29 : Ravenclaw

1.3K 172 5
                                    

*

Beberapa hari kemudian

Hogwarts

Kehadiran seseorang seakan pelita yang memberikan cahaya di gelapnya tempat ini, semua bersorak senang melihat kembali hadirnya sosok Harry Potter yang menghilang berbulan-bulan. Luna tersenyum senang dan mengenggam jemari Ginny yang gemetar, perempuan muda itu sepertinya sangat tidak menduga bahwa ia akan dapat bertemy pemuda yang ia cintai hari ini.

”Ada sesuatu yang harus kami temukan,” ujar Harry menarik perhatian semua orang.

”Sesuatu— sesuatu yang akan membantu kita menyingkirkan Kau-Tahu-Siapa. Ada di sini di Hogwarts, tapi kami tak tahu dimana. Mungkin kepunyaan Ravenclaw. Apakah ada yang pernah mendengar benda semacam itu? Misalnya, apa ada yang pernah melihat sesuatu dengan elang Ravenclaw padanya?”

Ia menatap berharap pada sekelompok kecil Ravenclaw, pada Padma, Michael, Terry, dan Cho, tapi kemudian justru Luna yang menjawab, ia bangkit dari posisinya yang bertengger di lengan kursi Ginny.

Well, ada diademnya yang hilang. Aku pernah menceritakan soal ayahku yang berusaha meniru diadem itu," ujar Luna.

“Yeah, tapi diadem yang hilang itu...” sahut Michael Corner memutar matanya, “sudah hilang, Luna. Itu masalahnya.”

“Kapan hilangnya?” tanya Harry.

“Kata mereka sih berabad-abad lalu,” sahut Cho, “Profesor Flitwick bilang, diadem itu lenyap bersamaan dengan Ravenclaw sendiri. Orang-orang sudah mencari, tapi..." Cho memandang rekan-rekan Ravenclawnya mencari dukungan, “tak seorangpun yang pernah menemukan bahkan jejaknya, benar kan?” Teman-temannya menggeleng.

“Maaf sebelumnya, diadem itu apa?” tanya Ron terlihat bingung.

”Semacam mahkota,” sahut Terry Boot, "Ravenclaw seharusnya memiliki benda sihir, meningkatkan kebijaksanaan si pemakai.”

Luna kembali angkat bicara, ”Ya, pipa Wrackspurt ayahku—” Tapi Harry memotong percakapan Luna.  “Dan tak ada dari kalian yang pernah melihat sesuatu yang mirip dengan itu?” Anak-anak Ravenclaw itu menggeleng lagi.

Harry memandang Ron dan Hermione,
kekecewaannya tercermin pada wajah mereka juga.

Cho kemudian berbicara lagi. “Kalau kau mau lihat seperti apa diadem itu, aku bisa membawamu ke Ruang Rekreasi kami dan memperlihatkannya padamu, Harry? Patung Ravenclaw memakainya.”

Harry terlihat menahan rasa sakit beberapa detik, sepertinya bekas lukanya bereaksi lagi, ia kemudian berkata dengan lirih, "Aku dan Cho akan pergi dan melihat patung itu, paling tidak melihat diadem itu seperti apa. Tunggu di sini dan jaga diri kalian baik-baik.”

Cho mengangguk sudah hendak berdiri, tapi Ginny menyahut galak, “Tidak, mending Luna yang pergi dengan Harry, iya 'kan, Luna? Luna juga Ravenclaw!”

Luna merasakan gelagat penuh emosi dari sahabatnya itu, ia langsung mengangguk. “Ooh, iya, aku mau,” sahut Luna dan membuat Cho duduk kembali, terlihat agak kecewa.

"Ah boleh juga," ujar Harry tersenyum meringis, "Luna juga membawa barang yang sepertinya akan kuperlukan."

“Bagaimana kami keluar?” tanya Harry pada Neville.

”Sebelah sini.”

Ia memimpin Harry dan Luna ke sebuah sudut, di mana sebuah lemari kecil membuka ke sebuah tangga.

”Keluarnya berbeda-beda setiap hari, jadi mereka tidak dapat menemukan kamar ini,” ujarnya. "Masalahnya, kita juga tak tahu keluarnya di mana. Hati-hati Harry, penjaga hogwarts sinting itu berpatroli di koridor malam-malam.”

Moon [Draco Malfoy × Luna Lovegood]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang