Almost..

25.6K 1.8K 6
                                    


#AuthorPOV

Ali menyenderkan tubuh kekarnya di tembok uks, ia menatap prilly lekat, tangannya ia masukan ke dalam kantong celana sekolahnya.

Setelah kejadian prilly teriak tadi, ali menatapnya tajam dengan manik mata menusuk. Hingga membuat prilly sadar, Hatinya.. jiwanya, dan raganya terasa terbang. Terasa terbang ke dalam alam mimpi yang begitu Indah.

Hatinya berbunga-bunga. Entah kenapa, rasanya begitu senang melihat lelaki didepannya berada di uks hanya berdua dengannya.

Ali melangkah mendekat ke kasur prilly, lalu menatap prilly sekilas, ia mengambil sapu tangan di sakunya, memberi sapu tangan coklat itu ke arah Prilly.

Prilly tersenyum kikuk, hatinya tak berhenti bergetar sedari tadi. Hatinya terasa berbunga-bunga. Apa ini yang namanya cinta??

Krekk..

"PRILLY!" Suara itu membuat prilly dan ali menengok seketika.

"Icheelle!!!" Teriak prilly parau, michelle belari ke ranjang dan memeluk tubuh prilly erat.

"Lo gak papa kan? Hiks.. Hiks.. Gue takut lo kenapa-napa." Isak michelle. Prilly tersenyum manis. Membuat Seketika Dimas terpanah.

Apalagi dengan Ali? Ali yang dari tadi hanya menatap dimas, matanya tak sengaja melihat prilly tersenyum manis sambil menghapus air mata gadis didepannya, Michelle.

"Stt, ichell.. Aku gak papa, kamu gak papa kan? Tadi aku liat kamu mau jatoh di deket bangku penonton.. Makanya aku lari cepet-cepet."

Ali seketika terdiam, memikirkan, bagaimana bisa, seorang Yang terlihat manja seperti Prilly masih memerdulikan sosok sahabatnya.

Di sekolah ini, baru ia temukan gadis seperti Prilly, gadis ini beda.
Dimas tersenyum, lalu menepuk bahu ali.

"Jatuh cinta yaaaa?" Tanya Dimas jahil, seketika senyumnya melebar. Ali menatap Dimas datar. Sedangkan prilly dan michelle seketika menengok.

Mata Prilly dan ali bertemu. Membuat hati prilly kembali tak karuan. "Ohh ini toh sahabat nya cewek berisik disebelah gue?" Sindir Dimas pada michelle.

Membuat michelle memayunkan bibirnya. "Enak aja lo!" Ucap michelle sambil menampar pelan pipi dimas.

"Oh gue di tampar! Li bales dong! Sahabat lo yang paling cool ini ditampar men!" Sahut Dimas dramatis.

Seketika prilly tertawa, lekukan lesung di bawah matanya terlihat sangat dalam. Ia tertawa lucu, membuat yang melihatnya ingin mencubit pipi gembulnya.

Ali terdiam, matanya tak lepas dari wajah gadis di depannya, Prilly Lanabie. Gadis aneh, dan berisik menurutnya.

"Hahaha, kalian lucu banget," lirih prilly lalu tersenyum manis.

"Weh gila, senyumnya mematikan!" Lirih Dimas, lalu menepuk bahu ali yang masih datar-datar saja.

"Udah?" Ali berdeham, lalu menatap wajah prilly lagi.

"Gue balik duluan, maaf atas bola tadi." Lirihnya singkat, padat, dan jelas.

Prilly tersenyum kikuk, lalu mengangguk. Ali menarik dimas keluar, lalu langkahnya terhenti saat prilly memanggil namanya.

"Kak Ali," panggilnya.

Ali membalikan sedikit wajahnya, lalu lagi-lagi menatap bola mata Hazel milik Prilly.

"Makasi, udah bawa aku dan nemenin disini." Lirihnya, lalu tersenyum.

Dimas tertawa tidak jelas, lalu melangkah pergi bersama ali.
Michelle yang menatap dimas keluar langsung memasang wajah cemberut.

Rainbow LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang