ia sudah tidak lagi memiliki perasaan itu.

Ia tahu bahwa Pansy hanya sekadar peduli, gadis ini juga tidak berharap apapun lagi, tapi tetap saja, ini sedikit meresahkan, sebab Pansy rasanya terlalu memperhatikan dirinya.

"Aku hanya ingin melihat bagaimana ekspresi Professor Snape," bohong Draco tersenyum kaku.

Pansy tertawa geli, "Oh benar juga! Aku sangat ingin rasanya melihat dia menyesal telah membuang asrama kita," balas Pansy.

Draco tersenyum kecut, ia tidak mengharapkan respon seperti ini, ia kesal pada Severus sekarang, namun ia tetap segan dan menghormati lelaki itu. Respon Pansy cukup mengecewakan bagi Draco.

Bagaimana bisa Pansy menghina Severus, padahal dulu ia sangat memuja pria itu?

Ah, kalau kau tahu keadaanku sekarang, kau pasti akan menghinaku, Pans.

Draco berpikir dan ia tersenyum kecut, siapapun pasti akan menghinanya, itu pasti.

"Ayo ke great hall, semuanya sedang berpesta merayakan kemenangan kita!" ajak Pansy.

Draco menggeleng, "Pergilah, aku tidak mau makan bersama anak-anak bermuka dua," tolak Draco tegas sambil berjalan melewati Pansy.

"Draco! Kau adalah prefect!"

Dapat Draco dengar teriakan Pansy di belakangnya, namun ia tetap berjalan lurus dan mengabaikan ucapan Pansy. Ia benar-benar muak dengan asramanya, ini kali pertama ia merasakan bahwa ia sangat benci berada di Slytherin.

Ah tidak, asrama itu tidak buruk, yang buruk adalah sikap teman-temannya, bagaimana bisa mereka merubah sikap dengan begitu mudahnya? Kemarin saja mereka menghina Draco dan kini ketika Draco sudah berhasil memperoleh kemenangan pada pertandingan Quidditch, mereka semua langsung mengagungkan Draco seperti dahulu.

"Aku sekarang tidak semudah itu luluh dan percaya, hinaan kalian itu selamanya akan kuingat dan aku tidak akan pernah bisa bersikap sama seperti dahulu lagi," desis Draco sambil mengepalkan tangannya.

Ia terus berjalan di lorong ini, mengucapkan umpatan-umpatan kesal atas perlakuan semua orang. Rasanya ia masih sangat kesal.

Hingga kemudian seseorang menarik Draco dan membuat pemuda ini sangat terkejut, sekarang tiba-tiba saja ia berada di dalam sebuah jubah dan ketika menunduk, ia dapat melihat seorang gadis tersenyum simpul padanya.

Moon [Draco Malfoy × Luna Lovegood]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang