bromo?

21.3K 1.8K 4
                                    


#AuthorPOV

Aku melangkah ke arah papan mading, wajahku pasti terlihat kecut dan ditekuk. Aku melipat kedua tangan mungilku didepan dada. Bergumam tidak jelas, pagi ini mood ku hancur karna ice cream kesukaan ku direbut oleh Thany adik kecilku.

Sebal, ice cream satu-satunya dalam kulas. Argh Thany. Aku ingin ice cream.

Yha, aku jadi kayak anak kecil. Masa bodo lah. Aku pingin ice cream. Hua...

Dengan berat hati aku menahan untuk merengek meminta ice cream. Kenapa di kantin gak ada yang jual ice cream sih! Sebel.
Masa aku harus jauh-jauh ke supermarket sih?

Aku menatap malas papan mading, karna hanya aku sepertinya yang belum melihat kelompok dan BIS saat pergi ke bromo lusa.

Ya, lusa aku dan angkatan kelas 10 dan 11 akan pergi ke Bromo. Berlibur selama 4 hari.

Berlibur? Ah ya bisa dibilang seperti itu.

Mataku mencari-cari nama Prilly Lanabie, mana sih namaku?!
Sepertinya aku hari ini banyak marah-marah karena pengaruh dari ice cream ku yang direbut oleh Thany.

Dasar balita manja! Ice cream ku.
Sudahlah prilly, bersikap lah layaknya anak 16 tahun! Tahun ini kau akan menginjak 16 tahun.

Aku menangkap namaku di barisan paling bawah.

Kelompok 96 :

Keiza Anastasia (10B)
Medeline Angeline ( 10B )
Rudi Setiawan ( 11 IPS 3 )
Dimas Anggara (11 IPA 2)
Zefanya Rahyu Putri (11 IPS 3)
Michelle Ziudith W (10A)
Ali Zeefand (11 IPA 2 )
Prilly Lanabie (10A)

Aku menangkap namaku yang tertera paling bawah, dan tunggu!! Aku membaca ulang daftar nama kelompokku...

Ali Zeefand

WHAAAAAT?

Omg, yang benar? Aku sekelompok sama kak Ali? Seriusan? Demi... Oh aku sangat senang. Aku ingin teriak rasanyaa...

aku berlari ke arah kelas, ingin memberi tau semua kabar baik ini ke sahabatku, michelle.

***

#AliPOV

mendapat kabar bahwa Fanya sekolah disekolahan ku, membuat aku menjadi muak seketika. Buat apa coba fanya sekolah di sekolahan ku?

Untuk menjaga ku lagi? Ada apasih sebenarnya dengan Ayah?
Apa salahku? Sampai ia mengirim gadis aneh seperti fanya untukku.

Argh, semua gadis sama saja. Merepotkan! Fanya pasti akan selalu menyuruh ini itu. Dan dia akan menyebarkan gosip yang busuk.

Sial.

Ku tendang kaleng soft drink didepan ku dengan kesal.

"ADUUUUH!" Teriak seseorang, aku menengok, mendapati gadis mungil yang kurindukan berdiri di depan kelasnya.

Apa rindu? Oh YaTuhan. Bicara apa aku?

Aku mendekat, melihat nya sedang menutup mata mengusap-ngusap jidatnya yang memerah karena kaleng soft drinks yang ku tendang tadi.

Aku mengambil tangan mungilnya perlahan, lalu ku genggam erat.
Aku melihat tiba-tiba terdiam.
Aku menarik pipinya, lalu mencium jidatnya yang memerah.

Cup

Blushh...

Aku melihat ada semburan merah di pipinya yang gembul, aku melepas tanganya dari genggaman ku, lalu berjalan melewati prilly.

Ya Tuhan, sebenarnya aku tak tahu apa yang ku lakukan. Aku hanya mengikuti kata hatiku, bahwa aku mulai merasa... nyaman dengan sosok Prilly. Gadis mungil itu, dia yang pertama.

***

Hari ini, tepat dimana aku dan anak-anak kelas 10 dan 11 akan pergi ke Bromo. Sebenarnya aku tak mau ikut, tapi Ayah memaksa ku, begitu pun juga Fanya yang merengek seperti bayi. Cih

Aku memasuki bis dengan tatapan datar seperti biasa, memandang gadis-gadis yang melihat ku kecewa, ya iya.

Mereka melihat fanya bergelayut manja di tanganku, risih memang. Sangat. Tapi aku berusaha tak kasar dengan fanya yang sudah banyak membantu Mengurus uang bunda.

"Ali sayaaaang, kita duduk di pojok belakang yaa?" Fanya mulai memainkan drama nya yg menjijikan. Aku diam tanpa ekspresi. "Eh kak ali..." Aku mendengar suara seorang perempuan, aku menatap Michelle dan Prilly gadis mungil itu berdiri didepan ku dengan wajah lesu, matanya memancarkan kesedihan, ada apa?

"Eh ya," jawab ku cepat.
"Ehh haii, lo ade kelas ya?" Sapa fanya ramah. "Iya kak, saya Michelle dan ini Prilly" ucap Michelle pada fanya, drama apalag ini.

"Michelle, aku tiba-tiba ngantuk nih.. Aku duluan ya ke belakang." Ucap prilly, wajahnya sendu.. Membuat ku seperti sedih melihatnya tak menatap ku bahkan menyapa ku dengan ceria seperti biasa.

"Permisi" ucapnya datar, lalu berlalu begitu saja

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang